Mohon tunggu...
Ahmad Fadhil Imran
Ahmad Fadhil Imran Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Satu Gedung Seribu Angan

7 Juli 2017   01:54 Diperbarui: 7 Juli 2017   01:59 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Satu Gedung Seribu Angan"

Pelajar tidak lama lagi menapaki jejak pendidikan tinggi, mendapat tualang baru, kebanggaan baru, almamater yang ternyata haru.

Ditemukannya selembar kertas berisik, berisi celoteh penuh iming-iming, tergambar gedung elit mencongak ke awan,

Tertariklah mereka,tergiur lalu melirik sang gedung dan berikhtiar agar belajar ditempat itu,

Bergegas ia melangkah masuk penuh hasrat berkeliling mengitari tempat belajarnya setelah dinyatakan lulus, sekadar hendak memastikan yang terlihat di lukisan kertas promosi,

Tercengang matanya menjadi saksi, rasa bangga terkubur berganti kejut, tidak menyangka ia tertipu dengan semacam kertas berkemampuan magis,

Gedung perkasa yang disaksikan rupanya fiksi semata, diletakkan paling depan menutup gedung yang tinggal puing-puing.

Selalu merangkai perca-perca cerita tentang angan, tak jenuh mencari pundi-pundi dorong pembangunan, inginnya banyak, mau ini dan itu,

Terhentak serentak mereka yang berdasi ketika ditanya, apa tujuan dan untuk siapa gedung semata ini yang mulia?

Ahmad Fadhil Imran,

Makassar, 02 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun