Mohon tunggu...
AE Krisna
AE Krisna Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pemerhati ilmu manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proposal TKDN Apple Dalam Perspektif MSDM

8 Januari 2025   10:10 Diperbarui: 8 Januari 2025   10:10 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Google.com/search)

Polemik terkait pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) oleh Apple di Indonesia menjadi isu yang menarik, tidak hanya dalam konteks kebijakan industri tetapi juga dari sudut pandang manajemen sumber daya manusia (MSDM). Proposal terbaru Apple, yang menggunakan skema inovasi tanpa kehadiran fisik fasilitas produksi, menuai kritik karena dinilai belum adil dibandingkan dengan investasi perusahaan tersebut di negara lain. Situasi ini mengundang refleksi penting mengenai tanggung jawab perusahaan global terhadap pembangunan ekonomi lokal melalui pengelolaan SDM strategis.

Apple, sebagai perusahaan teknologi raksasa, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan SDM lokal. Sayangnya, proposal mereka dinilai kurang mendukung penciptaan nilai tambah di Indonesia. Menurut Krisna (2024), pengelolaan SDM strategik harus berfokus pada pemberdayaan tenaga kerja lokal untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. Dalam hal ini, Apple memiliki peluang untuk memperkuat posisi mereka di pasar Indonesia dengan mendukung pelatihan dan pengembangan kompetensi tenaga kerja lokal, bukan hanya melalui kontribusi finansial.

Sebagai perbandingan, studi oleh Porter (2023) dalam jurnal Global Workforce Management menekankan bahwa perusahaan multinasional yang berinvestasi dalam pelatihan tenaga kerja lokal cenderung memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara perusahaan dan komunitas lokal.

Salah satu kritik utama terhadap proposal Apple adalah minimnya kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Dalam perspektif MSDM, hal ini mencerminkan lemahnya upaya perusahaan dalam membangun kapasitas tenaga kerja lokal. Pemerintah menekankan pentingnya investasi yang menghasilkan dampak langsung bagi masyarakat, seperti lapangan kerja baru dan peningkatan penerimaan negara.

Menurut laporan Bank Dunia (2024), penciptaan lapangan kerja yang berkualitas adalah salah satu indikator utama keberhasilan investasi asing di negara berkembang. Dengan tidak adanya fasilitas produksi, kontribusi Apple terhadap indikator ini masih dipertanyakan. Dalam konteks ini, peran MSDM menjadi krusial untuk menjembatani kebutuhan lokal dan strategi bisnis global perusahaan.

Sebagai respons terhadap kritik, pemerintah mulai merevisi regulasi TKDN untuk menegakkan asas keadilan investasi. Langkah ini membuka peluang bagi perusahaan seperti Apple untuk mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif. Salah satu opsi strategis adalah mendirikan pusat pelatihan SDM di Indonesia. Krisna (2024) menegaskan bahwa pelatihan berbasis kebutuhan industri tidak hanya meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal tetapi juga memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat.

Selain itu, investasi dalam teknologi digital untuk mendukung pendidikan vokasional juga dapat menjadi solusi jangka panjang. Studi oleh Tanaka dan Fukuda (2023) dalam Asia-Pacific HR Journal menunjukkan bahwa program pelatihan berbasis teknologi mampu meningkatkan efisiensi pembelajaran hingga 40%, menciptakan tenaga kerja yang lebih siap menghadapi tantangan industri modern.

Proposal Apple terkait TKDN menjadi pengingat penting bahwa keberhasilan investasi tidak hanya diukur dari keuntungan bisnis tetapi juga dari dampaknya terhadap masyarakat lokal. Sebagai perusahaan global, Apple memiliki tanggung jawab untuk mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Mengintegrasikan pendekatan MSDM strategik dengan kebutuhan lokal adalah langkah yang tidak dapat diabaikan. Dengan pelatihan SDM, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan fasilitas fisik, perusahaan multinasional dapat menciptakan sinergi yang menguntungkan semua pihak. Seperti yang dikatakan Krisna (2024), "Pengelolaan SDM strategik adalah jembatan yang menghubungkan kepentingan perusahaan dengan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat lokal."

Referensi

  • Krisna, A. E. (2024). Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik Melalui Pelatihan SDM: Studi Pada Universitas Katolik Widya Karya. PPIMAN: Pusat Publikasi Ilmu Manajemen, 2(1), 161-171.
  • Porter, M. E. (2023). Building Competitive Advantage Through Local Workforce Development. Global Workforce Management, 14(2), 101-115.
  • Tanaka, T., & Fukuda, M. (2023). Leveraging Digital Tools for Vocational Training in Emerging Markets. Asia-Pacific HR Journal, 10(3), 205-222.
  • Bank Dunia. (2024). Laporan Tahunan: Investasi dan Pembangunan Ekonomi. Washington, D.C.: Bank Dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun