Mohon tunggu...
ADYAM ARTHAWIJAYA
ADYAM ARTHAWIJAYA Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UNIVERSITASMUHAMADIYAH MALANG

MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG ANGKATAN 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan yang Dihadapi oleh Seorang Single Parents

29 Juli 2022   13:57 Diperbarui: 29 Juli 2022   14:36 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini merupakan hasil dari diskusi kelas pada mata kuliah kinship dan sosiologi keluarga yang menyatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari lembaga sosial lainnya. Secara historis, keluarga terbentuk dari dua orang yakni laki-laki dan wanita yang melakukan ikatan atau yang disebut sebagai perkawinan hingga akhirnya terbentuk sebuah keluarga. 

Namun semakin berkembangnya zaman, sekarang ini anggota keluarga menjadi semakin luas, sebuah keluarga yang tidak dikaruniai seorang anak mereka dapat melakukan adopsi anak. Keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan anaknya seperti makan, minum, pakaian, agama, psikologi dan lain sebagainya. 

Keluarga pada umumnya terdiri dari orangtua dan anak bila keluarga besar bisa terdiri dari kakek, nenek, tante dan lain sebagainya. Orangtua sangat memainkan peranan penting dalam sebuah keluarga. Suami dan istri saling melengkapi dan bekerjasama untuk menjaga dan mendidik anaknya. 

Biasanya suami dan istri saling membagi tugas dalam mengurus rumah tangga yang mereka bangun seperti istri fokus mengurus anak meskipun terkadang terdapat pula independent women yang juga bekerja serta suami yang bertanggungjawab dalam menafkahi keluarga. Namun terkadang di dalam suatu keluarga tidak selalu terdapat keutuhan orangtua yakni ayah dan ibu dalam membantu menumbuhkembangkan anak. Ketidakutuhan orangtua sering disebut sebagai single parent. 

Single parent adalah keluarga yang hanya memiliki orangtua tunggal baik ayah atau ibu. Hal ini bisa disebabkan karena adanya perceraian, lahirnya seorang anak tanpa adanya ikatan perkawinan yang sah atau rasa tanggungjawab yang kurang, dan kematian. Single parent akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar karena tugas sebagai seorang ayah maupun ibu akan dilakukan seorang diri otomatis tanggung jawabnya akan semakin berat. Tentu single parent merupakan hal yang tidak diinginkan oleh setiap orang, sebaliknya keluarga yang lengkap akan menjadi idaman bagi setiap orang. 

Namun kenyataannya, tidak semua orang dapat mewujudkan impian tersebut untuk memiliki keluarga yang utuh untuk dipertahankan dan diwujudkan. Kondisi tertentu membuat sebagian orang tua harus mengasuh, membesarkan dan mendidik anaknya seorang diri atau single parent. Namun ada pula penyebab single parent yaitu karena diinginkan (sengaja) dan tidak diinginkan (tragedi). Kondisi yang diinginkan atau disengaja biasanya di anut oleh kaum feminist yang menginginkan kebebasan dalam menentukan 

komposisi suatu keluarga. Kaum feminist akan menentang segala peraturan yang menurutnya telah mengekang kebebasannya. Kaum feminist biasanya akan menerima segala resiko yang akan dihadapinya dan sudah mempersiapkan diri secara matang sehingga mereka siap untuk menjalani kehidupan sebagai seorang single parent. Sebaliknya pada single parent yang sebenarnya tidak menginginkan keadaan tersebut biasanya diakibatkan oleh hal-hal secara tiba-tiba seperti bercerai, hamil diluar nikah dan lain sebagainya yang berakibat pada ketidaksiapan menjadi seorang single parents.

Kebanyakan single parents akan mengalami rasa tertekan yang lebih dalam dibandingkan dengan orangtua yang utuh sebagai kekompotenan selayaknya orang tua pada umumnya. Kekompotenan orang tua akan berdampak atau berpengaruh terhadap bagaimana orang tua mengasuh dan mendidik anaknya. 

Perbedaan dari keluarga yang utuh dengan single parent yang pastinya adanya peran ganda yang harus diperankan oleh single mom atau single dad. Keadaan ini yang terkadang menyebabkan permasalahan dalam mengasuh anaknya seperti permasalahan ekonomi, mengurus segala sesuatunya sendiri, kesepian, mengadapi segala permasalahan sendirian, mengasuh dan mendidik anaknya sendiri tanpa ada bantuan dari pasangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun