Mohon tunggu...
Annisa Fakhira
Annisa Fakhira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Brawijaya

where there's a will, there's a way

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Baby Java Menjadi Minyak Atsiri

11 Agustus 2023   14:32 Diperbarui: 11 Agustus 2023   14:46 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia memiliki beragam varietas jeruk dan salah satu varietas yang telah didaftarkan sebagai varietas unggul yaitu jeruk baby java atau disebut juga jeruk manis Pacitan. Jeruk baby java merupakan jenis jeruk manis yang memiliki karakteristik kulit menempel erat dengan daging buah dan biasanya dikonsumsi dengan cara diperas untuk dijadikan minuman. Pemanfaatan jeruk baby java yang hanya sebatas buah potong maupun jus menyebabkan melimpahnya limbah kulit jeruk yang dibuang begitu saja, sehingga dibutuhkan pemanfaatan limbah kulit jeruk baby java agar mendapatkan nilai tambah ekonomis.

Minyak atsiri merupakan suatu senyawa organik hasil metabolisme sekunder tanaman yang memiliki aroma yang khas dan mudah menguap. Minyak ini diambil dari berbagai bagian tanaman seperti akar, kulit kayu, rimpang, daun, bunga, biji, dan lainnya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku berbagai industri diantaranya kosmetik, parfum, makanan, dan kesehatan. Kebutuhan akan minyak atsiri yang terus meningkat khususnya untuk industri parfum maupun kosmetik pada pasar global mempengaruhi permintaan minyak atsiri Indonesia. Jenis minyak atsiri yang banyak diekspor salah satunya yaitu minyak atsiri citrus sebanyak 13,2%.

Minyak atsiri yang dihasilkan dari kulit jeruk ialah matriks yang sangat kompleks dikarenakan terdiri dari banyak senyawa dari berbagai kelompok kimia. Kandungan senyawa dalam kulit jeruk juga berbeda-beda tergantung dari varietasnya. Secara umum minyak atsiri kulit jeruk terdiri dari limonene 94%, myrcene 2%, linalool 0,5%, octanal 0,5%, decanal 0,4%, citronellal 0,1%, neral 0,1%, geranial 0,1%, valensen 0,05%, β-sinensial 0,02%, dan α-sinensial 0,01%. 

Kandungan senyawa limonene inilah yang menimbulkan aroma khas citrus dan membuat harga minyak atsiri kulit jeruk mahal. Harga jual dari minyak atsiri ditentukan dari kualitas minyak serta kadar komponen utama penyusunnya.

Teknik yang biasa digunakan untuk memperoleh minyak atsiri yaitu dengan cara pengepresan, penyulingan, maserasi, ekstraksi pelarut dan enfleurasi. Metode tersebut dinilai kurang efisien karena memerlukan waktu dan pelarut yang banyak. Dalam upaya mengoptimalkan potensi kulit jeruk diperlukan upaya peningkatan mutu atsiri yang dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik ekstraksi. Maka diperlukan adanya metode alternatif yang lebih cepat dan hemat energi, salah satunya dengan metode ultrasonic assisted extraction. Metode ultrasonic assisted extraction (UAE) menggunakan prinsip kavitasi akustik dalam memproduksi gelembung dalam fase cair dibawah titik didih yang merusak dinding sel, sehingga meningkatkan penetrasi pelarut ke dalam bahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun