PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di dunia yang sudah serba canggih ini teknologi menjadi alat yang dapat memudahkan segala aktivitas pada kehidupan manusia di dunia. Bahkan di dunia ini beberapa orang hampir menjadikan teknologi sebagai kebutuhan dan kebergantungan. Dengan adanya kemajuan teknologi ini banyak orang yang tidak dapat mengontrol cara mereka menggunakan teknologi ini sehingga berdampak pada perilaku dan karakter mereka. Teknologi biasanya digunakan oleh orang dewasa saja, tetapi banyak anak - anak dari tk sampai sma memerlukan bimbingan dari teknologi ini untuk kebutuhan sekolah ataupun lainnya, sehingga berdampak pada pembentukan karakter mereka. Terutama pada siswa sekolah dasar yang masih membutuhkan bimbingan dan contoh dari lingkungan sekitarnya.
Media sosial saat ini sangat populer karena memungkinkan orang untuk berbagi informasi, komentar, dan feedback secara terbuka. Media sosial menjadi penting dalam kehidupan sehari - hari terutama bagi anak - anak yang beranjak remaja. Media sosial seperti TikTok, instagram, facebook, dan lainnya telah berkembang, sehingga penggunanya merasa dapat menghilangkan waktu dan ruang. Media sosial juga dapat dengan mudah dan cepat membentuk jaringan dan kontak. Dengan adanya media sosial ini memberikan efek positif maupun negatif.
Anak - anak dibawah umur adalah anak - anak yang masih dalam tahap perkembangan dan sangat rentan terhadap pengaruh sosial media. Media sosial berkembang pesat pada saat usia remaja dan anak - anak karena banyak rasa ingin tahu pada saat usia tersebut, sehingga anak - anak dapat membagikan semua yang mereka rasakan melalui sosial media. Intensitas waktu yang sering mereka gunakan untuk mengakses internet atau media sosial mengurangi waktu belajar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial menyebabkan turunnya prestasi akademik anak karena terlalu banyak bermain media sosial. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan tindakan mengedukasi anak - anak yang masih di bawah umur tentang penggunaan sosial media yang bertanggung jawab dan mempromosikan lingkungan online yang sehat.
Salah satu permasalahan pada anak saat ini adalah penggunaan media sosial yang berlebihan khususnya di SDN 1 Ngijo. Siswa siswi SDN 1 Ngijo umumnya saat ini menggunakkan media sosial 6 - 7 jam sehari. Penggunaan media sosial yang durasinya berlebihan dapat menyebabkan siswa mengalami kecanduan yang mengakibatkan daya konsentrasi, kurangnya minat dan motivasi belajar, bahkan menjadi keterlambatan siswa dalam menghadiri proses belajar di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial berpengaruh dalam kedisiplinan siswa saat di sekolah.
Berdasarkan penjabaran diatas sebagai generasi yang lebih mengerti tentang bahaya media sosial kita terdorong untuk meneliti dan mengkaji sosialisasi bahaya penggunaan media sosial terhadap siswa SDN 1 Ngijo untuk mengetahui seberapa bahayanya penggunaan media sosial. Karena pengguna aktif media sosial cenderung mengarah pada siswa sekolah dasar.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang permasalahan di atas yang menunjukkan semakin maraknya penggunaan media sosial di kalangan siswa, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pengaruh penggunaan media sosial terhadap berbagai aspek kehidupan siswa SDN 1 Ngijo. Secara spesifik, penelitian ini akan mengkaji dampak penggunaan media sosial terhadap prestasi akademik siswa, seperti penurunan nilai atau motivasi belajar. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis pengaruh media sosial terhadap perilaku sosial siswa, misalnya kecenderungan untuk melakukan perundungan atau isolasi sosial. Terakhir, penelitian ini akan mengeksplorasi hubungan antara penggunaan media sosial dengan kesehatan mental siswa, seperti peningkatan tingkat stres, kecemasan, atau gangguan tidur. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Seberapa besar pengaruh durasi penggunaan media sosial yang berfokus pada konten hiburan terhadap penurunan nilai akademik, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, ipa, dan pelajaran lainnya pada siswa kelas IV SDN 1 Ngijo?
Jenis konten hiburan seperti video pendek dan game online mana yang paling populer di kalangan siswa kelas IV SDN 1 Ngijo, dan seberapa sering mereka berinteraksi dengan konten tersebut dengan cara memberikan komentar atau membagikan ulang ke teman-teman mereka?
Bagaimana persepsi siswa kelas IV SDN 1 Ngijo tentang pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar mereka dibandingkan dengan persepsi orang tua mereka? Upaya apa yang diharapkan oleh kedua belah pihak untuk mengatasi permasalahan ini?
