Kalau menurut *logika politik* saya yang awam nih ya, di Putaran Kedua, pendukung Paslon 1 oleh SBY akan *didorong* untuk mendukung Paslon 2, katimbang Paslon 3. Mengapa? Ini beberapa alasannya:
1. Basis Utama Pendukung Paslon 1 dan 3 itu sama, sehingga dalam operasional kelak, bila Paslon 3 menang Pilkada DKI, Paslon 1 secara pilitis tidak punya "DAYA TAWAR" terhadap Paslon 3, sehingga cenderung hanya akan menempati posisi "PANTES - PANTES" atau "PELENGKAP PENDERITA" belaka.
2. Basis Pendukung Utama Paslon 1 dan Paslon 2 berbeda 180 derajat.
Bila pendukung Paslon 1 (minus FPI tentunya) bergabung dengan Paslon 2, dalam operasionalnya, Paslon 1 atau Agus Yudhoyono akan menempati posisi strategis dalam rangka untuk menghadapi Kelompok Islam Garis Keras, baik itu FPI atau Kelimpok Islam Garis Keras lainnya seperti HTI, FUP, dsb.
Menurut perhitungan politik saya, SBY setelah bisa menenangkan diri dari guncangan dahsyat akibat Agus Yudhoyono dikalahkan secara *sangat memalukan* di Pilkada Putaran Pertama, terpaksa secara diam - diam para pendukungnya untuk abstain alias Golput atau pilih Paslon 2 di Putaran Kedua.
Dengan demikian, bila Paslon 2 berhasil memenangkan Pilkada DKI, posisi Agus Yudhoyono gak hancur - hancur banget setelah pilkada DKI ini berlangsung.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka para Pendukung Paslon 2 jangan sekali.- kali mengejek, apalagi merendahkan pendukung Paslon 1, karena hal tsb akan membuat para pendukung Paslon 1 merapat ke Paslon 3.
Begitulah Politik, dimana berlaku pepatah: *"TIDAK ADA PERJANJIAN YANG ABADI, TETAPI KEPENTINGAN YANG ABADI"*.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H