Sungguh ku tak bisa lari
Diriku yang begitu Ringkih
Seakan Menolehpun tak sanggup
Merubah keadaan yang ada
Tuntutan yang semakin bertambah
Dulu diriku begitu polos
Bagai bunga yang baru mekar
Indah dan tiada dusta
Harum bunganya nan menyengat wangi
Alam sekitarpun turut bahagia
Pada saat dulu di waktu kecil
Diriku sangat taat beribadah dan belajar
Ku selalu menjadi kebanggaan keluarga
Selalu saja Ranking satu di sekolahan
Dan Khatam Quran berkali kali
Tapi entah mengapa saat ku dewasa
Ku meninggalkan segalanya di waktu kecil
Seakan Hidupku berbelok arah
Prestasi dan kebiasaan baik di waktu kecil
Seakan tak dapat ku terapkan lagi
Apakah keadaan yang merubah itu?
Ataukah kita yang sengaja meninggalkan?
Atau malah Hidup seharusnya begitu?
Pertanyaan itu tak kunjung terjawab
Tapi ku akan tetap terus berjalan
Semakin Dewasa seakan diri ini penuh tuntutan
Bertahan hidup dan penuh tanggung jawab
Segala cara dapat diterapkan
Bunga yang baru mekar, ternyata telah disantap lebah
Sejenak dunia berubah menjadi sistem kalkulator
Untung dan Rugi menjadi mindset kita
Kita seakan hanyut ke lubang kenikmatan
Mengumbar segala keinginan
Diri ini bagai buah yang terlihat matang
Tapi dalamnya busuk banyak belatung
Apakah tidak bisa kita hidup sederhana?
Dengan segala keadaan yang ada?
Apa yang sebetulnya kita cari?
Validasi dalam hidup?
Harta atau tahta?
Diriku mencoba berhenti
Tapi terus saja ada yang menarik diri
Menarik untuk terus mengejar dunia
Padahal tak pernah ada ujungnya
Lalu Apa yang harus ku lakukan?
Ku terdiam di kesunyian
Ku mencoba menikmati alunan malam
Sepi dan tak ada apapun
Diri ini ternyata tak berdaya
Semua sudah kehendak Yang Maha Kuasa