Mohon tunggu...
Budi Kurnia
Budi Kurnia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Brasil "Gagal" Juara Dunia 2002, Jika FIFA Adopsi Aturan dari Indonesia

29 Juli 2017   20:07 Diperbarui: 29 Juli 2017   20:14 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah gagal pada pagelaran piala dunia 1998, Brasil menebusnya dengan meraih gelar juara empat setelahnya yaitu tahun 2012. Brasil menjadi negara paling banyak merengkuh gelar juara piala dunia dengan koleksi 5 gelar.

Kita tidak akan membahas tentang sepakterjang Brasil di piala dunia, tapi iseng-iseng mengaitkan perjalanan Brasil dengan hal yang sedangkan menarik perhatian di Indonesia. Hal yang menarik disini adalah polemik tentang UU Pemilu, terutama soal ambang batas pencapresan yang berdasarkan perolehan hasil (tiket) pada tahun 2014. Kenapa kita menyebutkan tiket, karena dari hasil pemilihan legislatif lah seorang kandidat mendapatkan tiket untuk maju di pencalonan presiden.

Lalu apa hubungannya dengan Brasil?. Jika aturan yang ada di UU Pemilu dipakai FIFA pada tahun 2002, maka besar kemungkinan Brasil tidak jadi juara. Alasannya adalah Norwegia, negara yang mengalahkan Brasil pada tahun 1998. Norwegia pada tahun 2002 tidak lolos ke putaran final Piala Dunia yang dilaksanakan di Korea dan Jepang. Norwegia gugur difase kualifikasi, dan mereka tidak mendapatkan tiket ke Jepang dan Korea.

Andai saja FIFA menggunakan aturan pakai tiket lama seperti UU Pemilu untuk lolos ke Piala Dunia 2002, maka Brasil akan mendapatkan masalah dan bisa dikalahkan negara skandinavia tersebut. Pada penyisihan grub piala dunia 1998, Brasil takluk 1-2 dari Norwegia. Delapan tahun setelahnya, Brasil kembali bertanding melawan Norwegia, dan hasilnya Brasil kembali gagal menang (1-1).

Jika bisa menggunakan tiket lama, Norwegia akan lolos ke Piala Dunia 2002, tidak tertutup kemungkinan mereka satu grub lagi atau bertemu difase knock out. Dari catatan pertemuan kedua tim, boleh dikatakan Norwegia unggul. Jangan bandingkan susunan pemain, karena jelas sekali bedanya.

Negara-negara besar atau kaya harus memperebutkan posisi Presiden FIFA. Saat sudah berkuasa, nanti tinggal mengadopsi aturan yang dipakai di Indonesia. Tiket lama bisa digunakan kembali, dan tidak perlu capek-capek bertanding di kualifikasi lagi.

Untuk Swiss, jika gagal lolos ke Piala dunia 2018. Minta saja Gianni Infantino yang merupakan Presiden FIFA asal Swiss untuk meniru Indonesia. Keluarkan peraturan yang membuat Swiss memakai tiket lama, dimana mereka lolos ke Piala Dunia 2014.

Atau Amerika Serikat, jika tidak lolos ke Piala Dunia 2018, maka paksa untuk rubah peraturan dengan menggunakan kelolosan 2014 sebagai tiket ke 2018. Kalau ada yang tidak setuju suruh banding saja aturan tersebut, kalau ada yang mau menggulingkan tuduh saja makar.

Ditunggu kedatangannya pak Presiden FIFA untuk studi banding ke Indonesia terkait aturan boleh pakai tiket lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun