Mohon tunggu...
Mohammad AenulYaqin
Mohammad AenulYaqin Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswa PBSI UNISSULA

Man jada wa jada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Era Globalisasi, Pentingkah Edukasi Seks Orangtua bagi Anak?

3 Januari 2023   00:30 Diperbarui: 3 Januari 2023   00:48 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemajuan teknologi pada era globalisasi menjadi tantangan besar bagi para orang tua didalam mendidik, mengawasi, serta mengedukasi sang Buah Hati. Canggihnya teknologi di era globalisasi membuat siapapun begitu mudah mendapatkan informasi maupun memberi informasi.

Tak hanya itu, di masa yang serba canggih ini kita bisa mencari hiburan sampai mencari pertemanan melalui sosial media, dimanapun dan darimanapun kita, bisa saling kenal didalam dunia maya. Kecanggihan teknologi pada era globalisasi benar-benar mampu menyatukan dunia, sehingga jarak tak lagi berarti.

Melihat kemajuan teknologi yang dari tahun ke tahun semakin berkembang pesat, maka tantangan orang tua semakin tinggi didalam mengawasi pertumbuhan, perkembangan, serta pergaulan anak. Kemudahan didalam mencari kenalan melalui sosial media seringkali menyebabkan anak salah pergaulan, yang dapat berdampak buruk bagi masadepan. Penyalahgunaan narkoba, kekerasan seksual, kehamilan diluar nikah yang berujung pada putusnya pendidikan sebagian besar disebabkan oleh factor salah pergaulan dan pengaruh lingkungan.

Mengutip dari Kumparan, sebanyak 41 persen atau hampir setengah dari 208 juta kehamilan di seluruh dunia merupakan kehamilan yang tak direncanakan. Berdasarkan data yang dirilis WHO (World Health Organization), 11 persennya berasal dari remaja perempuan berusia 15-19 tahun.

Hal itu disebabkan oleh edukasi seks yang masih sangat minim, akan tetapi pada masa pertumbuhan, rasa penasaran anak untuk mengetahui sesuatu sangat tinggi, termasuk rasa keingintahuan mengenai seksualitas.

Namun sebagian besar orangtua, menganggap bahwa seorang anak yang menanyakan mengenai seks merupakan hal yang tabuh, bahkan ada sebagian orangtua yang malah memarahi anaknya saat sang anak mengajukan pertanyaan tentang seks.

Rata-rata orang tua beranggapan anak dibawah umur, belum sepantasnya tahu tentang seks, sehingga saat anak bertanya mengenai seksualitas orangtua akan mengalami kebingungan didalam menjawab pertanyaan anak, dan jawaban yang diberikan seringkali menyimpang dari kebenaran yang sesungguhnya atau mengalihkan pertanyaan anak dengan topik lain.

Akibatnya, dengan kecanggihan teknologi anak akan mencari tahu mengenai seks secara diam-diam,, dan mempelajari seksualitas tanpa pengawasan dari orang tua. Hal tersebut berbahaya bagi perkembangan anak, karena saat masa pertumbuhan, rasa keingintahuan anak begitu tinggi. Apabila seorang anak telah mengetahui sesuatu, seorang anak yang aktif tidak akan berhenti pada apa yang telah diketahuinya, tetapi akan terus menggalih pengetahuan yang lebih mendalam. Terlebih untuk menanyakan mengenai seks pada orang tua anak takut dimarahi, maka anak akan terus menerus mencari tahu mengenai  seksualitas dari internet, dari teman-temannya, yang justru malah lebih berbahaya, karena hal tersebut sangat besar kemungkinannya dapat menyebabkan anak mendapat pemahaman mengenai seksualitas yang salah, yang pada akhirnya anak terjerumus kedalam pergaulan seks bebas. Maka, orang tua merupakan guru yang paling tepat untuk memberi pemahaman kepada anak, saat anak untuk yang pertamakalinya mulai penasaran mengenai seksualitas.

Saat anak mulai mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan seksual seharusnya orangtua mulai menyadari, adanya anak menanyakan hal tersebut tentu sebelumnya telah mendapatkan informasi mengenai seks yang membuatnya penasaran. Maka, langkah paling tepat yang sebaiknya diambil oleh orangtua yaitu menjawab pertanyaan anak dengan jawaban yang tepat, dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh anak.. Pendidikan seksualitas yang tepat, terlebih langsung dari orangtua dapat mencegah anak terjerumus kepada pergaulan seks bebas yang banyak menimpa remaja saat ini.

Sudah saatnya orang tua menyadari, anak mendapatkan edukasi seksualitas akan jauh lebih aman langsung dari orang tua, dan dalam pengawasan orang tua, sebelum anak mencari tahu dari informasi yang kini semakin mudah didapat. Selama ini, rata-rata remaja mendapatkan pengetahuan mengenai seks dengan mencari tahu sendiri melalui internet, dari teman-temannya, dan dari pelajaran di sekolah. Tidak dapat dipungkiri, peran orangtua kebanyakan masih sangat minim didalam memberi edukasi seks kepada anak, bahkan masih banyak orang tua yang masih menganggap anak tidak pantas mendapat edukasi tentang seksualitas.

Kini sudah saatnya orang tua menghapus pemikiran yang demikian. Pendidikan serta pengawasan orangtua didalam mengedukasi anak mengenai seks menjadi hal yang sangat penting untuk diutamakan, kemajuan zaman membuat anak jauh lebih cepat mengetahui apapun yang menurut pemikiran orang tua seharusnya anak belum pantas mengetahuinya. Maka pola berpikir orangtua mengenai edukasi seks pada anak sebaiknya yang lebih menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun