Mohon tunggu...
Abu Alfatih
Abu Alfatih Mohon Tunggu... -

Seseorang yang belum menemukan apa yang di inginkan.....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dicari Pemimpin Pembentuk Kemandirian Rakyat Miskin

18 Juni 2014   17:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:15 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengkaji program-program yang di adu dalam debat visi misi capres maka membuat kita sedikit bertanya-tanya.  Setiap pemilihan presiden selalu mengatasnamakan masyarakat kecil padahal ketika memerintah kebijakan perekonomiannya jauh dari pro rakyat kecil. Ada pula yang mengaku-ngaku sudah berbuat banyak terhadap masyarakat kecil dengan kartu ajaib yang dia miliki serta ada pula yang ingin menyelamatkan aset-aset negara.

Dalam pasal 34 UUD 1945 : fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Siapapun presidennya seharusnya dari awal memang harus pro rakyat. Angka kemiskinan semakin meningkat dan anak-anak terlantar juga semakin banyak karena sekarang anak terlantar bukan lagi dalam khazanah kemiskinan saja sehingga mereka berkeliaran dijalan tapi mereka terlantar karena permasalahan rumah yang berdampak buruk bagi mereka. Masalah rumah kadang-kadang dikarenakan moral dan nilai kebangsaan yang kian melemah dalam keluarga sehingga anak-anak menjadi korban.

Alangkah lucunya negeri ini ketika masyarakat susah dengan kemiskinan dan banyak anak bangsa tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan merata di atas mereka sibuk mengatasnamakan mereka. Pemimpin yang dicari adalah pemimpin yang mampu meningkatkan derajat kaum miskin dengan memberikan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan mereka. Bukan hanya dengan kartu ajaib atau sokongan uang yang besar. Memberdayakan mereka bagi perekonomian bangsa lebih penting karena mereka akan menghargai hasil jerih payah mereka sendiri.

Masyarakat miskin perkotaan ataupun pedesaan sangat amat perlu diperhatikan nasibnya. Pemerintah harus memberikan pembinaan dan merubah sikap serta pola pikir masyarakat untuk mau bekerja dan berusaha agar tercipta kemandirian sebagai seorang warga negara. Sokongan dana yang besar ataupun kartu ajaib yang dikeluarkan tidak akan ada habisnya jika membuat masyarakat hanya bisa berharap tanpa bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Menunggu pemerintahan yang mau berbuat bagi masyarakat menengah kebawah bukan dijadikan alat penipuan suara. Menunggu pemerintahan yang menghidupkan kehidupan rakyat miskin dengan menghidupkan kembali pertanian, perkebunan dan perikanan agar negara ini mandiri tanpa harus impor pangan. Buat mereka masyarakat kecil diberdayakan kedalam ekonomi kerakyatan macam itu.

Dukungan sistem memang baik tapi jika sistem tidak menyasar secara visioner bagi kemandirian rakyat kecil apa gunanya. Mereka perlu penjelasan, pelatihan dan pekerajaan bukan hanya kartu dan uang yang bisa saja membuat mereka terlena dan tidak mau bekerja. Buat mereka produktif kembali dengan usaha pemerintah yang paling nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun