Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... profesional -

Fasilitator yang sehari-hari mengajar. Investor kecil-kecilan yang setiap saat melihat peluang investasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berhenti Merokok dan Bebas Insomnia

2 Oktober 2012   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:23 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Beberapa hari lalu aku menerima telepon dari sepupuku. Rupa-rupanya ia ingin melaporkan bahwa sudah sebulan ini ia bebas dari rokok. Ia takjub karena terapi yang saya lakukan kepadanya bisa mempengaruhi perilaku merokoknya. Ia sudah setahun ini berjuang untuk berhenti tapi tidak berhasil. Kebiasaannya merokok rupanya sudah akut. Ia dapat menghabiskan 3 pak atau 36 batang rokok dalam sehari. Karena banyaknya rokok yang ia hisap tiap harinya, sepupuku itu biasanya menyediakan stok satu kotak besar rokok di rumahnya. Tentu saja tiap bulannya ia cukup dipusingkan karena harus menyisihkan uang untuk jajan rokoknya tersebut. Ia sadar bahwa kalau tidak sekarang tentu nanti perilaku merokoknya tersebut akan berakibat fatal terhadap tubuhnya. Ia juga mengeluhkan kalau ia hanya bisa tidur satu jam setiap harinya. Saya yang mendengar penuturannya tersebut tentu juga melihat potensi bahaya pada kesehatannya.

Sejujurnya saya bukan perokok sehingga kurang tahu juga berapa batang sih normalnya perokok itu dapat menghabiskan rokok tiap harinya. Bagaimanapun sebagai orang awam, 36 batang itu abnormal bagi saya. Itu cukup membuat ragu apakah dalam satu sesi ia bisa bebas dari rokok.

Dalam berbagai literatur mengenai penanganan perilaku merokok terdapat berbagai cara. Salah satu cara yang tercepat adalah hipnoterapi. Dalam hipnoterapi itu sendiri ada berbagai pendekatan yang dilakukan. Ada yang berbasis manajemen pengurangan bertahap; berbasis sugesti untuk berhenti, dan ada yang berbasis kognitif perilaku.

Awalnya saya ingin membuat perubahan bertahap tapi disebabkan waktu terbatas hingga harus menentukan pilihan lain yang sesuai. Terapi yang saya rasa tepat adalah pendekatan conditioning dari Behavioral Therapy disertai dengan rekonstruksi kognisi yang merupakan pendekatan Cognitive Therapy .

Terapi cognitive-behavioral hypnotherapy hanya berlangsung kurang lebih setengah jam. Seusai terapi saya uji coba dengan memberikan rokok dan dia menolaknya. Saya memberikan pantangan buat dia: Pertama, tidak boleh menaruh benda-benda yang terkait dengan rokok di tempat yang terlihat di rumahnya. Jikapun ia kemudian merokok dan memakai asbak maka asbak itu harus tetap bersih dan tidak boleh terlihat kotor oleh abu rokok. Letakkan di tempat yang tersembunyi. Kedua, ia tidak boleh memberikan sisa rokok yang ia punya kepada orang lain. jika punya sisa buang saja.

Tiga (3) hari kemudian saya cek lagi dengan menanyakannya via sms, sepupu saya tersebut masih konsisten dengan perubahannya hingga akhirnya beberapa hari lalu ia menelepon saya untuk memberi tahu selama sebulan penuh ia tidak menyentuh rokok dan bahkan ia terbebas dari insomnia sehingga bisa tidur pulas.

Ia bertanya apa yang membuat dia berhasil berhenti merokok. Saya jawab itu lebih karena tekadnya "Kamu ingin, kamu melakukan dan kamu bisa". Basis dari keberhasilan terapi adalah kesedian dan kemauan untuk berubah. Metoda adalah teknik yang digunakan dan terbukti berhasil dalam berbagai kasus yang sama.

Satu orang telah berhasil menyehatkan diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya dengan berhenti merokok. Bagaimana dengan Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun