Bagi umat muslim, mengonsumi makanan yang halal merupakan sebuah keharusan. Prinsip ini tak hanya sekedar memenuhi kebutuhan nutrisi, melainkan juga berkaitan dengan menjalankan ajaran agama. Namun, tahukah Anda bahwa konsep halal kini telah melampaui ranah individu dan berkembang menjadi sebuah industri yang menjanjikan?Â
Ya, inilah yang disebut dengan industri makanan halal. Industri makanan halal mencakup seluruh proses produksi makanan yang sesuai dengan syariat islam, yang meliputi pemilihan bahan baku, proses penyembelihan sesuai dengan kaidah agama, penggunaan peralatan, serta kebersihan dan higienitas dalam proses produksi. Industri ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, tidak hanya didorong oleh populasi muslim dunia yang kian meningkat, tetapi juga kesadaran konsumen yang semakin memperhatikan aspek kehalalan produk yang mereka konsumsi.
Tren pangan (makanan dan minuman) halal mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun ini, yang membuat industri pangan menjadi sektor dengan pengeluaran muslim global terbesar, yakni sekitar USD 1.24 triliun pada tahun 2016. Menurut laporan dari State of The Global Islamic Report (2019), ada sekitar 1,8 miliar penduduk muslim yang menjadi konsumen industri halal.Â
Peluang konsumen dalam industri halal meningkat sebesar 5,2% setiap tahunnya dengan total pengeluaran konsumen yang mencapai USD 2,2 triliun. Investasi pangan halal global juga terus mengalami peningkatan, seperti Lulu Hypermarket milik pengusaha asal Abu Dhabi yang menjual berbagai produk halal lebih dari 110 merek dagang dunia.Â
Gaya hidup halal yang identik dengan muslim tersebar hingga ke berbagai negara, bahkan ke negara-negara dengan penduduk muslim minoritas. Hal ini terjadi tidak hanya karena dorongan populasi muslim dunia yang kian meningkat, tetapi juga kesadaran konsumen yang menjadikan halal sebagai indikator universal untuk jaminan kualitas produk dan standar hidup. Hal tersebut mempengaruhi munculnya berbagai lembaga penjamin halal di banyak negara yang kini telah tercatat sebanyak 49 lembaga penjamin halal yang tersebar diseluruh benua.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri pangan halal karena Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia yaitu sekitar 87,2% dari 273 juta jiwa (World Population Review 2020). Populasi muslim yang besar ini membuat permintaan terhadap produk halal juga besar, seperti laporan yang tertera pada State of The Global Islamic Economy 2016/2017, bahwa Indonesia berada di peringkat pertama untuk konsumen produk makanan halal yaitu sebesar $154,9 Miliar.Â
Di sisi lain, perlu adanya jaminan produk halal terhadap produk yang masuk maupun beredar di Indonesia. Kehalalan suatu produk dapat diketahui dengan melakukan sertifikasi halal dengan melakukan pemeriksaan produk mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, sampai hasil akhir produk.Â
Selain sebagai jaminan halal terhadap konsumen, label halal memberikan keuntungan ekonomis bagi produsen diantaranya: (1) Dapat meningkatkan kepercayaan konsumen karena terjamin kehalalannya, (2) Memiliki USP (Unique Selling Point), (3) Mampu menembus pasar halal global, (4) Meningkatkan marketability produk di pasar, serta (5) Investasi yang murah jika dibandingkan dengan pertumbuhan revenue yang dapat dicapai.
Industri makanan halal memang memiliki potensi besar untuk berkembang, namun terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Beberapa diantaranya yaitu ketidakharmonisan standarisasi halal yang membingungkan konsumen dan pelaku usaha, biaya sertifikasi yang relatif tinggi dan memakan waktu yang cukup lama, kurangnya pengetahuan penjual tentang konsep halal secara menyeluruh, kurangnya inovasi dan diversisifikasi produk halal sehingga terkesan monoton, perkembangan teknologi seperti bioteknologi dan nanoteknologi yang menghadirkan tantangan baru dalam memastikan kehalalan produk, promosi dan pemasaran pasar Indonesia yang kurang gencar pada pasar internasional, serta adanya persaingan global. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi dan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap gaya hidup sehat membuka peluang besar bagi pertumbuhan industri ini.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk terus meningkatkan industri makanan halal adalah dengan membangun kolaborasi dengan bekerjasama antara pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk mengatasi tantangan seperti, harmonisasi halal secara global, mengembangkan regulasi dan metode pengujian  yang mengikuti perkembangan teknologi, mendorong inovasi dan diversifikasi produk halal, menggencarkan promosi dan pemasaran produk halal di pasar internasional, serta meningkatkan kualitas dan branding produk halal.Â
Berbagai upaya tersebut dilakukan karena industri makanan halal memiliki peran penting dalam meningkatkan ekonomi, membangun citra positif Islam, dan mendorong toleransi antarumat beragama. Dengan terus mengembangkan industri ini, manfaatnya dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik umat Muslim maupun masyarakat global.