Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... profesional -

Fasilitator yang sehari-hari mengajar. Investor kecil-kecilan yang setiap saat melihat peluang investasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membalikkan Keadaan dengan Persetujuan

27 Februari 2015   16:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sepasang kekasih telah berpacaran selama 2 tahun. Sepanjang 2 tahun itu , Rama, sang pria sama sekali belum pernah mengatakan “I love you” kepada Sinta pacarnya. Sinta yang menggilai film-film India romantis dimana para lelakinya sering menghujani kata-kata I love you, membuatnya sedikit cemburu. “Mungkin Rama tidak benar-benar mencintaiku,” lintas pikiran Sinta.

Saat bertemu dengan Rama di rumahnya, ia memutuskan untuk mengkonfrontasikannya.

“Huh, kamu nggak pernah bilang I love you,” ucap Sinta merengut. “Apa kamu benar-benar cinta padaku?”

Rama terkejut. Tak lama kemudian menjawab

“Saya setuju, aku tidak pernah mengatakan I love you, dan disini, ini semua caraku mendemonstrasikan cintaku padamu,” ucapnya sungguh-sungguh sambil menunjukkan Lasagna hasil masakannya. “Dua minggu akuberlatih membuat masakan yang kamu suka ini. Ini adalah lazagnake tiga puluh.”

Sinta tak bisa berkata apa-apa selain tahu bahwa Rama memang sedang mengatakan “I Love you”dengan ‘caranya’ yang meluruhkan hati Sinta.

Bagaimana Rama membalikkan situasi?

Dengan menyetujui!Rama tidak membantah atau menjelaskan bahwa itu pikiran yang salah. Tentunya itu akan membuat Sinta semakin kesal karena ‘dituduh’ berpikiran sempit.

Teknik ini disebut sebagai “membalikkan keadaan dengan persetujuan”. Mirip seperti jurus taichi yang dengan lembut menepis serangan lawan dan membalikkannya. Teknik ini sederhana dan perlu rasanya menjadi koleksi keahlian kita dalam berkomunikasi sehari-hari.

Pertama. Setujui. Saat seseorang membuat sebuah pernyataan, umumnya ada kandungankebenaran didalamnya. Kebenaran itu bukanlah kebenaran yang utuh karena itu perlu dibalikkan. Persetujuan adalah bentuk penghargaan atas pendirian, pendapat dan perasaan seseorang. Persetujuan membuat seseorang merasa aman. Saat itu terjadi,ia lebih bisa menerima apa-apa yang akan kita katakan selanjutnya.

Kedua. Katakan “dan”. Dalam seni “hipnosis’ kata “dan” adalah salah satu pembendaharaan kata-kata ajaib seperti halnya dengan kata “tapi”. Bila kata “tapi”menganulir, kata “dan”berfungsi melanjutkan, memasukkan dan menguatkan pesan selanjutnya. Bila sebelumnya Anda mengatakan sesuatu yang dapat diterima seseorang, maka setelah “dan” tak ada yang perlu ditolak oleh orang tersebut.

Ketiga, berikan perspektif baru. Sampaikan kebenarannya, atau apapun yang anda butuh sampaikan untuk menyeimbangkan keadaan.

Mari kita latih lagi dengan sebuah contoh berikut

Seorang konsumen tertarik pada perhiasan yang anda tawarkan. Harganya cukup mahal sehingga konsumen mengeluhkan.

“Saya suka kalung ini tapi kok harganya mahal, turunkan sedikit lah, mbak!”

Tidak perlu membela diri, cukup benarkan pendapatnya, lalu berikan perspektif baru.

“Saya setuju harganya sedikit mahal dan itu artinya Anda akan mendapatkan kualitas yang lebih baik.”

--------------------------

Achmad Fauzi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun