Bahasa (language), menurut para psikolog kognitif, adalah suatu sistem komunikasi yang didalamnya pikiran – pikira dikirimkan (transmitted) dengan perantaraan suara (sebagaimana dalam percakapan) atau simbol (sebagaimana dalam kata – kata tertulis atau isyarat – isyarat fisik). Perkembangan bahasa mencerminkan sebuah abstraksi yang unik, yang menjadi dasar kognisi manusia.
Bahasa adalah sarana utama komunikasi manusia, cara pertukaran informasi yang paling lazim. Pemrosesan bahasa adalah sebuah komponen penting dalam penyimpanan pemrosesan informasi (information processing storage), berpikir dan pemecahan masalah. Manusia mengetahui banyak sekali kata; sekitar 60.000 kata yang erbeda tersimpan dalam kamus verbal kita (disebut leksikon; lexicon), namun sebagian besar kata lainnya dapat kita pahami dan secara konstan kata – kata baru terus dihasilkan.
Observasi broca bahwa area frontal kiri memang terlibat dalam kemampuan berbicara. Area Broca terlibat dalam produksi bahasa (language production) sedangkan area Wernicke mengurangi terlibat dalam pemahaman bahasa (language comprehension). Kerusakan di area Wernicke mengurangi kemampuan untuk memahami kata – kata lisan dan tulisan, namun masih mampu berbicara secara normal. Dengan kata lain, orang – orang yang mengalami kerusakan di area Wernicke masih mampu berbicara dengan lancer, namun tidak mampu memahami ucapan orang lain.
Linguistic (linguistics) adalah ilmu yang mempelajari bahasa, dengan topic pembelajaran meliputi struktur bahasa dan berfokus pada pendeskripsian suara – suara, makna – makna, dan tata bahasa dalam percakapan. Morfologi (morphology) adalah studi mengenai struktur kata – kata. Sintaksis (syntax), yakni peraturan – peraturan yang mengendalikan kombinasi kata – kata dalam frase dan kalimat.
Jumlah variasi kata – kata yang dapat dihasilkan manusia hanya dibatasi oleh waktu dan imajinasi, dan keduanaya tersedia secara berlimpah. Dalam upaya memahami struktur bahasa, para ahli linguistic telah memusatkan upaya mereka dalam dua aspek: produktivitas dan regularitas. Produktivitas (productivity) mengacu pada ketidakterbatasan jumlah kalimat, frase, atau ucapan yang mungki muncul dalam suatu bahasa, dan sifat keteraturan atau regularitas (regularity) mengacu pada pola – pola sistematik dalam kalimat, frase, atau ucapan.
Semakin signifikan sebuah pengalaman bagi kita, semakin beragam pula cara – cara pengalaman tersebut diekspresikan dalam bahasa kita, dengan kata lain, bahasa menentukan persepsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H