Mohon tunggu...
Ady Rendra Bachtiar
Ady Rendra Bachtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Saya Adalah Kaum 'Proletar' yang antusias terhadap karya tulis, sastra, karya fiksi dan berbagai cerita - cerita yang dapat menyentuh rasa hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Arah Hidup Yang Berbelok

7 Desember 2024   19:37 Diperbarui: 13 Desember 2024   01:33 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tikungan Jalan (Sumber : Dok. Pribadi/Mas Aput Ganteng)

Sungguh ku tak bisa lari
Diriku yang begitu Ringkih
Seakan Menolehpun tak sanggup
Merubah keadaan yang ada
Tuntutan yang semakin bertambah

Dulu diriku begitu polos
Bagai bunga yang baru mekar
Indah dan tiada dusta
Harum bunganya nan menyengat wangi
Alam sekitarpun turut bahagia

Pada saat dulu di waktu kecil
Diriku sangat taat beribadah dan belajar
Ku selalu menjadi kebanggaan keluarga
Selalu saja Ranking satu di sekolahan
Dan Khatam Quran berkali kali

Tapi entah mengapa saat ku dewasa
Ku meninggalkan segalanya di waktu kecil
Seakan Hidupku berbelok arah
Prestasi dan kebiasaan baik di waktu kecil
Seakan tak dapat ku terapkan lagi

Apakah keadaan yang merubah itu?
Ataukah kita yang sengaja meninggalkan?
Atau malah Hidup seharusnya begitu?
Pertanyaan itu tak kunjung terjawab
Tapi ku akan tetap terus berjalan

Semakin Dewasa seakan diri ini penuh tuntutan
Bertahan hidup dan penuh tanggung jawab
Segala cara dapat diterapkan
Bunga yang baru mekar, ternyata telah disantap lebah
Sejenak dunia berubah menjadi sistem kalkulator

Untung dan Rugi menjadi mindset kita
Kita seakan hanyut ke lubang kenikmatan
Mengumbar segala keinginan
Diri ini bagai buah yang terlihat matang
Tapi dalamnya busuk banyak belatung

Apakah tidak bisa kita hidup sederhana?
Dengan segala keadaan yang ada?
Apa yang sebetulnya kita cari?
Validasi dalam hidup?
Harta atau tahta?

Diriku mencoba berhenti
Tapi terus saja ada yang menarik diri
Menarik untuk terus mengejar dunia
Padahal tak pernah ada ujungnya
Lalu Apa yang harus ku lakukan?

Ku terdiam di kesunyian
Ku mencoba menikmati alunan malam
Sepi dan tak ada apapun
Diri ini ternyata tak berdaya
Semua sudah kehendak Yang Maha Kuasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun