Kecaman kelompok ateis terhadap kunjungan Paus ke Inggris pada pertengahan September 2010 menggarisbawahi perbedaan antara agama dan ilmu pengetahuan yang sudah berlangsung lama. Selama ratusan tahun para pemikir yang mendukung agama dan ilmu pengetahuan berusaha menyatukan kedua hal ini, kata Dr Thomas Dixon penulis buku Ilmu Pengetahuan dan Agama: Sebuah Pendahuluan Pendek dan pengajar sejarah di Universitas London.
Pernyataan Profesor Stephen Hawking pada Agustus 2010 bahwa fisika tidak memerlukan agama menjadi berita besar. Buku barunya The Grand Design menggunakan Teori-M untuk menyatakan hukum fisika menciptakan alam semesta tanpa bantuan. Ledakan Besar tidak memerlukan picuan supernatural. Big Bang bisa terjadi begitu saja, selama berkali-kali tanpa henti di alam semesta, sama seperti lilin pada kue ulang tahun yang tidak bisa ditiup mati.Jadi apakah penolakan Profesor Hawking tentang Tuhan hanyalah salah satu contoh konflik yang sudah berlangsung lama antara agama dan ilmu pengetahuan?
Apakah sejarah mengisyaratkan kedua usaha besar manusia ini akan selalu berbenturan? Tidak selalu.
Banyak terjadi bentrokan antara keyakinan dan ilmu pengetahuan, yang paling terkenal kemungkinan adalah kecaman Galileo terhadap aksi agama Katolik menghukum kelompok sesat di Roma pada tahun 1633.
Dalam masa berabad-abad yang memisahkan Newton dengan Darwin, banyak pemikir besar memandang ilmu pengetahuan meningkatkan bukti adanya Tuhan. Pandangan seperti itu mendukung pandangan bahwa insting lebah, keindahan anggrek dan konstruksi mata dan tangan manusia menunjukkan kekuasaan dan kebaikan Tuhan.
Pandangan keagamaan tradisional jelas menghadapi tekanan dari kalangan ilmu pengetahuan dalam 400 tahun terakhir. Temuan astronomi modern, geologi dan biologi memastikan bahwa buku-buku Musa tidak dapat diterima secara ilmiah.
Tetapi tentu saja hal tersebut tidak perlu dilihat seperti itu. Galileo menyuarakan pandangan banyak orang saat mengatakan Injil menyatakan cara ke surga bukannya hilangnya surga.
Ilmu pengetahuan dan agama memiliki hubungan yang erat dan bermasalah, sama seperti antara saudara kandung atau bahkan suami istri. Keduanya mengagungkan kebesaran dunia, dan berkeinginan untuk mengetahui apa yang terjadi dibelakangnya.
Kehausan terhadap emosi dan intelektual akan berlangsung lebih lama daripada teori-M Profesor Hawking, dan orang-orang yang berkeinginan mengadopsi pandangan ilmu pengetahun murni dinasehatkan untuk mengikuti pendangan agnostik Thomas Huxley. Sebelum meninggal dia menulis "Bukankah lebih baik untuk tidak berkomentar tentang materi karena kata-kata tidak dapat menggambarkan hal ini; dengan berpuas diri pada kepastian hal-hal yang tidak diketahui yang terus terjadi?"
Narasi diatas merupakan titik awal pertengkaran antara kelompok agamais dengan kelompok intelektual. Renesaince di dunia barat harus diakui menjadi lompatan teknologi yang begitu cepat secara perlahan agama mulai ditinggalkan oleh para penganutnya dikarenakan agama itu sangat tidak bijaksana dengan menolak kebenaran yang ditemukan dalam sains. Bahkan sampai hari ini kelompok positivistik tersebut semakin berani mengolok-olok agama dengan mengatakan peradaban agama adalah peradaban kuno dan tidak relevan lagi dengan peradaban masa depan yang penuh futuristik.
Islam dan Sains