Mohon tunggu...
Afa Fadila
Afa Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia dini

STOP WISHING START DOING!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aspek Bahasa dan Perkembangan Anak Usia Dini

5 April 2021   21:34 Diperbarui: 20 April 2021   14:57 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahasa sangat penting di kehidupan manusia, sebab bahasa selalu digunakan dalam setiap aktivitas sebagai alat berkomunikasi antar sesama. Bahasa juga digunakan dalam membentuk pikiran, keinginan, dan perbuatan. Bahasa menjadi tanda yang jelas dari kepribadian baik atau buruk, dan tanda dari budi kemanusiaan. Melalui perbincangan orang lain, dapat diketahui apa keinginannya, motif keinginannya, latar belakang pendidikan, pergaulan, adat-istiadat, kebiasaan, lingkungan, dan informasi lain dari orang tersebut. Hanya dengan bahasa manusia mampu berpikir dan digunakan berkomunikasi. Ungkapan bahasa pada anak muncul dalam berbagai bentuk, seperti menyanyi, menari, bercerita, bercakap-cakap, menggambar, dan lain sebagainya.

Upaya pengembangan bahasa oleh guru dan orang tua harus terlebih dahulu memahami bahwa dalam mempelajari bahasa mana pun, seorang pembelajar terlebih dahulu mampu memahami makna, agar ia dapat memproduksi bahasanya. Dalam memperjelas pemaknaan, dibutuhkan proses berpikir. Dalam penjelasan ini terlihat dengan jelas bahwa wacana pendidikan penuh dengan bahasa, yang memiliki hubungan timbal balik antara bahasa dan pikiran.

Berbahasa dan berbicara merupakan dua hal yang serupa tetapi tidak sama. Hal yang serupa, sebab pemikiran manusia, untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya yaitu melalui beberapa faktor, seperti pengertian dan proses berbicara. Dalam bahasa Inggris bahasa diartikan dengan language dan berbicara adalah speech. Keduanya sangat berkaitan dengan proses berpikir. 

Bahasa memiliki empat aspek,  yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Ada dua sifat bahasa yaitu, bahasa yang bisa dimengerti atau diterima (reseptif) dan bahasa yang dinyatakan (ekspresif). Misal, bahasa reseptif yaitu mendengarkan dan membaca suatu informasi, sedangkan bahasa ekspresif yaitu berbicara serta menuliskan informasi untuk dikomunikasikan kembali

Belajar berbicara adalah proses yang baik bagi anak dan juga orang dewasa. Proses itu berlangsung karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, dalam hal menyampaikan pikiran atau perasaan. Anak-anak belajar berbicara sesuai dengan kebutuhannya. Mula-mula anak belajar berbicara untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Pemenuhan kebutuhan akan hal itu, terlihat ketika anak menggunakan kata-kata yang diperlukan. Terdapat dua bentuk proses yang menentukan kesiapan anak dalam mempelajari suatu hal, seperti belajar berbicara. Kedua hal itu meliputi; perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. anak mengalami berbagai perkembangan dan pertumbuhan dalam kehidupannya. Bahkan kenyataannya anak mempunyai proses perkembangan yang luar biasa dan unik. Sehingga, dapat diartikan bahwa dalam perkembangan dan pertumbuhan yang wajar, anak akan melalui proses yang sama.

Kemampuan berbahasa diperoleh dari suatu aktivitas yang sangat kompleks. Anak memperoleh dan mempelajari bahasa secara alamiah, untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, bahasa sebagai sarana bersosialisasi, dan merupakan cara menanggapi orang lain. Perkembangan bahasa tidak hanya berbentuk lisan saja, tetapi juga mencakup keterampilan lain seperti mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Perkembangan bahasa anak pada tahap awal yaitu mengenal berbagai macam bunyi vokal (a, i, u, o) dan bunyi konsonan (p, b, m). Perkembangan bunyi ditandai dengan ocehan meraban (bunyi-bunyian yang belum bermakna).

Tahap berikutnya yaitu mengenali struktur kalimat yang kompleks. Tahapan tersebut bermula dari penguasaan anak pada struktur kata, bahkan tidak hanya pada penggunaan kalimat pertanyaan tetapi juga pernyataan. Namun, awalnya anak tidak mengetahui pertanyaan yang berkaitan dengan konsep, seperti mengapa, kapan, dan di mana. Sebab secara kognitif, anak belum mampu berpikir abstrak. Hanya saja anak memperoleh berbagai suku kata dari lingkungannya, sehingga kosakata anak semakin lama semakin bertambah. Penguasaan terhadap kosakata juga semakin berkembang.

Keterampilan bahasa reseptif yaitu keterampilan dalam menyimak dan membaca, karena dalam keterampilan ini makna bahasa didapat dan diproses melalui simbol verbal dan visual. Dalam memahami bahasa, anak menggunakan pengetahuan dan pengalamannya ketika menyimak dan membaca. Sedangkan keterampilan ekspresif yaitu berbicara dan menulis, kedua hal itu melibatkan pemindahan arti dengan simbol visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan oleh anak. Sehingga, menulis dan berbicara merupakan proses penyusunan.

Terdapat beberapa perbedaan dari keempat aspek bahasa, yaitu:

  • Anak cenderung menerima dan mengekspresikan bahasa dengan cara yang unik dan individual. Seperti kosa kata, dan intonasi suara anak.
  • Kecepatan yang berbeda dalam penerimaan dan mengekspresikan bahasa. Saat menulis cenderung memakan waktu yang lebih lama.
  • Aspek bahasa berbeda sesuai dengan daya tahan relatifnya. Pemahaman akan bahasa ekspresif dengan menyimak berbeda dengan pemahaman bahasa tertulis dengan membaca. 
  • Kandungan dan fungsi dalam aspek bahasa berbeda. Bahasa dalam tulisan berbeda dengan bahasa dalam diskusi secara verbal. Pemilihan kata yang digunakan ketika berbicara ketika berbicara dapat mengakan berbeda dengan yang digunakan ketika menulis. Bahasa tubu, ekspresi wajah, serta intonasi suara saat berbicara dapat mengubah makna bahasa yang disampaikan.

Persoalan mengenai mana yang lebih dahulu dikuasai oleh anak, bahasa atau berbicara. Anak terlebih dahulu menguasai bahasa. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan adanya pendapat dari ahli, yang menyatakan bahwa bahasa terlebih dahulu berkembang kemudian diikuti berbicara. Pembuktian lain, yaitu dengan kurangnya atau tidak dimilikinya perbendaharaan kata (kosa kata) pada anak, dapat menyebabkan anak tidak dapat berbicara. Seperti pada anak tuna rungu yang tidak dapat berbicara karena tidak memiliki bahasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun