Mohon tunggu...
Afalaa Takiluun
Afalaa Takiluun Mohon Tunggu... -

Tukang popok

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Janganlah Menjadi Sekuncup Mawar Namun Jadilah Seperti Rembulan

24 Maret 2015   15:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427186589158078460

[caption id="attachment_357194" align="aligncenter" width="300" caption="​ilustrasi gambar pixabay.com"][/caption]

Siapa yang tak tahu bunga mawar,? bunga yang  Begitu harum baunya, indah dan cantik saat melihatnya. Tak jarang bayak orang menggunakan perumpamaan dengan keindahan bunga mawar sebagai bentuk pujian oleh seorang pria kepada seorang perempuan yang tentunya dianggapnya cantik pula bagaikan bunga mawar.

Namun tidakkah anda tahu juga bahwa dibalik keindahan dan kecantikan yang dimiliki bunga mawar, ternyata siapapun bisa memetiknya,mencium aromanya, dan lebih parah lagi setelah dipetik dan dicium, lantas harus dibuang begitu saja.

Meskipun bunga mawar memiliki duri yang siap melindunginya dari tangan tangan orang yang ingin memetik dan mencium aromanya, tapi apaboleh buat,,, ? sang mawar hanya ingin memperlihatkan keindahannya dengan warna dan aroma yang dimilki tanpa meminta untuk dipetik.

Begitulah sebagian dari isi ceramah yang disampaikan oleh seorang ustaz yang hingga saat ini masih teringat dibenak saya.  seorang ustaz yang berdiri tegak diatas mimbar saat berceramah pada malam pelaksanaan salat tarawih ramadahan dua tahun silam. Detengah-tengah ceramahnya ustaz tersebut menyampaikan pesan kepada para jamaah khususnya remaja perempuan yang  shalat tarawih  pada malam itu, yakni "janganlah engkau menjadi seperti sekuncup bunga mawar namun jadilah seperti rembulan".

Pesan islami dari perumpamaan yang disampaikan oleh ustaz kepada perempuan bahwa tentunya mejadi rembulan tentu lebih baik dari pada menjadi sekuncup mawar.

Rembulan begitu indah dan cantik saat melihatnya namun dibalik keindahan dan kecantikannya nya siapa yang mampu memetiknya, siapa yang mampu menciumnya, dan siapa pula yang mampu membuangnya,seperti  bunga mawar.

Maka janganlah engkau menjadi seperti sekuncup bunga mawar namun jadilah seperti rembulan. Meski indah nan cantik namun tidak lah seperti mawar yang bisa dipetik dicium dan dibuang begitu saja.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun