Mohon tunggu...
Afdaliyah Muslim
Afdaliyah Muslim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Melestarikan Warisan Leluhur Melalui Pertunjukkan Seni Bantengan dan Kuda Lumping

20 Januari 2025   21:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   20:56 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto talent melakukan ritual. Sumber: Koleksi pribadi

Poncokusumo, Kabupaten Malang -- Minggu, 22 Desember 2024 Desa Karanganyar tepatnya di Dusun Krajan 2 mengadakan kegiatan seni dan budaya berupa pertunjukan bantengan yang dibarengi dengan penampilan kuda lumping. Seni pertunjukan ini merupakan seni pertunjukan tradisional dari Jawa Timur khususnya daerah Kabupaten Malang, yang selain menjadi sarana hiburan, juga menjadi sarana sosial dan spiritual. Sementara Bantengan adalah pertunjukan yang menampilkan topeng banteng dan tarian yang energik, Kuda Lumping, yang juga disebut Kuda Kepang, adalah tarian di mana para penari "menunggangi" kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Kedua pertunjukan ini diiringi musik gamelang, gong, kendang dan suling sehingga menciptakan suasana mistik dan penuh energi.

Kegiatan ini dimulai dari jam 15.00-17.30 kemudian dilanjutkan jam 20.00-03.00 dini hari, komunitas Arkas menjadi talent yang memerankan pertujukan bantengan dan kuda lumping di desa karanganyar. Kegiatan ini dirayakan dengan antusiasme tinggi dari warga, bahkan hujan yang turun ketika pertunjukkan berlangsung tidak menyurutkan antusiasme warga menonton pertunjukkan yang disajikan oleh komunitas tersebut.

Menurut Rahmawati dan Putranta (2020), kuda lumping diyakini berakar dari tradisi pertunjukan Jawa, yang pertama kali digunakan sebagai ritual pembersihan desa dan untuk mengusir roh jahat. (Puranta & Rahmawati, 2020). Masyarakat menganggap tarian ini memiliki kemampuan magis yang dapat membuat mereka tetap aman. Sebaliknya, Bantengan juga berakar dari adat dan upacara pertanian, di mana pertunjukan sering diadakan untuk menghormati hasil panen dan memohon berkah (Ibda & Nasution, 2020).

Bantengan, dengan topeng bantengnya yang khas, adalah simbol kekuatan dan keberanian. Biasanya di seluruh daerah poncokusumo kegiatan ini diadakan pada sabtu malam agar tidak mengganggu waktu sekolah anak-anak tapi berhubung saat ini adalah waktu libur maka beberapa pihak yang terkait mengizinkan untuk mengadakan kegiatan ini pada minggu malam.  Dari keterangan yang disampaikan oleh salah satu warga yang mengatakan bahwa di desa karanganyar ini tidak ada waktu khusus untuk pengadaan kegiatan bantengan ini, semuanya tergantung dari keinginan atau kesepakatan dari warga setempat untuk mengadakannya. Jika mereka ingin, mereka akan mengumpulkan semacam iuran kemudian menyerahkannya kepada panitia yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan kegiatan bantengan.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun