Mohon tunggu...
Alim Hanafi
Alim Hanafi Mohon Tunggu... -

Complicated Theory \r\nngopijoss.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampanye 2014, Masih Pakai Cara Lama

22 Maret 2014   03:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahun 2014, tahun yang begitu special dimana tahun ini adalah tahun penentu masa depan negri ini. Bagai sebuah neraca, baik atau buruknya akan ditentukan disini. Ya, itulah kita biasa sebut dengan pesta demokrasi. Para partai-partai politik berkompetisi di arena gladiator pemilu, demi memperebutkan kursi-kursi kekuasaan.

Hiruk pikuk kampanye dimana-dimana memeriahkan pesta demokrasi ini. Namun ironisnya tidak semuanya dilakukan secara sehat dan beretika, justru terkesan berlebihan dan memiliki dampak negatif bagi masyarakat.

Teringat dulu, dimana masih ngetrenya kampanye dengan konvoi motor yang meraung-raung bagai kucing kawin. Dan saya harap di tahun 2014 sudah tidak jaman lagi. Tapi rupanya, tidak sedikit dari parpol yang tetap memakai “cara lama(primitive)” ini. Dengan penuh arogannya merka meraung-raungkan motornya, kalo diliatin malah tambah sombong, trus tambah kenceng lagi raungannya, padahal orang-orang melihat bukan karena kagum, tapi kwesel.

Kalau dipikir-pikir, saya kira tidak ada untungnya, justru bwanyak kerugiannya, seperti :

·Mengganggu lalu lintas

·Bikin macet

·Polusi udara=global warming

·Boros BBM=Boros duit

·Mengganggu ketenangan warga

·Caci maki masyarakat

·Belum lagi kalau kena tilang polisi

Dan keutungannya : NOTHING! Dari pada uangnya untuk beginaian, lebih bermanfaat jika dipakai untuk kegiatan social yang berdampak positif bagi masyarakat dan Negara.

Tak hanya konvoi motor, jalan-jalan kini dijadikan ajang besar-besaran bendera yang merusak pemandangan. Kota yang awalnya indah dihiasi lampu kota, kini menjadi kotor akibat sampah-sampah media kampanye yang karut marut. Apalagi pepohonan yang menjadi korban, tanpa belas kasihan, phin dipaku demi memasang foto sendiri, sungguh tidak memiliki peri kepohonan.

Bukannya melarang, tapi ayolah kita budayakan kampanye yang beretika, yang melihat aspek ekonomi, social, dan linkungan. Kampanye yang kreatif dan inofatif, bukan aroganis. Bendera atau baliho dipasang rapi dengan design yang apik, tanpa merusak pemandangan dan lingkungan. Lagi pula sudah ada peraturannya toh…

Dari sini para parpol sehendaknya mengendalikan massanya agar tidak melampau batas, dan pemerintah khususnya KPU memberi tindakan tegas terhadap parpol yang sudah melampaui batas.

Dan perlu diingat, bahwasnnya rakyat Indonesia kini sudah pintar dan mulai resah dengan rutinitas demokrasi Indonesia yang tak kian membaik. Jadi, MARI KITA BERSAMA-SAMA WUJUDKAN DAN BUDAYAKAN KAMPANYE YANG SEHAT DAN BERETIKA, DEMI INDONESIA YANG LEBIH BAIK. J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun