Orde 3
Operasi lasik bukan seperti hernia yang tidak berpikir panjang untuk melakukan operasi. Dua mata ini jika salah sedikit saja bisa membuat mata melayang dan akan menyesal seumur hidup. Ane belajar mau lasik total butuh waktu 6 tahun sejak 2006, dan ketika hati sudah bertekad akan lasik ane sempat minder dan akan mengubur lagi harapan ane yang satu ini lewat sebuah blog tentang pengalaman lasik (http://petock.wordpress.com/2009/02/07/lasik-pengalaman-pribadiku-2-habis/) dimana di situ pengalaman lasik dari frety zong dan Reti berakhir tragis dan ada satu kata dari mereka : MENYESAL karena telah dilasik dan ada orang lain lagi yang menyatkaan MENYESAL kenapa sejak dulu nggak mau dilasik. Konon nasib dari frety zong membuat matanya blur dan seumur hidup memakai tetes mata. Naudzubillah min dzalika. Ane pun miris bacanya. Ada dua pilihan sebenarnya, mau sembuh atau takut sembuh. Tapi niat ane ini juga sedikit banyak diragukan oleh karena pengalaman ane bertemu langsung kepada pasien lasik di RS Mata Jogja, konon seorang polisi dilasik gara gara matanya terbentur kayu dan berminus 0,25 akibatnya mata dia perih setiap hari dan tidak bisa melepas tetes mata sepanjang tahun. Adalagi si fahmi yang mata kiri minus 3 yang kana 0 divonis oleh dokter RS jogja untuk memakai tetes mata setahun tanpa henti. So berapa uang yang dibutuhkan untuk beli obat itu? Bagaikan perokok saja jadinya, kecanduan.
Beberapa peristiwa di atas sempat menggoyahkan niat ane mau lasik. Biaya yang begitu mahal akan sangat merugi jika hasilnya malah membuat mata jadi bengkak, sakit dan semakin parah. Maka ane dengan sekuat tenaga mencari daftar pasien lasik yang menyenangkan dan berhasil, dan secara tak sengaja menemukan saudara teh Ica mas meidi yang berhasil lasik dan kurang dari sebulan sudah menanggalkan tetes mata.
Lasik
Tidak mudah emang sarat untuk lasik. Paling enggak harus berusia 18++ dan kondisi retina yang baik. Ane ini termasuk kondisi mata retina yang kurang baik sehingga ane harus dilaser dulu sebulan sebelum lasik dan membuat mata ane buta dalam waktu 15 menit, tapi untungnya tidak sakit Cuma agak sedikit aneh saja kadang kadang huhu. Nah setelah retina siap maka sebulan atau paling cepat 2 pekan dari laser lasik sudah bisa dijalankan. Maka dengan persiapan yang matang, pencarian kos di daerah stasiun cikini seorang diri untuk menginap juga menjadi modal berharga dalam sebuah keberanian sikap karena kalau mau nyewa hotel bisa bisa bangkrut kalau butuh waktu lebih dari 3-4 hari hehe. Ane pun menemukan kos cukup bagus di area pasar kembang cikini. Dan kos itulah yang bisa menawarkan tarif mingguan yang asalnya bulananhehe hasil rayuan ane. Maklum ane pernah dapet tempat penginapan murah tapi denger denger buat gitu gituan, daerah tugu tani makanya ane nggak mau kena razia hihi.
Singkat cerita ane sudah siap lasik setelah sebulan lalu cek mata awal dan cek retina. Rumah sakit itu benar benar memiliki desain interior yang menawan. Tempat duduk menunggu panggilan dokter bak duduk di café yang dilengkapi dengan hidangan kopi dan teh anget gratis bisa minum ampe muntah muntah hahaha. Nah ruangan operasi nya itu begitu bersih dan tembus terawang, artinya sang pengantar bisa dengan leluasa melihat jalanya operasi secara langsung walaupun sudah disediakan LCD monitor khusus. Sebelum operasi mata ditetesi obat dan dibius yang menyebabkan perih dan seakan mata kita buram gak karuan.
Sebelum masuk ruang operasi, ane diminta untuk ganti baju. Melepas semua pakain ane dan memakai baju ijo khas pasien lasik. Lalu ane masuk dalam suatu ruang yang dinginnya minta ampun lalu ane direbahkan dan diselimuti sang suster dengan selimut supertebal yang sangat nyaman. Nah tragedy awal pun dimulai. Masuk tahapan intralase dan pembukaan flap kornea. Oooowhh, sakit dan ngeri rasanya pada tahapn ini. Mata ane itu ibarat dicekokin ama teropong kecil berisikan daya hantar sedot energy kornea dengan kecepatan tinggi. Salah pasang sedikit aja gagal. Na’asnya mata kanan ane bawel banget. Sang dokter berdecak heran dan akhirnya memutuskan untuk mencengkal mata ane, padahal pasien biasanya tanpa dicengkal bisa, mungkin Cuma ane saja ini yang dicengkal huhu. Ane sempat merasa mata ane akan hancur kala itu. Dengan bacaan basmallah, sang dokter menginjeksikan intralase itu lagi dan hasilnya FAILED. Untuk kedua kalinya gagal. Mata ane mengeluarkan air mata begitu banyak, mungkin pas untuk diminum orang yang kehausan saking banyaknya air mata yang keluar, sakit yang ane derita ini tidak bisa ane ceritakan dengan detail, yang jelas ente bayangkan saja mata ente dibuka lalu dicoloked dengan bamboo. Akhirnya buat yang ketiga kali, sang dokter bilang jika ini gagal lagi maka mata ane akan merah sekali dan ane akan mengalami kesakitan yang berulang. Naudzubillah siksaan mata ane begitu dahsyat, ane sempat berpikir semoga derita ane ini hanya sementara kalau sepanjang waktu lebih baik ane berputih mata saja hehe. Dengan doa dari ane dan mungkin juga orang orang di desa ane yang sudah rela mengkhususkan doa buat ane dengan ritual selamatan sebelum keberangkatan, untuk ketiga kalinya flap bisa terbuka dan alhamdulilah tahapan pesakitan ini bisa ane lalui dengan sedikit sempoyongan. Belum berakhir begitu saja, mata ane yang kiri juga mendapat perlakuan yang sama tetapi hanya butuh waktu sekali injeksi.
Setelah injeksi maka tahapan selanjutnya adalah lasik, ini nih yang tahapan sejatinya. Setelah kornea ane membuka dan mata ane bagaikan orang katarak, ane dipandu untuk baring di alat canggih made in Swiss itu. Ane manut, kepala ane diatur sedemikian rupa dg posisi yang kurang enak. Nah inilah saatnya penyinaran. Ternyata tidak sakit. Ane seperti ada dalam dunia digital yang mana ane melihat cahaya cahaya hijau merah biru berpendar. Mirip seperti berada pada dimensi cahaya yang mana semburan cahaya dan kilatan warna merah hijau begitu berubah ubah tak menentu, kadang datang cahaya putih , hitam dan bahkan gelap gulita bagai di dalam gua. Begitu aneh dan terasa berada dalam kubur sepertinya hihi. Maksudnya keadaan begitu mencekam dan tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Mata benar benar dibuat pusing dan bingung bukan kepalang. Terakhir ada semburat cahaya putih yang membentuk blok diagram diagonal yang lama lama menghilang. Begitulah keadaannya sama antara mata kanan dan kiri. Keadaan tersebut berlangsung sekitar 5 -10 menitan permata.
Lasik pun selesai. Saya diminta untuk membuka mata. Dan….
LUAR BIASA. Walau mata masih berkabut, ane bisa baca tulisan kecil dengan jarak lebih dari 1 meter. FANTASTIS. Setelah ada dua pilihan MENYESAL itu, maka ane memastikan diri menyesal kenapa gak lasik dari dulu? Dan ane pun pulang dengan kepala tegak dan penuh dengan rasa syukur pada sang kholiq atas anugrah yang diberikan. Dunia seakan begitu indah jika mata ini bisa melihat dengan jelas, bak punya mata baru dan terlahir kembali dengan keadaan mata yang bersih dan bisa melihat sesuatu normal. Alhamdulilah banget. Perlu digaris bawahi, dibutuhkan keberanian yang kuat untuk melakukan hal ini. Semua akan ada konsekuensinya, tak jarang opearsi gagal dan tak sedikit operasi suskses. Bagaiamana dg sikap ente ente ini? Semoga bisa bermanfaat. Apa yang ane tulis ini benar adanya, fakta dan berdasarkan pengalaman nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H