Syafar.. Aku memanggilku
Seperti biasa menatap senyum
Mentari yg tak pernah senyum
Aku menjulukinya senyum mentari
Ketika ia muncul di pagi
Lalu kuseduhinya dalam kopi
Aku tau panasnya di pagi
Tak ada beda panasnya di siang
Tapi entah mengapa
Ia seperti kalem ketika pagi
Sehingga aku mengira ia sedang senyum
Kopiku selalu habis di pagi
Seperti pagi yang selalu kulewati dalam kopi
Entah bagaimana romantisnya
Tapi ketika kunikmati
Dunia tak perlu berucap lagi
Sudahlah syafar..Larangku
Aku memang selalu menyudahi pagi
Dalam benak hijau bumi
Entah kapan berakhirnya pagi
Ini juga aku tak mengerti
Kadang aku agak bego berandai
Jika semua hari adalah pagi
Tapi apakah aku mampu sepanjang hari bersama kopi?
Ahh... sekali lagi
Aku hanya terlena
Oleh segelas pagi dalam kopi
Lewoleba, Pagi 15 Oktober 2017
Abdurrahman Hasan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H