perusahaan multinasional menghadapi tantangan besar dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) yang tersebar di berbagai negara. Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menerapkan manajemen kinerja yang dapat menyelaraskan kinerja individu dengan tujuan organisasi serta meningkatkan produktivitas dan kolaborasi lintas budaya. Namun, penerapan manajemen kinerja global bukan tanpa tantangan, seperti perbedaan budaya, kompleksitas organisasi, dan integrasi teknologi dalam proses manajerial (Denisi & Pritchard, 2006).
     Dalam era globalisasi yang semakin terhubung,     Perbedaan budaya menjadi faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola SDM internasional. Sistem manajemen kinerja harus dapat menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku di setiap negara. Hal ini termasuk cara memberikan umpan balik, menentukan penghargaan, dan mengevaluasi kinerja, yang tentunya berbeda-beda tergantung pada budaya masing-masing (Hofstede, 2001). Pendekatan yang adaptif terhadap perbedaan budaya akan memungkinkan perusahaan untuk menciptakan rasa keterlibatan dan motivasi karyawan yang lebih tinggi.
     Selain itu, teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung efektivitas manajemen kinerja. Dengan adanya platform digital, perusahaan dapat memantau kinerja karyawan secara real-time, memberikan umpan balik yang tepat waktu, dan mempermudah penyelarasan tujuan individu dengan tujuan perusahaan yang lebih besar. Teknologi juga memungkinkan transparansi dan efisiensi dalam proses penilaian dan pengembangan karyawan di seluruh dunia (London, 2003). Sistem berbasis teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola SDM secara lebih fleksibel, akurat, dan responsif terhadap perubahan.
     Strategi pengelolaan kinerja yang efektif ini menjadi bagian integral dari upaya perusahaan untuk mempertahankan daya saing global. Dengan mengintegrasikan manajemen kinerja ke dalam strategi bisnis global, perusahaan dapat memastikan bahwa seluruh tim internasional bergerak menuju tujuan yang sama, meningkatkan kolaborasi, inovasi, dan produktivitas yang pada gilirannya memperkuat posisi mereka di pasar internasional (Wright & McMahan, 1992).
     Melalui strategi manajemen kinerja yang dirancang dengan baik dan berbasis teknologi, perusahaan dapat mengoptimalkan potensi karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, dan membangun budaya kerja yang dapat menghadapi tantangan globalisasi. Ini akan menjadi langkah penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam pasar yang semakin kompetitif.
Referensi:
- Denisi, A. S., & Pritchard, R. D. (2006). Performance Appraisal, Performance Management, and Improving Individual Performance: A Motivational Framework. Management and Organization Review, 2(2), 253-277.
- Hofstede, G. (2001). Culture's Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations (2nd ed.). SAGE Publications.
- London, M. (2003). Job Feedback: Giving, Seeking, and Using Feedback for Performance Improvement. Lawrence Erlbaum Associates.
- Wright, P. M., & McMahan, G. C. (1992). Theoretical Perspectives for Strategic Human Resource Management. Journal of Management, 18(2), 295-320.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H