Seberapa efektif program edukasi literasi digital yang melibatkan orang tua siswa dalam mengurangi kasus cyberbullying dan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SDN 1 Ngijo, mengingat kendala keterbatasan sumber daya manusia dan teknologi di sekolah?
3. Tujuan
Tujuan diadakannya sosialisasi pada siswa sekolah dasar tentang bahaya penggunaan media sosial ini adalah sebagai berikut:
Untuk memberikan pemahaman dini tentang dampak negatif dan risiko yang dapat timbul dari penggunaan media sosial tanpa pengawasan atau pemahaman yang tepat agar membentuk generasi muda yang bijak, kritis, dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial.
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk penggunaan media sosial pada anak di bawah umur.
Untuk mengetahui jenis informasi yang paling banyak diminati oleh anak di bawah umur.
Untuk membentuk keterbukaan dan kepercayaan anak - anak di bawah umur dengan orang tua atau guru.
Untuk membekali anak di bawah umur dengan pengetahuan dan keterampilan agar dapat memanfaatkan media sosial secara sehat dan produktif sesuai usia.
B. METODE PELAKSANAAN
Dalam program pelatihan ini, sekelompok mahasiswa membuat rencana metode untuk digunakan pada awal sosialisasi dan selama kegiatan. Untuk memulai sosialisasi awal, sebuah kelompok mahasiswa melakukan survei ke sekolah SDN 1 Ngijo untuk mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan. Dalam sosialisasi awal, tujuan sekelompok mahasiswa ini adalah agar peserta didik mempelajari bahaya media sosial bagi anak di bawah umur dan mengidentifikasi karakteristik peserta didik. Metode Pelatihan Trainner (TOT) melakukan kegiatan pelatihan dengan memberikan materi melalui ceramah dan kemudian mengadakan tanya jawab. Cara ini dianggap efektif karena transfer pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan akan lebih tersampaikan dengan baik jika peserta pelatihan itu sendiri menyampaikannya dan merasa kegiatan pelatihan tersebut bermanfaat bagi mereka. Dalam kegiatan pelatihan ini, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini dilakukan untuk memberi peserta didik kesempatan untuk bertukar pikiran dengan anggota yang lain. Diharapkan mereka akan memahami apa yang telah disampaikan dan menggunakan sosial media dengan lebih bijaksana. Berikut beberapa kegiatan yang akan dilakukan, diantaranya:
1. Persiapann dan Perencanaan
Identifikasi Audiens: Menentukan kelompok usia anak-anak yang akan ditargetkan untuk sosialisasi, seperti anak-anak sekolah dasar atau menengah.
Pengembangan Materi: Menghasilkan materi edukasi yang menarik dan relevan, seperti presentasi, video, dan buku panduan. Materi harus sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak-anak.
2. Pelaksanaan Sosialisasi
Pembukaan: Memulai dengan pengantar yang menarik. Bisa dimulai dengan kisah atau contoh situasi nyata.
Tujuan Sosialisasi: Memberikan penjelasan tentang sosialisasi ini, yang bertujuan untuk mengajarkan orang tentang bahaya media sosial dan cara menanganinya.
3. Pemberian Materi
Presentasi Interaktif: Menggunakan gambar, video, dan contoh konkret untuk menyampaikan materi dengan cara yang interaktif. Untuk memastikan bahwa anak-anak memahami setiap poin, libatkan mereka dalam diskusi.
Simulasi dan Role-Play: Memberikan contoh situasi yang mungkin terjadi di media sosial dan cara menanganinya melalui simulasi atau roleplay
4. Diskusi Kelompok
Sesi Tanya Jawab: Menyediakan sesi tanya jawab agar peserta didik dapat bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami.
Diskusi Kelompok Kecil: Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil untuk berbicara tentang materi yang diberikan dan berbagi pengalaman mereka.
5. Aktivitas Edukatif
Tugas dan Proyek: Beri peserta didik tugas atau proyek untuk membuat kampanye kecil tentang keamanan media sosial yang dapat dibagikan dengan teman-teman.
Game Edukatif: Untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang keamanan media sosial, gunakan game edukatif.
6. Penutup dan Evaluasi
Rekapitulasi Materi: Menyimpulkan kembali apa yang telah disampaikan dalam sosialisasi.
Penguatan Pesan: kembali menekankan betapa pentingnya untuk tetap aman dan berhati-hati saat menggunakan media sosial
Berikut adalah bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan:
Kegiatan: Edukasi Tentang Bahaya Media Sosial Untuk Anak Dibawah Umur
Hari/Tanggal: Sabtu/7 Desember 2024
Tempat: SDN 1 Ngijo
No
Acara
Pemateri/Penang gung Jawab
Jam
1
Pembukaan dan Pengarahan
Afaf Ulul Albab
07.00-07.15
2
Materi:
Apa itu sosial media?
Kenapa anak dibawah umur perlu hati-hati dalam penggunaan media sosial?
Poin-poin bahaya media sosial untuk anak dibawah umur
Bagaimana cara menggunakan media sosial dengan aman?
Aulia Endriastuti
Muhammad
Fandi Nurhanafi
Nabila Alvi Zahro
Siti Intan
Purnamasari
Kezia Joy Niksy
-Zaky Naufal
Habibi
Shelma Aulia
Fitroh
07.15-08.00
3
Kegiatan Diskusi
Helena Claudia
08.00-08.20
4
Games Seru
Anggota Tim
08.20-09.00
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil dan Pemahaman Awal Siswa tentang Media Sosial
- Masa remaja (adolescence) merupakan adalah masa yg sangat krusial pada rentang kehidupan manusia, adalah masa transisi atau peralihan berdasarkan masa kanak-kanak menuju kemasa dewasa.
- Ada beberapa pengertian berdasarkan para tokoh-tokoh tentang pengertian remaja seperti:
- Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau remaja asal berdasarkan istilah latin (adolescene), istilah bendanya adolescentia yg berarti remaja yg berarti “tumbuh” atau “tumbuh sebagai dewasa‟ bangsa orang-orang zaman purbakala memandang masa puber & masa remaja nir tidak sama menggunakan periode-periode lain pada rentang kehidupan anak dipercaya telah dewasa jika telah sanggup mengadakan reproduksi.
- Istilah adolescence yg digunakan ketika ini, memiliki arti yg sangat luas, yakni mencangkup kematangan mental, sosial, emosional, pandangan ini diungkapkan sang Piaget menggunakan mengatakan, Secara psikologis, masa remaja merupakan usia dimana individu berintregasi menggunakan masarakat dewasa, usia dimana anak nir lagi merasa pada bawah taraf orang-orang yg lebih tua melainkan berada pada taraf yg sama, sekurang-kurangnya pada perkara integrasi pada masyarakat (dewasa) memiliki aspek efektif, lebih kurang herbi masa puber, termasuk jua perubahan intelektual yg mencolok.
- Transformasi intelektual yg spesial berdasarkan cara berpikir remaja ini memungkinkannya buat mencapai integrasi pada interaksi sosial orang dewasa, yg kenyataannya adalah karakteristik spesial yg generik berdasarkan periode perkembangan ini.
- Hal senada jua pada kemukakan sang Jhon W. Santrock, masa remaja (adolescence) artinya periode perkembangan transisi berdasarkan masa kanak-kanak sampai masa dewasa yg meliputi perubahan-perubahan biologis, kognitif, & social emosional.
- Begitu jua pendapat berdasarkan (World Health Organization) WHO 1974 remaja merupakan suatu masa dimana individu berkembang berdasarkan ketika pertama kali dia menerangkan tandatanda seksualitas hingga ketika ini mencapai kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan psikologi & pola identifikasi berdasarkan kanak-kanak sebagai dewasa, & terjadi peralihan berdasarkan ketergantungan sosial yg penuh, kepada”keadaan yg relatife lebih mandiri (Sarwono, sarlito, 2004).
- Batasan usia masa remaja berdasarkan Hurlock, Awal masa remaja berlangsung berdasarkan mulai umur 13-16 tahun atau 17 tahun, & akhir masa remaja bermula berdasarkan usia 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum.
- Dengan demikian akhir masa remaja adalah periode yg sangat singkat.
- Menurut Santrock, Awal”masa remaja dimulai dalam usia 10-12 tahun, & berakir dalam usia 21-22 tahun .
2. Proses Sosialisasi (Pendekatan dan Respon Siswa)
Proses sosialisasi mengenai bahaya media sosial untuk anak-anak kelas IV SDN 1 Ngijo dimulai dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif. Saat kelompok kami masuk ke kelas, disambut hangat oleh para siswa yang tampak sangat bersemangat. Mereka merasa acara ini sangat seru karena dikemas dengan cara yang menarik dan interaktif. Acara diawali dengan ice breaking untuk mencairkan suasana. Anak-anak diajak bermain permainan ringan yang membuat mereka tertawa dan merasa lebih rileks. Setelah itu, tim memberikan materi tentang media sosial, dimulai dengan pengertian dan tata cara penggunaannya yang baik dan bijak. Dijelaskan pula manfaat media sosial, seperti membantu belajar dan berbagi informasi, serta kerugiannya. Materi yang disampaikan dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Untuk memastikan pemahaman siswa, kami mengadakan kuis tanyajawab interaktif. Anak-anak yang berani menjawab diberikan hadiah kecil sebagai apresiasi, menambah semangat dan keberanian mereka. Kami juga membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk mengisi lembar kerja peserta didik (LKPD). Aktivitas ini bertujuan untuk melatih kerjasama dan pemahaman mereka terhadap materi yang telah disampaikan. Kelompok yang berani mempresentasikan hasil kerja mereka juga mendapat hadiah tambahan, yang memotivasi mereka untuk lebih aktif berpartisipasi.
Respon siswa sangat positif dan antusias. Mereka merasa kegiatan ini seru dan menyenangkan, terutama karena adanya kuis berhadiah dan ice-breaking yang menciptakan suasana santai. Pendekatan yang ramah dan interaktif membuat siswa lebih terbuka dan bersemangat untuk belajar. Saat sesi tanyajawab, banyak siswa yang antusias mengacungkan tangan untuk menjawab, menunjukkan minat dan pemahaman mereka terhadap materi. Diskusi dalam kelompok juga berjalan lancar, dengan setiap anggota saling membantu mengisi LKPD. Keterlibatan aktif siswa ini menjadi indikasi keberhasilan pendekatan yang dilakukan. Acara ditutup dengan penyampaian pesan moral tentang pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial, diiringi dengan membaca do’a serta berfoto bersama. Anak-anak terlihat sangat senang dan merasa mendapatkan banyak ilmu baru. Sosialisasi ini diharapkan dapat membantu mereka memahami dampak positif dan negatif media sosial serta menggunakannya dengan lebih bertanggung jawab.
3. Peningkatan Kesadaran tentang Bahaya Sosial Media
Peningkatan kesadaran tentang bahaya media sosial di kalangan anak-anak, terutama siswa kelas IV, sangat penting untuk melindungi mereka dari risiko yang mungkin timbul. Media sosial menawarkan banyak manfaat, seperti akses informasi dan interaksi sosial, tetapi juga menyimpan potensi bahaya yang perlu dipahami oleh anak-anak. Dalam sosialisasi yang dilakukan di SDN 1 Ngijo, tujuan utama adalah memberikan pemahaman yang jelas tentang risiko penggunaan media sosial. Anak-anak perlu diberitahu mengenai masalah privasi, cyberbullying, dan dampak negatif dari konten yang tidak pantas. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini bersifat interaktif dan menyenangkan, seperti permainan dan kuis, sehingga anak-anak lebih terbuka untuk belajar dan memahami topik ini. Icebreaking dilakukan untuk menciptakan suasana santai, diikuti dengan kuis tanya jawab untuk mengukur pemahaman siswa. Dengan memberikan hadiah kecil kepada siswa yang aktif berpartisipasi, mereka lebih termotivasi untuk terlibat. Diskusi kelompok juga menjadi metode efektif untuk membantu anak-anak saling berbagi informasi dan memperkuat pemahaman mereka.
Peran orang tua dan guru sangat penting dalam proses edukasi ini. Mereka perlu mendapatkan informasi yang sama mengenai bahaya media sosial agar dapat mendampingi anak-anak dengan baik. Sosialisasi yang berkelanjutan dan konsisten dari pihak sekolah dan keluarga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak dalam menggunakan media sosial. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan siswa dapat menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab serta mampu melaporkan hal-hal yang mencurigakan kepada orang dewasa. Hal ini penting agar mereka merasa aman, nyaman, dan terlindungi saat menjelajahi dunia digital bersama teman dan keluarga. Selain itu, perlu disadari bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi. Anak-anak juga berisiko terpapar konten negatif serta cyberbullying, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, edukasi tentang batasan waktu penggunaan media sosial serta pengawasan dari orang tua sangat diperlukan agar anak-anak dapat menikmati manfaat media sosial tanpa terjebak dalam bahayanya.
4. Tantangan dan Rekomendasi untuk Edukasi Berkelanjutan
Sosialisasi terkait bahaya media sosial kepada siswa kelas 4 SD di SDN 1 Ngijo ini menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan utamanya adalah keterbatasan pemahaman siswa tentang konsep abstrak, seperti risiko privasi dan dampak psikologis. Anak-anak pada usia ini cenderung lebih fokus pada fitur menarik media sosial, seperti permainan dan video, dibandingkan potensi bahayanya. Hal itu dapat dibuktikan saat ada pertanyaan singkat kepada siswa “Apa yang kalian ketahui tentang bahaya dari penggunaan sosial media?” rata-rata dari mereka hanya menjawab bahaya bagi pembagian waktu belajar dan bahaya bagi kesehatan mata saja. Dengan ini mereka perlu disadarkan bahaya dari sosial media pada aspek psikologis seperti pengaruh tontonan orang dewasa kepada dampak psikologis siswa. Dan juga diperlukan adanya pendekatan yang lebih interaktif dari kami selaku pihak yang bersosialisasi maupun dari pihak orang yang lebih tua dari mereka di kesehariannya seperti orang tua dan guru. Dengan begitu selain memberikan sosialisasi kepada siswa, alangkah lebih baiknya jika guru dan orang tua siswa juga teredukasi tentang bahayanya sosial media bagi anak di bawah umur.
Untuk itu diperlukan sosialisasi singkat yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan materi atau pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh siswa. Dengan begitu siswa dapat mengingat terus materi yang telah diterima dan langkah-langkah apa saja yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sosial media, seperti harus melapor kepada orang yang lebih tua apabila ditemukan hal-hal yang tidak baik, dan juga membatasi waktu penggunaan sosial media. Selain itu untuk keberlanjutan dari sosialisasi ini diharapkan dari siswa itu sendiri, keluarga, maupun pihak sekolah tidak henti-hentinya memberikan peringatan untuk penggunaan sosial media bagi anak di bawah umur dan terus memantau apa saja yang dikonsumsi oleh siswa tersebut.
D. KESIMPULAN
Sosialisasi mengenai bahaya media sosial kepada siswa kelas IV SDN 1 Ngijo telah dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, yang berhasil menciptakan suasana belajar yang antusias dan positif. Kegiatan ini mencakup ice breaking, penyampaian materi tentang manfaat dan bahaya media sosial, serta aktivitas kuis dan pengisian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang mendorong pemahaman siswa. Namun, terdapat tantangan dalam menjelaskan konsep abstrak seperti risiko privasi dan dampak psikologis, karena pemahaman siswa masih terbatas pada bahaya yang lebih konkret, seperti gangguan kesehatan mata dan waktu belajar.
Penting untuk terus memberikan edukasi yang lebih mendalam, terutama mengenai bahaya media sosial pada aspek psikologis, seperti pengaruh tontonan yang tidak sesuai usia. Selain itu, pendekatan interaktif yang menyenangkan perlu dipertahankan agar siswa tidak bosan dan dapat memahami serta mengingat materi yang disampaikan.
Sosialisasi ini juga menyoroti pentingnya peran orang tua dan guru dalam memberikan bimbingan dan pengawasan. Dengan melibatkan mereka, pengawasan terhadap aktivitas siswa di media sosial dapat dilakukan lebih optimal. Langkah-langkah seperti membatasi waktu penggunaan, memberikan peringatan, serta mendorong siswa untuk melaporkan konten yang tidak pantas harus terus diterapkan secara konsisten.
Melalui kolaborasi antara siswa, keluarga, dan pihak sekolah, keberlanjutan program sosialisasi ini dapat terjaga. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa menggunakan media sosial dengan bijak, memahami dampak positif dan negatifnya, serta melindungi diri dari risiko yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Hastini, L. Y., Fahmi, R., Lukito, H., Program, M., Ilmu, D., & Unand, M. Apakah
Pembelajaran Menggunakan Teknologi Dapat Meningkatkan Literasi Manusia Pada Generasi Z Di Indonesia? *Jurnal Manajemen Informatika (Jamika)*.
https://doi.org/10.34010/Jamika.V10i1
A Rafiq. (2020). Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Suatu Masyarakat. *Global Komunika*, 1 No. 1.
Ai Siti Gina Nur Agnia, Yayang Furi Furnamasari, & Dinie Anggraeni Dewi. (2021).
Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Pembentukan Karakter Siswa.
*Jurnal Pendidikan Tambusai*, Volume 5 Nomor 3, 9331–9335.
Mulyono, F. (2021). Dampak Media Sosial Bagi Remaja. *Jurnal Simki Economic*,
4(1), 57–65. https://jiped.org/index.php/jse
Ashoumi, H., & Ilyas, M. M. (2019). Desain Materi Agama Islam dalam Bingkai Media Google Classroom. Jombang: LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
Afidah, N., Ma'arif, I. B., & Agustina, U. W. (2022). Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Pop Up di TPQ At Taqwa Tembelang Jombang. *LOYALITAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat*, 5(1), 61-70
LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Dokumentasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H