Diazepam juga merupakan golongan benzodiazepine yang digunakan sebagai anti ansietas, sedative dan relaksan otot rangka sehingga kadang diindikasikan untuk penderita insomnia. Daizepam juga terikat pada protein plasma dalam jumlah besar yaitu 98-99% sehingga ketika digabung dengan temazepam kemungkinan akan ada interaksi berupa kompetisi memperebutkan ikatan protein dan yang kalah akan bebas dalam peredaran darah dan membuatnya menjadi toksik.
Alprazolam termasuk dalam golongan benzodiazepine yang memiliki mekanisme kerja yang sama dengan golongan benzodiazepine lainnya yaitu meningkatkan efek penghambatan GABA dan reseptornya. Namun, alprazolam diakui lebih cepat mengatasi gejala ansietas pada minggu pertama pemakian dan efek sedasi (mengantuk) lebih pendek dibanding benzodiazepine lainnya sehingga tidak akan terlalu mengganggu aktivitas.
Secara klinis, semua senyawa benzodiazepine menyebabkan depresi susunan saraf pusat yang bervariasi tergantung pada dosis yang diberikan. Oleh karena itu, hindari penggunaan bersama obat yang juga mempengaruhi sistem saraf pusat atau jika perlu dikombinasi maka perhatikan dosis dan waktu pemberiaanya.
Sementara untuk antihistamin, seperti halnya dengan golongan antihsitamin lainnya yang merupakan generasi pertama, doxylamin menimbulkan efek antikolinergik yang lebih nyata karena antihistamin generasi pertama kurang selektif dan mampu berpenetrasi pada SSP dan hal ini menyebabkan efek depresan SSP oleh obat-obatan lain semakin diperbesar dengan adanya doxylamine. Metabolisme doxylamin terjadi di hati oleh enzim CYP3A4 sehingga tentu saja hal ini mempengaruhi metabolism obat lain di enzim tersebut yaitu hydrocodone dan oxycodone. Apakah menghambat metabolisme hydrocodone dan oxycodone menjadi metabolit aktif ataukah menghambat metabolisme doxylamin.
Mari berpendapat...
Ketika membaca sekilas kasus kematian Heath Ledger, mungkin saja banyak yang berpikir bahwa kematian Heath Ledger karena kesalahan peresepan dari dokter. Namun ternyata, diketahui bahwa dokter tidak meresepkan hydrocodone dan oxycodone. Diduga kedua obat tersebut telah dikonsumsi oleh Heath Ledger sebelum memeriksakan dirinya ke dokter. Sehingga hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah Heath Ledger menyalahgunakan obat analgesik narkotik tersebut yang biasanya digunakan sebagai pengganti heroin ataukah Heath Ledger memang membutuhkan obat tersebut untuk kesehatannya? Terlepas dari itu semua, seharusnya sebelum meresepkan obat, dokter sebaiknya menanyakan riwayat penggunaan obat pasien sehingga dapat mencegah terjadinya interaksi obat yang dapat menyebabkan kematian. Selain itu, dosis untuk obat-obatan yang memiliki efek sinergis dan dikombinasi lebih diperhatikan dan dihitung dengan sedetil-detilnya. Pemberian informasi obat juga sangat penting dilakukan agar pasien mengerti betul kapan obat ini digunakan, berapa jarak waktu penggunaan antar obat, apa yang tidak boleh dikonsumsi bersama obat dan lain-lain. Demikian juga dengan pengontrolan penggunaan obat. Melihat obat yang digunakan Heath Ledger, hampir semuanya menyebabkan kecanduan dan penghentian obat adiktif harus secara bertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya sedikit demi sedikit untuk menghindari gejala putus obat. Sehingga yang diperlukan disini adalah adanya kolaboratif yang baik antara sesama profesi kesehatan untuk dapat menyembuhkan pasien dengan efektif dan efisien. Semoga tidak ada lagi kasus interaksi obat yang berujung kematian. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H