Mohon tunggu...
Yusuf Afandi
Yusuf Afandi Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang senang mengutak atik media

Traveller yang suka naik gunung, turun ke lembah mencari air terjun dan berakhir di pulau untuk menikmati indahnya matahari di senja hari....instagram.com/yusufafandi18

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Basa-basi ABS-SBK Masyarakat Minangkabau

22 Agustus 2017   14:37 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:48 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) adalah sebuah pakem yang mengatur kehidupan masyarakat minangkabau. ABS-SBK mengawal kehidupan masyarakat minangkabau, semenjak disepakatinya di Bukit Marapalam oleh Para Ninik Mamak (petinggi adat), dan para alim ulama yang ada saat itu. Aturan ini berlaku hingga saat ini di tengah-tengah masyarakat minangkabau. Dengan berlandaskan slogan ini, seharusnya akan tergambar sebuah masyarakat yang teguh memegang ajaran-ajaran adat dengan dilandasi pemahaman dan pengamalan agama islam yang kuat. 

Secara geografis, Minangkabau meliputi daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia. Akan tetapi pada perkembangannya, Kerajaan minangkabau ini berevolusi menjadi bagian dari negara indonesia yang bernama Provinsi Sumatera Barat. Hatta, Tan Malaka, Agus Salim, M. Natsir diantara tokoh-tokoh minangkabau yang ikut serta berjuang membela Negara Indonesia ini di zaman penjajahan. dan tidak ketinggalan juga, Rohana Kudus, Rahmah el-Yunusiah dan tokoh perempuan lainnya ikut serta menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia ini. Inilah Minangkabau tempat lahir para cendikiawan, nasionalis, dan agamais yang gaung ketokohannya dan pemikirannya menjadi momok dan ketakukan bagi para penjajah pada saat itu.

Konsep kolaborasi antara agama dan adat di ejawantahkan dalam kehidupan sosial budaya Minangkabau seperti dalam pembinaan generasi muda di surau-surau yang ada di setiap nagari. Dari surau ini diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang memilki pengetahuan agama, adat dan falsafah hidup minangkabau. 

Seiring berjalannya zaman, sikap-sikap ke minangkabauan ini mulai pudar dan mulai digantikan oleh keangkuhan capitalism, ketidak aturan ala post modernis dan kebebasan ala liberalis. Hal ini dapat dilihat dalam gaya hidup masyarakat minagkabau, khususnya di daerah perkotaan yang tidak lagi peduli dengan pola hidup yang jauh dari ABS-SBK. Wanita berpakaian ala barat, pergaulan dengan lawan jenis serta sopan santun yang sudah mulai tergerus dengan sikap-sikap yang tidak baik.

ABS-SBK tinggal slogan yang dijual sebagai kearifan lokal dan sarana promosi kebudayaan dan pariwisata. ABS-SBK tinggal kenangan indah yang pernah hidup di tengah masyarakat Minangkabau. ABS-SBK seperti cahaya matahari yang mulai hilang seiring datangnya senja. 

ABS-SBK, ah...mungkin memang sudah waktunya dia pergi... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun