Mohon tunggu...
Muhammad Afadh
Muhammad Afadh Mohon Tunggu... -

Tidak ada yang istimewa dari saya selain berusaha untuk terus menjadi lebih baik dan menemukan jalan pulang dengan tenang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Oh, Engkau

11 Oktober 2010   20:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Belajar memahamimu, aku

tiba-tiba menjadi laki-laki paling tolol, engkau rumit seperti angin

yang dikirim Mikail: kurasakan namun selalu tak terjangkau. Aku

mengimani keagunganmu, sebagaimana ranting yang merunduk ketika angin

bertiup. Engkau yang tidak bisa ditaklukkan oleh waktu, tak terjamah

oleh cengkraman musim. Aku tidak gugup melihatmu, karena engkau

diciptakan Tuhan begitu puitis, tapi aku gugup karena sekuntum senyummu

yang semilir angin mempecundangi pori-pori mimpiku di tengah tidurku

yang paling magis.

Aku mengamini keanggunanmu, sebagaimana panas yang menyingkir

ketika datang gelap. Engkau yang tak tergapai oleh nalar, tak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun