Mohon tunggu...
Emha Aedhir
Emha Aedhir Mohon Tunggu... -

saripati kumpulan pikiran yang terbuang. catatan tercecer seorang diplomat. laksana menoreh buku harian. ditulis di sela bunyi tik-tok cuckoo clock. lahir di kampung seberang. di sebuah kota pantai yang mulai kehilangan eksotikanya. garis tangan membawanya \r\nberlayar jauh. mengharuskan berkantor di pejambon \r\nno.6 jakarta pusat. karunia tuhan berbicara. destiny \r\nmenitip amanah. agar profesi ini memberi manfaat bagi \r\nbangsa dan negara (twitter @emteaedhir)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Soft Power yang Magnetis

18 Oktober 2010   15:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:19 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_294044" align="alignleft" width="300" caption="penari indonesia keturunan austria, ms.bianca figl mempertunjukkan gerak gemulai tari topeng di hadapan ratusan mahasiswa universitas krems, austria          (sumber: dokpri)"][/caption] [caption id="attachment_294073" align="alignright" width="300" caption="Suasana"][/caption]

senin, 18 oktober 2010

pukul.17.23 local time

selalu tidak mudah mengartikulasikan soft power. ketika diperkenalkan joseph s.nye pun, kita sebatas memahaminya sebagai "the ability to achieve desired outcomes in international affairs through attraction rather than coercion". tetapi sesungguhnya, apakah soft power itu benar-benar real?.

jawabannya bisa tricky. tidak, jika soft power tak  memiliki dampak. iya, jika kekuatan itu memberi pengaruh. make things different. memberi pembeda. setidak-tidaknya, ada yang tergerak karena daya magnetisnya. betapapun, soft power menonjolkan persuasi dan atraksi (daya tarik) sebagai antidote penggunaan hard power, target audience akan selalu menjadi ukuran. ketika kedutaan besar ri di wina, menyampaikan presentasi tentang indonesia di university of applied science di kota krems, magnetis soft power terasa ketika itu dibarengi dengan pertunjukan budaya. puluhan email dari seratusan mahasiswa universitas yang mengikuti kuliah umum dubes ri di wina, i gusti agung wesaka puja, seluruhnya merujuk pada tari topeng sebagai opening yang jitu. event yang difasilitasi oleh guru besar mereka, prof. anis bajrektarevic seolah-olah melipur dahaga mahasiswa universitas krems tentang indonesia. presentasi tentang kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya indonesia, dibuka dengan sebuah tari. tari topeng yang ditampilkan oleh penari keturunan austria, ms.bianca figl. di luar dugaan, ternyata itu menjadi daya tarik. mereka tergerak oleh eksotika tari topeng. ini sekaligus membuktikan bahwa sisi oriental budaya timur selalu menarik bagi banyak kaum muda di barat. persis seperti ucapan salah seorang tokoh dalam film "eat, pray, love" yang menyindir masyarakat as yang tidak bisa menikmati pleasure meski mereka memiliki dunia entertainment paling canggih sejagat. tari sederhana dari indonesia memberikan hiburan orisinil kepada para kaum muda terdidik itu. ane kutipkan salah satu bunyi email para mahasiswa. sekedar untuk mengingatkan bahwa indonesia has lots things to offer. email mereka dikutip apa adanya. email ini dari birgit, salah seorang mahasiswa.

"Dear guests, Excellency Ambassador and prof. Anis,

I enjoyed the guest visit really much. One doesn’t have the chance to get such a clear insight into a culture that often. The dance was really cool, I've never seen that before. It’s a one time opportunity to see it specially performed for students. This combined with lecture and typical specialties was a great and successful mix to get an impression of the Indonesian culture, social, political and economic life of nowadays. I thank to all of you for making it possible".

Best wishes

Birgit

[caption id="attachment_294103" align="alignleft" width="300" caption="Suasana"][/caption]

separoh dari jumlah mahasiswa yang hadir, termasuk vanessa mengindikasikan ingin berkunjung ke indonesia. banyak hal supprise yang mereka temukan dari eksplorasi indonesia yang mungkin pertama kali mereka saksikan. rasanya, senang menyaksikan bahwa soft power dengan takarannya sendiri memberi pengaruh penting pada penilaian mereka tentang indonesia. simak email satu ini lagi yang mudah-mudahan menjadi testamen bahwa indonesia tidak sekedar makna geografis dalam peta global.

[caption id="attachment_294135" align="alignleft" width="300" caption="dubes ri di wina, ym.i gusti agung wesaka puja bersama dengan guru besar ilmu hukum universitas applied science, krems prof.dr.anis bajrektarevic (sumber: dokpri)"][/caption]

Dear Prof. Anis

It was a great pleasure to attend today's guest lecture of H.E. Mr. Wesaka Puja! In addition to the general economic and political information that he presented, we gained an interesting insight into various cultural aspects - especially by the performance of an Indonesian dance and the palatal indulgence we were offered (thank you very much!).

His Excellency was able to capture the audience's attention by highlighting Indonesia's treasures with beautiful pictures, but not without mentioning the hardships and difficulties the country has encountered and emerged stronger than before. Even now - in the aftermath of the financial crisis - the Indonesian economy is growing, and the government having ambitious plans for the future. We were also given the opportunity to talk to his colleagues who work with him at the Embassy in Vienna and exchange views and opinions on the life in Austria and Indonesia.

I would like to thank His Excellency for the visit he has paid to the IMC, and you Professor, for inviting him.

Kind regards

Anneliese Gattringer

sebagai keyakinan pada eksesais soft power, malam ini waktu wina senin 18 oktober 2010, kedutaan besar ri di wina, akan kembali menggelar pagelaran budaya dengan tajuk "a night in bali". malam budaya yang akan dirangkaikan dengan peluncuran buku tentang seni budaya bali. malam budaya ini akan dihadiri beberapa wartawan setempat, seperti dari orf ( televisi nasional austria), austria press agency, dan destandard. semoga sukses !. laporan pandangan mata akan nyusul.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun