PONDOKÂ
PESANTREN
BY : M. Aeril Rizki Akbar
Seperti yang sudah kita ketahui, Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang menyediakan pendidikan agama dan umum kepada santri (siswa). Sesuai dengan perkataan salat satu dari para ahli yang bernama Dhofier ( 1994 : 84 ), beliau mengatakan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Tradisional islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan ajaran moral keagaman sebagai pedoman dalam perilaku sehari-hari.Â
Akan tetapi, seiring perkembangan zaman masyarakat membagi pondok pesantren ini menjadi 2 kriteria yaitu :
1.Pondok Pesantren Tradsional
2.Pondok Pesantren Modern
Tentu 2 kriteria Pon-Pes yang sudah dibagi oleh masyarakat ini memiliki banyak perbedaan baik dari kurikulum atau pun peraturan yang berlaku di pondok tersebut. Oleh karena itu, mari kita bahas apa itu Pon-Pes Tradisional, apa itu Pon-Pes Modern dan apa saja perbedaannya.Â
1.Pondok Pesantren Tradisional
Dhofier (1994: 44) mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan pesantren memiliki beberapa elemen dasar yang merupakan ciri khas dari pesantren itu sendiri, elemen itu adalah:Â
1. Pondok atau asramaÂ
2. Tempat belajar mengajar, biasanya berupa Masjid dan bisa berbentuk lain.Â
3. SantriÂ
4. Pengajaran kitab-kitab agama, bentuknya adalah kitab-kitab yang berbahasa arab dan klasik atau lebih dikenal dengan istilah kitab kuning.Â
5. Kiai dan ustadz.
 Disamping ciri khasnya, terdapat juga kurikulum - Kurikulum Pon-Pes Tradisional yaitu sebagai berikut :
Rahim (2000: 248) berpendapat bahwa pesantren tradisional (salaf) yaitu pesantren yang pengajarannya masih menggunakan sistem sorogan, wetonan atau bandongan tanpa kelas dan batas umur. Mengenai bentuk-bentuk pendidikan di pesantren, kini sangat bervariasi yang dapat diklasifikasikan sedikitnya menjadi 5 tipe, yakni:Â
1. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan kurikulum nasional.Â
2. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional.Â
3. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniyah. 50Â
4. Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat pengajian (majelis ta'lim).Â
5. Pesantren untuk asrama anak-anak pelajar sekolah umum dan mahasiswa (Azizi, 2002: viii).Â
B. Pondok Pesantren Modern
Pondok Pesantren Modern, atau Pesantren Modern atau biasa juga disebut dengan istilah khalafiyah, 'ashriyah atau al-haditsiyyah, merupakan kebalikan daripada salafiyah. Tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren sebagai syarat untuk bisa disebut pesantren modern. Akan tetapi ada ciri-ciri khas pada pesantren modern diantaranya :Â
*Penekanan penggunaan bahasa Arab dalam komunikasi sehari-hari.
*Buku yang digunakan adalah buku kontemporer berbahasa Arab, bukan kitab klasik ataupun kitab kuning.
*Mempunyai sekolah formal yang dikelola oleh Diknas ataupun Kemenag.
*Sudah tidak memakai sistem pengajian yang tradisional, seperti bandongan, sorogan dan wetonan.
Selain itu, kita juga harus tahu bagaimana sejarah atau asal usul Pondok Pesantren ini bisa berdiri di Tanah Indonesia ini.
C.Sejarah Pondok Pesantren
Menurut Ensiklopedia Islam ada 2 versi mengenai asal usul dan latar belakang berdirinya Pon-Pes di Indonesia yaitu :Â
a.Pesantren berakar pada tradisi islan itu sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pada awalnya penyiaran Agama Islam lebih dikenal dengan kegiatan tarekat. Ditandai dengan muncurnya organisasi tarekat yang dipimpin oleh ketuanya yang kita kenal dengan sebutan kiyai. Mereka berdiam diri di sebuah masjid selama 40 hari dengan rutinitasnya membaca wirid dan dzikir tertentu. Di samping itu kiai juga biasanya menyediakan kamarkamar kecil yang letaknya di kiri kanan Masjid untuk tempat penginapan dan memasak. Sehingga dalam kesehariannya juga diajarkan kitab-kitab agama, yang kemudian aktifitas ini dinamakan pengajian. Dalam perkembangannya lembaga pengajian tarekat ini tumbuh dan berkembang menjadi lembaga pesantren.
b.Pesantren yang kita kenal ini adalah pengambilalihan sistem pendidikan yang diadakan oleh orang-orang Hindu Nusantara. Prndapat ini didasarkan adanya fakta bahwa bahwa sebelum Islam datang ke Indonesia telah dijumpai lembaga pendidikan yang sama dengan pesantren, Lembaga itu digunakan untuk mengajarkan ajaran agama Hindu dan tempat untuk membina kader-kader penyebar Hindu.