Mohon tunggu...
Nur Muhammad Al Amin
Nur Muhammad Al Amin Mohon Tunggu... Administrasi - Halal Corner

https://www.adzalmaking.info/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika "Bulu Angsa" Selalu Jadi Tumpuan

20 Desember 2017   10:13 Diperbarui: 20 Desember 2017   10:49 3188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhelatan Asian Games tak terasa sudah makin dekat, ajang empat tahunan terbesar di Asia tersebut rencananya akan berlangsung pertengahan tahun 2018 nanti. Sebagai tuan rumah Indonesia sudah dan sedang berbenah mempercantik dan memoles venue-venue yang akan digunakan untuk pesta olahraga akbar se-Asia tersebut.

Selain persiapan teknis tersebut, pemerintah Indonesia khususnya Kementrian Pemuda dan Olahraga telah mempersiapkan para atletnya untuk berlaga dan mempersembahkan hasil terbaik untuk keharuman nama bangsa. Berbagai uji coba dan pemusatan latihan telah dicanangkan jauh hari, cabang-cabang prioritaspun telah dipersiapkan dengan melakukan uji coba baik didalam maupun dluar negeri. 

Seperti biasanya cabang Wushu, Panahan, Angkat Besi adalah cabang yang selama ini menjadi tumpuan medali bagi kontingen Indonesia di ajang multievent. Sea Games Kualalumpur 2017 adalah ajang pemanasan beberapa cabang tersebut, beberapa medali yang didapat dari perhelatan ini adalah modal untuk menambah kepercayaan diri untuk menjadi yang terbaik di ajang Asian Games 2018 nanti. 

Untuk cabang yang paling populer dan diminati yakni sepakbola rasanya cukup berat untuk menjadi yang terbaik, lolos dari fase grup saja sebenarnya sudah bagus mengingat tim- tim terbaik Asia takkan membiarkan tuan rumah meraih medali emas dengan mudah. Entahlah sampai kapan Timnas Indonesia bisa menjadi yang terbaik, toh di level Asean saja masih kesulitan mengatasi Thailand dan Malaysia, dan begitu direpotkan oleh Vietnam, Myanmar hingga saudara lama Timor Leste. 

Dan akhirnya, olahraga tepok bulu yang akan dijadikan tumpuan untuk memperbaiki posisi peringkat di ajang ini. Bulutangkis memang selalu jadi andalan di ajang-ajang besar dunia, olahraga terpopuler kedua di Indonesia setelah bola sepak ini setidaknya masih mampu berbicara banyak di level dunia. Olimpiade tahun lalu adalah bukti kongkrit bahwa hanya tepok bulu lah yang mampu mengibarkan merah putih dan mengumandangkan Indonesia Raya di kancah dunia. 

Sumbangan emas dari ganda campuran saat itu menjadi satu-satunya medali emas yang diraih kontingen Indonesia sehingga memperbaiki posisi klasemen saat itu. Selain berkaca dari olimpik tak terhitung lagi torehan prestasi yang diraih atlet-atlet "bulu angsa", terbaru adalah ajang Dubai Superseries Final yang menjadi perhelatan penutup rangkaian turnamen level Superseries Badminton. Turnamen yang berlangsung di Hamdan Sport Dubai 14-18 desember lalu menjadikan Indonesia sebagai peraih gelar terbanyak kedua turnamen Superseries 2017 dengan mengoleksi total 12 gelar dibawah China di urutan teratas dengan 17 gelar superseries. Di turnamen tersebut pula pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamulyo/Marcus Fernaldi Gideon meraih podium tertinggi dan sekaligus memecahkan rekor satu-satunya atlet dunia yang meraih 7 gelar juara dan 2 runnerup di ajang superseries badminton 2017.

Dengan modal prestasi yang selama ini diukir atlet-atlet badminton tidak heran Kementrian Pemuda dan Olahraga melalui induk olahraga tepok bulu PBSI menargetkan harus meraih medali emas dari cabang tersebut dalam ajang Asian Games tahun depan. Begitupun harapan masyarakat Indonesia masih mengharapkan "bulu angsa" yang akan menjadi penyumbang medali bagi kontingen merah putih.

Dengan tidak menafikan cabang-cabang lain  diharapkan mampu setidaknya memberikan kejutan di negeri sendiri, mengingat antusisme masyarakat akan sangat besar dalam menyaksikan pesta olahraga akbar tersebut. Namun demikian untuk kejayaan dan kumandangnya Indonesia raya masih akan tetap menjadi andalan di cabang wushu,angkat besi dan tentu saja si "bulu angsa" meskipun kadang mereka diabaikan dianaktirikan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Terbukti walaupun KompasTV secara maraton menayangkan even badminton setahun belakangan, sayangnya jangankan masuk 10 besar rating top acara TV, masuk daftar ratingpun tidak ada, kalah jauh dibanding tetangganya bola sepak, hingga sinetron dan ajang pencarian bakat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun