Sejak 2016, tepat ketika memulai aktivitas kuliah magister di Universitas Negeri Makassar, saya bersama rekan kuliah, Nurhidayat M.Pd, berinisiasi untuk mendirikan lembaga pendidikan gratis untuk mengakomodir pendidikan anak-anak desa, khususnya di Sulawesi Selatan. Maka lahirlah, Sekolah Literasi Desa (awal berdirinya bernama Sekolah Literas Indonesia).
Program Sekolah Literasi Desa antara lain bimbingan belajar gratis untuk siswa sekolah dasar dan anak putus sekolah, program membaca, menulis, dan menghitung, pendidikan kepemudaan, advokasi pendidikan bagi masyarakat desa, dan mendistribusikan bahan bacaan/buku ke sejumlah pelosok desa di Indonesia Timur.
Mengapa mendirikan Sekolah Literasi Desa? Saya memiliki pandangan bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 bukanlah semata tugas pemerintah sebagai representasi dari negara.Â
Namun lebih daripada itu, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas dan tanggung jawab seluruh stakeholder dan komponen bangsa tanpa terkecuali, terlebih bagi kaum terdidik. Hal inilah yang memotivasi saya untuk terus berupaya turut andil dalam dunia pendidikan.
Beberapa dokumentasi kegiatan Sekolah Literasi Desa dapat dilihat di instagram @sekolahliterasidesa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H