Mohon tunggu...
Afda Dilsha
Afda Dilsha Mohon Tunggu... Editor - :)

Jangan pernah kamu anggap saya begitu baik, sehingga melupakan bahwa ada sisi buruk setiap manusia. Jangan sampai dihari berikutnya kamu melihat ku yang tidak sesuai lagi dengan ekspektasi baik mu itu sehingga kamu kecewa bahkan mencaci maki ku.

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Pemulihan Pembangunan Ekonomi Daerah SULTRA di Masa Pandemi Covid-19

12 Januari 2021   08:03 Diperbarui: 12 Januari 2021   12:52 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 secara global telah ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada bulan Maret 2020. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat penyebaran dan keparahan dari virus ini. Covid-19 merujuk pada penyakit yang menyebar ke banyak orang dalam waktu yang bersamaan, jumlah penyebaran Covid-19 sendiri bertambah signifikan dan berkelanjutan secara global.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan bahwa terjadinya pandemi Covid-19 menyebabkan pertumbuhan ekonomi daerah mengalami pelambatan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad : 2010).

Di masa pandemi Covid-19 salah satu strategi pemerintah daerah dalam memulihkan pembangunan ekonomi daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah mendorong potensi ekspor daerah. Dimana Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan bekerja sama dengan kementrian, pemerintah daerah, dan para pelaku UMKM dalam memajukan potensi ekspor daerah secara terus-menerus.

Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan, Parjiya menuturkan bahwa Bea Cukai menjadi upaya dalam mendorong ekspor menjadi program yang harus digalakkan, khususnya di Sulawesi Tenggara. Ujarnya, Jakarta, Rabu (16/12/2020).

Adapun yang memiliki potensi untuk di ekspor keluar negeri menurut Teten Masduki (Menkop UKM) adalah produk yang berbasis pada bahan baku lokal kacang mete, cokelat dan anyaman dari rotan hitam. Kata dia saat mengunjungi Dekranasda Sultra, di Kendari.

Menurutnya, banyak produk-produk unggul yang diciptakan oleh para pelaku UMKM di Sulawesi Tenggara yeng mempunyai nilai Ekonomi yang tinggi.

"Saya baru tahu ternyata di Sulawesi Tenggara ini produk UMKM banyak yang unggul. Di Dekranasda ini selain ada kain tenun, saya lihat kualitas-nya bagus, cantik desain-nya dan juga ada kerajinan perhiasan berbahan baku perak," ujarnya.

Sumber : Antara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun