Pada tahun 1920, Kesehatan Masyarakat menurut Profesor Winslow adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui "Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat" untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit-penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. Ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu lingkungan, ilmu sosiologi, antropologi, psikologi serta ilmu pendidikan merupakan disiplin ilmu yang mendasari Ilmu Kesehatan Masyarakat. Pilar Utama Ilmu Kesehatan Masyarakat antara lain Epidemiologi, Biostatatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Gizi serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Hegeia merupakan pelopor awal perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Meskipun tidak diketahui pendidikannya, Aclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang pandai serta dapat mengobati penyakit bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Hegeia, istri Asclepius yang dulunya merupakan asistennya, juga telah melakukan upaya Kesehatan. Asclepius melakukan pendekatan pengobatan sedangkan Hegeia dengan pendekatan hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makanan bergizi, cukup istirahat dan melakukan olah raga, maka apabila seseoarang jatuh sakit lebih dianjurkan untuk melakukan upaya secara alamiah antara lain dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma merupakan negara-negara yang mempunyai kebudayaan yang luas yang telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah Kesehatan Masyarakat dan penyakit. Peraturan-peraturan tertulis yang mengatur pembuangan air limbah atau drainase pemukiman, pembangunan kota, pengaturan air minum telah tercatat pada dokumen-dokumen tertulis. Pada tahun 1984, di kota Greeene dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum bukan karena tinja dapat menularkan penyakit, tetapi karena tinja menimbulkan bau dan pemandangan tidak enak. Sumur pun dibangun juga bukan karena air sungai dapat menyebabkan penyakit, melainkan air sungai yang mengalir sudah kotor dan terasa tidak enak. Kesehatan Masyarakat makin dirasakan kepentingannya pada permulaan abad I-VII, karena berbagai macam penyakit menular mulai menyerang Sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan di beberapa tempat menjadi endemi. Pada abad XIV mulai terjadinya wabah pes paling dahsyat di China dan India. Tercatat 13 juta orang meninggal pada tahun 1240 di India, Mesir, dan Gaza yang dilaporkan 13 ribu orang meninggal tiap hari. Tercatat 60 juta orang di seluruh dunia meninggal pada waktu itu karena pes sehingga dikenal dengan "The Black Death". Berlangsungnya wabah hingga abad XVIII dan terdapat pula penyakit lainnya yaitu difteri, tipus, dan desentri.
Pada tahun 1832 di Inggris, mulai diadakan penyelidikan upaya-upaya Kesehatan Masyarakat secara ilmiah. Pada saat itu, Sebagian besar rakyat Inggris terserang penyakit kolera, terutama penduduk di perkotaan yang miskin. Diketuai oleh seorang pakar sosial bernama Edwind Chadwich yang kemudian dikenal sebagai "Bapak Kesehatan Masyarakat", maka dibentuklah komisi untuk penyelidikan dan penanganan masalah kolera tersebut. Hasil dari penyelidikan bahwa Masyarakat terserang penyakit karena hidup di suatu kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia, air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang terbuka yang dihinggapi lalat dan kecoa, juga pada masyarakat yang miskin, bekerja rata-rata 14 jam per hari.
Kesimpulannya bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat mulai berkembang diawali oleh maraknya penyakit di berbagai daerah belahan dunia, lalu dibutuhkannya Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk dapat mencegah penyakit dan memperpanjang hidup dengan melaksanakan perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit-penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial sesuai dengan definisinya.
KATA KUNCI : Kesehatan, kebersihan, penyakit, pengobatan, dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC Edisi 2.
Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar,
Jakarta : Rineka Cipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H