Mohon tunggu...
Siti Nur Aeni
Siti Nur Aeni Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ba-Ha-Gia

14 Juli 2012   23:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:57 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

La vita e bella, life is beautiful. Seringkali bahagia itu di interpretasikan dengan materi, namun sejatinya bahagia menjadi hak setiap orang yang tak harus diinterpretasikan dengan emas, intan, permata atau segala bentuk materi lainnya. Bahagia adalah proses, bukan tujuan. Seringkali kita menjudge diri “aku tak bahagia” karena mimpi-mimpi kita tak kunjung tiba atau bahkan kandas. Padahal sejatinya ketidakbahagiaan yang kita sebut itu adalah rangkaian dari kerangka kebahagiaan kita kelak. Bahagia itu adalah proses bukan tujuan. Tiap langkah dalam menyusuri tapak-tapak kehidupan adalah bagian dari proses. Meski episode  perjalanan hidup kita tak seindah yang kita bayangkan, kita bisa menghadirkan bahagia. Bahagia dengan skenarioNya, bahagia menapaki tangga mimpi yang baru, bahagia..dan bahagia…

Mengeja kebahagiaan. Bisa jadi perihnya hidup, musibah dan ujianNya adalah rangkaian kebahagiaan yang belum utuh. Apakah kita akan meneruskan untuk mengejanya atau memutuskan untuk berhenti, hingga kebahagiaan itu tak utuh.Karna ritme kehidupan terus berjalan, maka bahagiapun adalah pilihan. Apapun melodi kehidupan yang kita mainkan, tak kan indah tanpa nada-nada yang harmoni. Jangan sedih tatkala mengalun pada nada rendah, pun tak perlu jumawa tatkala nada tinggi beradu.

Satu hal yang pasti, yang bertanggungjawab atas kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri. Jangan salahkan orang lain atas ketidakbahagiaan kita. Menjadi bahagia adalah bukan karena sikap orang lain yang menyenangkan atau menyakiti kita. Akan tetapi menjadi bahagia adalah karena pilihan diri kita sendiri untuk menjadi bahagia. Menjadi bahagia adalah tentang bagaimana kita mensetting hati, pikiran dan laku keseharian kita, dan semua itu  terletak pada keinginan dan kemauan kita sendiri.

Teman dekat bahagia adalah sabar. Sabaar menjalani garis takdir yang tak mudah dilalui. Bahagia dalam kesabaran kan berbuah kesyukuran. Dan bahagiaku adalah tatkala melihatmu bahagia, wahai Ibu, bapak, saudara-saudariku, guru-guruku, sahabat-sahabatku, berbahagialah. Kjtjk hingga ujung waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun