Mohon tunggu...
Adzkia aa
Adzkia aa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah Kurikulum Merdeka dapat Mengurangi Siswa Stress, ataukah Sebaliknya?

5 Oktober 2023   20:26 Diperbarui: 5 Oktober 2023   20:30 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adzkia Maulida (Mahasiswa S1 PGSD Universitas Negeri Semarang), Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen FIPP Universitas Negeri Semarang)/Dokpri

Saat ini kurikulum 2013 sudah diganti dengan Kurikulum Merdeka sejak Tahun 2022/2023. Dari materi yang menekankan pada pembelajaran umum menjadi lebih sederhana. Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Yang melatar belakangi kurikulum 2013 diganti ke kurikulum merdeka karena lebih sederhana dan mendalam. Standar pencapaian kurikulum merdeka lebih sederhana dari pada kurikulum 2013, materi yang diberikan lebih sedikit, sehingga dapat memberikan waktu bagi guru untuk mendalami setiap konsep.

Pertanyaannya, kurikulum merdeka dapat mengurangi siswa stres ataukah sebaliknya? Siswa masih adaptasi dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2013 dimana sejak covid 19 peserta didik belajar dari rumah dengan menerapkan PJJ (pembelajaran jarak jauh) selama 2-3 tahun tiba-tiba kurikulum diganti dengan kurikulum merdeka. Mungkin siswa kaget dengan adanya perubahan kurikulum merdeka, prestasi siswa bisa terganggu atau bahkan menurun. Tetapi guru juga pasti mengikuti dan menguasai kurikulum merdeka sehingga siswa perlahan akan paham dan mulai terbiasa dengan adanya pembelajaran pada kurikulum merdeka. Siswa juga dibekali dengan penguatan profil pelajar pancasila yang didalamnya terdapat karakter dan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Pertama, dimensi Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, mengajarkan peserta didik untuk memiliki akhlak yang baik dalam hubungannya dengan Tuhan. Elemen-elemen utama dalam dimensi ini mencakup akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara. Kedua, dimensi Berkebinekaan Global mengajarkan pentingnya mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitas Indonesia, sambil tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Kemampuan komunikasi interkultural dan refleksi terhadap pengalaman kebinekaan menjadi elemen penting dalam dimensi ini. Ketiga dimensi Mandiri mengajarkan peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri, bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri menjadi elemen kunci dalam dimensi ini. Keempat dimensi Bergotong royong mengajarkan peserta didik tentang pentingnya kemampuan bergotong-royong dan kolaborasi dengan sesama. Kemampuan untuk berbagi dan peduli terhadap orang lain menjadi elemen-elemen dalam dimensi ini. Kelima Bernalar kritis, yang mengajarkan peserta didik untuk secara objektif memproses informasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan berbagai informasi secara akurat. Memperoleh dan memproses informasi, menganalisis penalaran, merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, serta mengambil keputusan adalah elemen-elemen dalam dimensi ini. Keenam dimensi Kreatif mengajarkan peserta didik untuk memiliki kemampuan berkreasi dan menghasilkan karya orisinal, bermakna, dan bermanfaat. Menghasilkan gagasan orisinal serta karya dan tindakan yang orisinal menjadi elemen penting dalam dimensi ini.

Kurikulum merdeka mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang dirasakan oleh siswa diantaranya yaitu perubahan pada pembelajaran siswa. Dalam kurikulum merdeka siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan minat belajarnya, hal ini bertujuan untuk membentuk siswa dengan jiwa kompetensi dan karakter yang baik. Kelebihan lain pada kurikulum merdeka adalah memberikan kebebasan kepada sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan potensi siswa. Sementara dampak negatifnya adalah perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan masalah-masalah baru seperti menurunnya prestasi siswa. Selain itu, kurangnya persiapan dan pelatihan bagi guru dalam menerapkan kurikulum baru ini. Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk memiliki kemampuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran berbasis kompetensi dan inovasi. Namun, tidak semua guru memiliki pelatihan dan persiapan yang cukup untuk mengimplementasikan kurikulum ini dengan baik. Kurangnya persiapan dan pelatihan ini dapat menyebabkan kualitas pembelajaran menurun dan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar.

Peran guru dalam kurikulum merdeka adalah sebagai salah satu sumber belajar, dalam merdeka belajar guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang didukung oleh kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif, kreatif, inovatif, dan mandiri dalam belajar. Pada Kurikulum Merdeka, minat serta bakat siswa diasah sejak dini yang berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan  juga kompetensi siswa. Mereka dapat mengembangkan karakter diri dan juga kompetensi yang dimiliki secara fokus tanpa adanya intimidasi dari pihak mana pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun