Tiktok merupakan aplikasi sosial media yang booming di Indonesaia sejak tahun 2020 (masa pandemi). tiktok dirilis oleh perusahaan asal China "ByteDance" pada September 2016. Dan pada tahun 2017 aplikasi ini dapat diakses oleh ponsel iOS dan Android.Â
Tiktok pernah dianggap aplikasi alay dan ecek-ecek pada awal masuknya tiktok ke Indonesia. Namun pada tahun selanjutnya aplikasi ini sangat digemari oleh segala kalangan karena banyak hiburan serta fitur yang dapat digunakan.
Apa yang menjadi daya unggul tiktok sehingga banyak digemari warganet adalah banyaknya fitur yang diberikan oleh aplikasi eksis ini. dimulai dari fitur edit video, hingga fitur belanja. Daya keunggulannya ada pada daya tampung kretifitas para warganet yang menggunakannya, seperti membuat video dengan editan beraneka ragam, cinematic, aesthetic, dan jedag jedug mejadi andalan dan ajang kreatifitas para konten kreator dan juga menjadi lapangan pekerjaan sampingan bagi para gamers.
Namun tidak hanya pada kreator dan gamers. Aplikasi ini menjadi ajang popularitas bagi warganet yang menggunakannya.Â
Apakah tiktok menjadi penghalang kreatifitas penggunanya?Â
Tidak... tiktok malah memberikan peluang bagi penggunanya untuk berkreatifitas sekreatif mungkin. Namun yang menjadi pembatas bagi penggunanya antara menjadi pemeran atau penonton. Jika penggunanya mengambil bagian sebagai pemeran, pihak tiktok akan memberikan reward. Namun jika hanya menjadi penonton saja, mungkin hanya akan mendapat hiburan saja, tidak akan mendapatkan reward.
Akan tetapi yang perlu digaris bawahi bagi pengguna tiktok, jangan sampai terlalu larut asik dalam menggunakannya, sampai-sampai lupa dengan kehidupan yang nyata. Jadi pesan imortalnya adalah "jadilah pengguna bijak, kreatif dan tidak berlebihan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H