Mohon tunggu...
Afandi HR
Afandi HR Mohon Tunggu... Administrasi - Bercerita dengan menulis

Orang biasa yang ingin menikmati keindahan alam Indonesia dari puncak ketinggian......

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pejuang Tanpa Angkat Senjata

26 Oktober 2016   21:33 Diperbarui: 26 Oktober 2016   22:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, setelah mengabdi di bangkalan, PLN membawa saya ke Pulau Madura di bagian timur. Bukan hanya di ujung timur pulau besar madura, tapi harus menyebrang ke pulau yang lebih kecil lagi, yang masih masuk gugusan Pulau Madura. 

Pulau Sepudi. Pernahkah anda tahu letak pulau ini? Atau pernahkah anda mendengar saja tentang nama pulau ini? Mungkin sebagian besar dari anda belum tahu atau belum pernah mendengar tentang Pulau Sepudi. Jadi, pulau Sepudi adalah salah satu gugusan pulau kecil dari Pulau Madura. Letaknya di sebelah timur dari Pulau besar Madura. Butuh waktu sekitar 3 jam perjalanan dari pelabuhan di ujung timur madura untuk bisa sampai di Pulau Sepudi. Tidak ada akses pesawat, harus melalui jalur laut. Menggunakan perahu kayu bermotor atau bisa juga menggunakan kapal feri, yang jadwal penyebrangannya tidak setiap hari. 

Ketika pertama kali mengetahui bahwa saya ditugaskan di Pulau Sepudi, jujur, yang ada di benak saya tentang pulau ini, adalah daerah yang sangat terpencil, dan masyarakatnya masih primitif. Sedikit konyol mungkin. Karena saya memang belum pernah tahu tentang Pulau Sepudi, dan ketika mendengar kata "pulau", hal tersebut-lah yang melintas di benak saya. Antara takut, penasaran, kecewa, bingung, kenapa harus saya dari sekian puluh orang, yang dipilih ditempatkan di Pulau Sepudi? Tapi saya teringat kembali, bahwa di awal saya bergabung dengan PLN, saya sudah menyatakan siap ditempatkan di seluruh Wilayah Distribusi Jawa Timur. Berarti, saya juga harus siap ditempatkan di Pulau Sepudi.

Tapi saya tidak sendiri, ada seorang kawan yang juga ditempatkan di Pulau Sepudi bersama saya. Jadilah saya dan seorang kawan akan bertugas di Pulau Sepudi. Dengan jangka waktu yang masih belum jelas ditentukan.

Seperti pada umumnya, ketika berada di tempat yang baru, kita pasti sedikit merasa tidak betah. Tapi lambat laun, sedikit demi sedikit semua akan terbiasa dengan sendirinya. Kata pepatah, " Dimana bumi berpijak, disitu langit dijunjung". Selama kita menata niat, dan mengikuti 'aturan' setempat, semua akan baik-baik saja. Pertama kali saya datang ke Pulau Sepudi, dalam hati saya niatkan untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat Sepudi, di bidang kelistrikan.

Dan baru beberapa hari saya berada di Sepudi, saya 'disambut' dengan gangguan Jaringan. Kabel tegangan menengah putus sebanyak 3 gawang karena tertimpa pohon asam yang roboh karena cuaca ekstrem. Saya bersama teman-teman yantek Sepudi berusaha secepat mungkin untuk bisa menormalkan aliran listrik di daerah tersebut. Syukurlah, cukup sehari dari pagi sampai sore, gangguan bisa diatasi, dan malamnya, aliran listrik di daerah tersebut kembali normal. Cukup untuk ujian pertama.

Setelah selesainya gangguan jaringan, selang beberapa hari, giliran mesin PLTD yang mengalami gangguan. Oh iya, saya belum menceritakan bahwa sistem kelistrikan di Pulau Sepudi terpisah dengan sistem kelistrikan Pulau besar Madura. Di Sepudi, pasokan listriknya berasal dari mesin PLTD ( Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang berbahan bakar solar. Dulu, ketika saya pertama kali di Sepudi, terdapat 7 mesin yang siap dioperasikan untuk kebutuhan listrik di Pulau ini. Tetapi tidak semua mesin dioperasikan, disesuaikan dengan kebutuhan beban listrik pelanggan. Dan satu lagi, jika kita biasanya menikmati aliran listrik PLN selama 24 jam, untuk masyarakat pulau Sepudi hanya bisa menikmati listrik dari PLN selama 12 jam. Dari jam 17.00 - 05.00. Selebihnya, masyarakat harus memenuhi kebutuhan listriknya sendiri, dengan memiliki mesin genset sendiri misalnya. Karena hal tersebut sudah menjadi kebijakan dari PLN. Tetapi tetap ada wacana untuk menjadikan aliran listrik di Pulau Sepudi menjadi 24 jam. Tapi tentunya membutuhkan waktu dan anggaran yang lebih lagi. Karena sebenarnya, jika dihitung antara pendapatan dengan pengeluaran, justru pengeluaran PLN lebih besar jika masih menggunakan mesin PLTD. Anggaran terbesar tentu di sisi bahan bakar. Ribuan liter solar dibutuhkan setiap harinya untuk bisa memasok kebutuhan listrik di Pulau Sepudi. Mau tidak mau, subsidi pemerintah cukup besar dikeluarkan untuk kebutuhan listrik seperti di Pulau Sepudi. Tetapi PLN berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menerangi pulau-pulau terpencil, seperti Pulau Sepudi.

