Putri kecilku mengajukan pertanyaan yang sama, berkali kali. Aku mendengus. Akan kujawab apa? Dari tadi kami hanya berjalan menyusuri JL. S Parman, berdua saja.
Kulirik tubuhnya yang mungil. Berapa umurmu nak? 6 atau 7 tahun? Seharusnya kau sudah belajar di SD. Jangankan SD, di TK pun aku tak sanggup membayar SPP-nya.
Inginku menaruh karung kumal yang baru terisi setengahnya, lalu berkata yang sejujurnya. Aih, seharusnya dulu aku membawamu ke panti asuhan. Tak mungkin ku bercerita bahwa kau dulu hanya bayi merah yang ditinggal begitu saja di tempat sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H