Potensi daerah dalam penanganan kemiskinan adalah sangat besar. Masyarakat Indonesia notabennya sudah berpindah dari penghasil pekerjaan menjadi pencari kerja. Tingkat pendidikan yang terus meningkat membuat fokus manusia Indonesia bukan lagi penghasil sebuah karya atau pekerjaan melainkan sebagai pencari kerja. Hal ini juga didukung dengan kualifikasi lapangan pekerjaan yang membutuhkan pekerja yang kualifikasinya tinggi.
Pada masa lalu pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi penyumbang terbesar bagi penerimaan tenaga kerja khususnya bagi tenaga kerja yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Lama kelamaan sikap dan pola pikir berubah dengan didorong oleh orang tua dan keinginan anak maka anak petani, pekebun dan nelayan sudah tidak mau lagi menjadi apa yang dilakukan ayahnya. Mereka lebih suka kerja dikantoran hal ini di akibatkan melihat pengalaman orang tua mereka yang tidak ada kemajuan sebagai petani, pekebun dan nelayan.
Para petani, pekebun dan nelayan tradisional tidak mendapatkan kenyamanan atas profesinya padahal profesi tersebut mampu membawa orang lain bergabung dalam pekerjaan mereka. Lihat saja dengan keadaan sekarang dimana harga pupuk terus naik dan langka, bibit-bibit susah didapat, solar sebagai bahan bakar kapal nelayan mahal dan susah didapat karena meereka tinggal didaerah-daerah pesisisr belum lagi kondisi iklim dan cuaca yang kadang tidak menguntungkan mereka.
Kita harus mengukur masih banyak penduduk ini yang berpendidikan rendah dan ketika mereka tidak masuk dalam kualifikasi tenaga kerja industri maka harus dikemanakan nasib dan kesejahteraan mereka. Pemerintah harus menjadi penggerak mereka dan mereka adalah masyarakat yang pendidikan rendah merupakan masih mayoritas sampai saat ini. Pemerintah harus memberikan solusi-solusi yang baik bagi mereka ketika mereka di ajak bertani, berkebun dan sebagai nelayan.
Pemerintah harus memodern kan pola kerja mereka. Bantu mereka membuat pertanian yang modern, sistem perkebunan yang modern dan nelayan yang menggunkan pola-pola modern dalam mencari ikan. Jika para petani, pekebun dan nelayan mampu menjadikan kualitas kehidupan mereka lebih baik maka itu akan berdampak kepada anak-anak mereka. Mungkin saja anak-anak mereka sekolah setinggi-tingginya untuk meningkatkan kualitas sistem pertanian, perkebunan dan kelautan. Maka jangan heran ketika banyak fakultas-fakultas pertanian dan perikanan yang agar mengalami pasang surut karena nasib para petani, pekebun dan nelayan yang masih belum mendapat perhatian yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H