Dengan keterbatasan akses listrik yang dirasakan masyarakat Pulau Sepudi, juga menjadi salah satu tantangan untuk saya agar bisa menjaga aliran listrik tetap handal. Jangan sampai menambah kesedihan mereka dengan pasokan listrik yang terganggu. Sekalipun jika terjadi gangguan, berusaha untuk bisa segera diatasi, baik gangguan mesin maupun gangguan jaringan.

Seperti yang saya sebutkan diatas, ketika terjadi gangguan mesin pembangkit. Yamg awalnya, mesin beroperasi secara normal, tiba-tiba indikator beban pada panel mesin terlihat naik turun, atau biasa disebutnya hunting. Itu adalah salah satu gangguan mesin yang pertama kali saya alami. Saya masih belum cukup paham dan berpengalaman tentang kerja mesin, untunglah operator (yantek) di Sepudi sudah cukup pengalaman tentang pengoperasian mesin diesel, dan gejala hunting seperti itu indikasinya ada pada filter bahan bakar yang kotor, dan butuh penggantian secepatnya. Lalu dengan sigap, operator menghidupkan mesin lain untuk sementara menggantikan mesin yang mengalami hunting. Penggantian filter bahan bakar juga cukup cepat dilakukan, sehingga kurang dari 20 menit, mesin yang mengalami hunting tadi, dapat kembali dioperasikan secara normal.

Bertugas di wilayah Pulau Sepudi, memberikan banyak pengalaman, suka duka sebagai insan PLN. Walaupun penyalaan listrik hanya 12 jam, tapi beban dan tanggung jawab bukannya lebih ringan, justru semakin berat. Karena tidak hanya jaringan yang dijaga keandalannya, tapi juga ada mesin pembangkit yang harus dijaga keandalannya. Belum lagi ketersediaan bahan bakar yang harus mencukupi untuk kebutuhan mesin. Begitupun dengan kemampuan petugas, tidak hanya dituntut untuk bisa menjaga keandalan jaringan, tapi juga harus punya skill untuk pengoperasian mesin PLTD. Sementara jumlah personel terbatas, sehingga tugasnya merangkap, sebagai pelayanan teknik untuk gangguan jaringan, juga sebagai operator mesin PLTD. Terkadang membuat kewalahan. Tapi kami sadar, bahwa ini sudah menjadi kewajiban bagi kami sebagai pejuang kelistrikan. Memberikan yang terbaik untuk kepuasan pelanggan PLN, dengan cara apapun. Bahkan seringkali harus rela kehilangan waktu berkumpul bersama keluarga tercinta.

Pernah satu waktu, beberapa mesin pembangkit mengalami gangguan yang hampir bersamaan waktunya. Dan cukup fatal gangguannya, sehingga tidak bisa dilakukan penanganan saat itu juga. Dan dengan sangat terpaksa, aliran listrik di Pulau Sepudi dipadamkan sebagian, karena kapasitas mesin pembangkit yang masih bisa beroperasi tidak mampu menopang keseluruhan beban listrik pelanggan. Ketika dilakukan pengecekan lebih lanjut pada mesin yang mengalami gangguan, didapati ada komponen mesin yang patah, sehingga butuh pembongkaran beberapa bagian, dan tentunya komponen tersebut tidak bisa langsung diganti, karena harus menunggu kiriman komponen tersebut dari luar kota. Dengan sangat terpaksa, pemadaman bergilir harus dilakukan, sampai menunggu komponen pengganti tersebut tiba di Sepudi. Kurang lebih 5 hari pemadaman bergilir terjadi, sebelum akhirnya mesin dapat dioperasikan kembali setelah dilakukan penggantian komponen yang rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun