Mohon tunggu...
Nur Muhammad Al Amin
Nur Muhammad Al Amin Mohon Tunggu... Administrasi - Halal Corner

https://www.adzalmaking.info/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Peserta "D'Academy Asia 3" Pingsan

15 November 2017   12:49 Diperbarui: 15 November 2017   13:14 7305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program reality show Dangdut terbesar di Asia yang dihelat Indosiar sesi ke-3 2017 kembali memakan korban, pada konser result 20 besar 14-15 November, 3 dari 4 peserta grup 1 top 20 tiba-tiba saja pingsan. 

Bermula dari peserta asal Indonesia Reza DA2 yang mengalami kesakitan saat juri asal Indonesia Hetty Koes Endang memberikan penilaian, sontak saja para penonton dan pemirsa dirumah kaget dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan peserta yang pada penilaian tersebut menjadi pemuncak klasemen. 

Tak berapa lama disaat penilaian Aulia DA4 yang juga berasal dari Indonesia juga tiba-tiba pingsan, dan di penilaian juri terakhir dari Singapura Mayuni Omar ,menyusul Darling peserta asal Malaysia turut pingsan. Sehingga ketiga peserta tersebut tidak dapat mengikuti pengumuman hasil penilaian juri sampai akhir. Ajaibnya peserta terakhir yang dinilai juri tidak mengalami hal tersebut, disaat penilaian akhir Nur Haqem asal Singapura yang akhirnya tersenggol alias pulang ke negara asalnya.

Berbagai spekulasi akhirnya muncul dengan kejadian tersebut, mulai dari persoalan mistik di studio 5 Indosiar hingga dikaitkan dengan lepas hijabnya presenter Rina Nose yang menghilang beberapa episode terakhir program tersebut. 

Namun demikian satu hal yang perlu disoroti dari program tersebut adalah soal ketahanan fisik dan mental peserta, durasi program yang panjang serta waktu yang terbatas bagi peserta untuk latihan dan tampil adalah salah satu pemicu yang sangat masuk akal atas kejadia tersebut. 

Konser yang dimulai selepas isya tersebut baru berakhir dini hari, secara manusiawi itu sudah sangat dibatas kewajarn, karena setelah konser mereka harus mempersiapkan diri lagi untuk konser penentuan esok malamnya, lantas kapan mereka beristrirahat dengan baik jika tuntutan untuk tampil maksimal harus dilakukan mereka, belum lagi tekanan psikis yang mereka alami, entah itu ketakutan tidak maksimal dan akhirnya tersenggol, bahkan trauma ketika ada komentator yang memberi komentar yang berlebihan yang sangat berefek pada psikologi mereka, karena bagaimanapun juga kebanyakan peserta sudah mempunyai nama dan pendukung tersendiri di negara masing-masing apa pantas mereka diperlakukan seperti itu diatas panggung besar yang ditonton secara langsung jutaan pasang mata yang konon se-Asia menyaksikan program tersebut?

Lepas dari drama atau rekayasa untuk menaikkan rating program, kejadian tersebut sangat berdampak buruk bagi peserta, jangan hanya karena mengejar rating dan pemasukan lewat iklan yang banyak, penyelenggara mengabaikan hak-hak peserta dan juga penonton di rumaha, lembaga pengawas siaran seharusnya tanggap dengan keadaan seperti ini karena sebagai penikmat siaran masayrakat juga butuh istirahat tanpa terganggu dengan duduk berjam-jam menantikan peserta kesayangannya tampil. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun