Brebes (16/07)---Sampah telah menjadi masalah yang krusial di Indonesia, salah satunya di Desa Sisalam, Wanasari, Brebes. Tempat pembuangan akhir (TPA) yang jauh dari desa dan belum adanya petugas pengambil sampah membuat warga Desa Sisalam kesulitan membuang sampahnya ke TPA. Selama ini sampah rumah tangga yang terkumpul langsung dibakar di pekarangan rumah. Hal ini tentu bukan hal yang baik mengingat asap pembakaran sampah akan menghasilkan bahan kimia beracun dan dapat mencemari udara. Selain mengganggu kesehatan manusia, hasil pembakaran sampah ini juga dapat mengganggu kesuburan tanah dan menurunkan kualitas air.
Mahasiswa KKN Tim II Undip yang melihat penanganan sampah di Desa Sisalam tergerak untuk memberi solusi. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh mahasiswa adalah pengolahan sampah anorganik. Sampah yang mayoritas berbahan plastik itu dapat diolah kembali menjadi barang lain yang berguna, seperti tas, dompet, bahkan tikar. Proses pembuatan yang tidak sulit dan biaya yang sedikit membuat pengolahan sampah anorganik ini dirasa tepat untuk warga Desa Sisalam.
Pengolahan sampah anorganik disampaikan pada warga Desa Sisalam bersamaan dengan acara koordinasi rutin tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di aula balai desa. Peserta yang seluruhnya ibu-ibu tampak sangat antusias mengikuti rangkaian acara, mulai dari pemaparan materi hingga praktik pembuatan tas dari bungkus kopi. Proses pembuatan tas dari bungkus kopi cukup mudah, yaitu dengan mencuci bungkus kopi, memotong, melipat, lantas menganyam hingga menjadi bentuk tas. Proses yang mudah serta hasil tas yang cantik membuat peserta menjadi penasaran ingin ikut praktik membuat tas.
Usai rangkaian kegiatan selesai, mahasisa Tim II KKN Universitas Diponegoro memberikan tas dari bungkus kopi kepada ketua penggerak PKK Desa Sisalam dan salah satu pamong PKK. Tas hasil buatan mahasiswa ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan dan menjadi pengingat bahwa plastik bungkus kopi yang awalnya adalah sampah dapat diubah menjadi barang yang menarik. Diharapkan bahwa kegiatan ini bukan hanya menjadi solusi permasalahan sampah di Desa Sisalam, namun dapat menjadi ide bisnis bagi warga yang ingin serius mengolah sampah anorganik menjadi barang berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H