Mohon tunggu...
Endro Dwi
Endro Dwi Mohon Tunggu... -

pria yang sederhana,.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Mental

24 Mei 2014   08:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

masih teringat dan membekas di ingatan,saat gunung kelud batuk hingga abu vulkaniknya mnyelimuti sebagian wilayah jawa timur,jawa tengah dan jogja. ketika banyak saudara kita sedang di liputi kesedihan dan keprihatian,,nurani saya berontak kala melihat acara di tv yang penuh tawa canda dan joged ria mengudara,memang mereka para artis dan crew dan segenap penonton di studio mengungkapkan rasa turut berduka dan prihatin. Tapi semua yang mereka lakukan serasa langsung musnah dan sirna tak berbekas karena setelah mengungkapkan duka cita toh mereka kembali tertawa terbahak-bahak dan berjoged ria sepanjang acara. seakan mereka tidak punya etika moral,disaat saudara sebangsanya di terpa musibah mereka menari,berjoged,tertawa di layar kaca dan di saksikan di seluruh pelosok negri.

beberapa waktu lalu dunia pendidikan kita di hebohkan kala di sekolahan terjadi paraktek pelecehan sexual. terlebih terjadi pada anak-anak yg baru saja mencicipi dunia pendidikan,anak-anak tunas bangsa. ada lagi cerita menyedihkan tentang seorang murid sekolah meninggal dunia akibat di aniaya teman sekolah nya karena masalah yang sepele.

kenapa ketika pemerintah dengan nada angkuh mengumumkan tentang pertumbuhan ekonomi telah mencapai target,.angka kemiskinan dapat di kurangi. tapi pada kenyataan nya masih banyak orang yang kelaparan..banyak tuna wisma,,banyak gelandangan..banyak anak yang putus sekolah dan masih banyak lagi. ekonomi memang tumbuh tapi hanya di nikmati sebagian orang saja,yang kaya makin kaya,yang miskin ya tetap miskin. banyak rumah-rumah mewah di bangun,tetapi tak kalah banyak berdiri rumah kumuh di bantaran kali. banyak pesohor yang pamer kemewahan dan hedonisme,.tapi banyak saudara kita yang cuma tidur ber alaskan kardus dengan perut medercit lapar. dan ternyata pertubuhan ekonomi itu hanya akan memperdalam jurang kesenjangan sosial, akibat mental tamak buah dari kapitalisme,yang jauh dari cita-cita dan tujuan bangsa ini,bangsa yang mengaku bermoral dan beradab.

kemanakah nilai-nilai pancasila...pancasila yang di agung-agung kan bangsa ini pada kenyataan nya tidak sepenuhnya di jadikan falsafah hidup yang tercermin dalam hidup berbangsa dan bernegara. apa kita tidak malu bila masih berkoar sebagai bangsa bermartabat yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun