Mohon tunggu...
Aenul Farodisa
Aenul Farodisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menyukai konten edukasi dan keilmuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Filsafat dalam Perkembangan Ilmu Kriminologi

6 Mei 2024   21:55 Diperbarui: 6 Mei 2024   22:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

HUBUNGAN FILSAFAT DALAM PERKEMBAGAN ILMU KRIMINOLOGI

    Keberadaan kriminologi sebagai suatu bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji mengenai berbagai unsur unsur kejahatan, kriminologi juga dapat didefinisikan sebagai studi yang mempelajari mengenai penyebab, jenis, dan pengendalian dalam sebuah tindak perilaku kejahatan. Dalam hal ini Kriminologi memaparkan mengenai berbagai elemen yang ada dalam suatu kajian tindak kejahatan, seperti penyebab dari perilaku kejahatan, berbagai bentuk kejahatan serta tentu cara pengendalian tindak kejahatan. Kriminologi juga tentunya menjelaskan mengenai berbagai macam objek kejahatan salah satunya tentunya manusia, yang berperan penting dalam kajian ilmu pengetahuan ini sendiri. Manusia sebagai objek utama menjadikan tinjauan Kriminologi sebagai bidang ilmu tak jauh dari deskripsi berbagai faktor yang dimiliki oleh manusia, salah satunya tentu mengenai cara berfikir dan berperilaku dari setiap manusia.

     Dalam hal ini terdapat sebuah kaitan antara kriminologi sebagai bidang ilmu dengan kedudukan Filsafat yang berperan sebagai sebuah ilmu penunjang yang saling berkaitan satu sama lain, karena Filsafat sendiri berdiri sebagai ilmu yang mempelajari sebuah hakikat dari segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran dari hal hal tersebut. Filsafat sendiri juga menjadi sebuah bidang ilmu yang menjadi dasar dari segala bidang ilmu, karena selain Filsafat yang keberadaannya yang sudah ada sejak lama, Filsafat sendiri adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang selalu mengulik mengenai sebuah permasalahan dengan merenungkan dan memikirkan hal tersebut secara kritis, sistematis, dan logis sebagai basis utama untuk menemukan jawaban dari pertanyaan pertanyaan demi mencapai sebuah jawaban dari pembahasan tersebut secara mendalam.

     Oleh karena itu menurut saya antara Kriminologi dan Filsafat memiliki sebuah hubungan yang saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan dari satu dengan lainnya, karena beberapa pokok ilmu Filsafat menjadi sebuah latar belakang dari berdirinya Kriminologi sebagi bidang ilmu pengetahuan. Beberapa pokok bahasan ilmu filsafat seperti Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi memiliki hubungan yang erat dengan bidang ilmu Kriminologi, dikarenakan beberapa unsur bahasan baik dari Ontologi, Epistemologi maupun Aksiologi dapat menjelaskan berbagai aspek dari materi ilmu studi Kriminologi. Karena dari Kriminologi sendiri yang berdiri sebagai ilmu pengetahuan mempelajari mengenai sebuah tindak kejahatan memiliki beberapa keselarasan dalam konsep pembahasannya, terutama karena Filsafat menjadi tumpuan dalam konsep berfikir dan mempersoalkan suatu jawaban maka akan saling berkesinambungan dengan Kriminologi yang berfokus memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan faktor penyebab agar mendapatkan suatu rincian penjelasan dari permasalahan tersebut. Penjelasan mengenai Ontologi, Epistemologi, serta Aksiologi akan dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai hubungan antara Filsafat dengan bidang ilmu Kriminologi.

  • Ontologi

       Dalam ilmu filsafat sendiri Ontologi dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada, atau mengenai sebuah keberadaan yang bersifat konkret. Dalam hal ini Ontologi mengkaji dan mempelajari sebuah objek yang realitas dan dapat diuji oleh panca Indera manusia, Ontologi sendiri membahas sebuah hakikat yang harus relevan sesuai dengan keadaan sebagaimana adanya. Kajian Ontologi tersebut memiliki kaitan yang erat dengan ilmu Kriminologi dimana mengkaji sebuah peristiwa kejahatan yang konkret dengan tidak meninggalkan objek Kriminologi yang ada didalamnya secara valid.

  • Epistemologi

       Epistemologi dapat diartikan sebagai sebuah pengetahuan, atau suatu cabang ilmu Filsafat yang mencari tahu asal, sifat, dan metode dari pengetahuan manusia. Epistemologi juga dapat dikatakan sebagai suatu pengetahuan yang didapatkan dari aspek Ontologi, dan mempersoalkan mengenai sebuah asal usul sebuah pengetahuan dengan melakukan penelitian dan mempelajari unsur unsur tersebut menggunakan struktur pikiran manusia. Kriminologi sebagai salah satu sebuah bidang ilmu pasti tak akan jauh dari Epistemologi ini sendiri, karena keberadaan Kriminologi sebagai suatu bidang ilmu merupakan bukti adanya Epistemologi yang mengkaji berbagai macam ke ilmuan yang berhubungan dengan pembahasan Kriminologi. Oleh karena itu adanya Kriminologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan tak luput dari konsep Epistemologi itu sendiri, serta berkembangnya ilmu Kriminologi dengan munculnya ilmu baru seperti Viktimologi dan Penologi menjadi salah satu bukti perkembangan ilmu pengetahuan manusia.

  • Aksiologi

          Aksiologi atau dapat diartikan sebagai teori tentang nilai adalah sesuatu yang mengkaji mengenai sebuah kegunaan atau manfaat yang didapat dari ilmu pengetahuan tersebut, dalam kajiannya Aksiologi sebagai teori nilai merujuk kepada nilai Etika dan Estetika. Etika sendiri mengacu pada sebuah baik atau buruk dari sebuah perbuatan manusia, sementara Estetika lebih berhubungan dengan keindahan serta pada adanya pengalaman pengalaman yang berhubungan dengan kesenian atau keindahan itu sendiri. Dalam hal ini ilmu Kriminologi dapat dihubungkan dengan konsep Aksiologi mengenai beberapa manfaat dari adanya ilmu Kriminologi ini sendiri, terutama hal ini dapat dikaitkan dengan nilai Etika karena Kriminologi yang mengkaji pada sebuah baik dan buruknya tindakan dan perbuatan manusia. Karena ilmu Kriminologi juga merujuk pada manusia sebagai objek kajian utama, dikarenakan manusia menjadi objek utama suatu kejahatan dapat terjadi. Oleh karena itu hubungan Aksiologi dalam bidang ilmu Kriminologi menjadi sebuah rangkaian kegunaan serta penyebab dalam aspek yang sama.

   

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedudukan Filsafat dalam perkembangan ilmu Kriminologi memiliki keterkaitan satu sama lain yang membuat keduanya saling berhubungan satu sama lain, karena Filsafat sendiri yang memang menduduki tingkat tertinggi dalam setiap kajian sebuah ilmu pengetahuan sebagai pokok pikiran dan bahasan, Filsafat juga menjadi bidang ilmu yang menyelediki suatu sebab dan mencari suatu pembenar dari adanya sebuah masalah. Oleh karena itu menurut saya Filsafat dan Kriminologi yang memiliki sebuah satu kesatuan yang saling melengkapi membuat keduanya menjadi memiliki korelasi dalam pembahasannya, dan tidak hanya berpacu pada perkembangan Kriminologi sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan, Filsafat juga mempengaruhi dan merujuk pada setiap pokok bahasan dalam setiap konsep ilmu dalam Kriminologi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun