Mohon tunggu...
Avizena Zen
Avizena Zen Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, Blogger, Penulis konten, dan Penerjemah bahasa Inggris

Penulis buku Kakeibo. Blogger. Hobi menulis, memasak, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

NH Dini dan Rendahnya Minat Baca Orang Indonesia

5 Desember 2018   04:50 Diperbarui: 5 Desember 2018   15:53 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaris berita duka menyeruak dari sebuah grup WhatsApp, isinya mengabarkan kepergian NH Dini untuk selama-lamanya. Innalillahi wa ina ilaihi rajiun. NH Dini meninggal tanggal 4 Desember sekitar pukul 4 sore di sebuah Rumah Sakit di Semarang. Dilansir dari laman website Kompas, penyebab beliau meninggal adalah kecelakaan lalu lintas di jalan tol.

Kepergian NH Dini di usia 82 tahun mengagetkan banyak orang. Banyak yang familiar dengan nama beliau sebagai penulis. Ya, bisa dibilang NH Dini adalah sastrawan wanita paling populer di masanya. Sudah puluhan buku yang beliau tulis, di antaranya Sekayu dan Namaku Hiroko. Anda pasti pernah membaca salah satu karya beliau di perpustakaan sekolah?

Buku-buku NH Dini seolah jadi bacaan wajib bagi para pelajar. Gaya bahasanya yang enak dibaca dan penuturannya yang mengalir, membuat NH Dini punya banyak penggemar. Namun sayang, dalam  buku "Dari Ngalian ke Sendowo" beliau menuturkan bahwa tak semua pembacanya membeli bukunya. Kebanyakan hanya meminjam dari perpustakaan.

Setelah membaca buku itu saya tercenung. Benarkah minat baca orang Indonesia benar-benar rendah? Dilansir dari laman website Kompas, penelitian tahun 2017 menunjukkan bahwa orang Indonesia hanya membaca 5-9 buku dalam setahun! Jika membaca buku, mereka hanya menyisihkan waktu kurang dari 1 jam setiap harinya. Padahal kita tahu bahwa membaca mempunyai banyak manfaat. Logika dan daya ingat jadi terasah, serta mampu membuat kita untuk berpikir kritis.

Waktu bergulir, tren membaca buku dan koran berubah menjadi membaca e-book dan berita dari portal online. Saat membaca berita dari situs berita, apakah Anda benar-benar membaca semua bagiannya, atau membaca judulnya saja?

Semoga kita tetap tekun membaca dengan teliti dan rajin. Walau tidak berkarir menjadi penulis seperti Bu Dini, setidaknya otak yang dilatih untuk membaca setiap hari akan tetap sehat karena diajak untuk terus aktif. Selamat jalan NH Dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun