Mohon tunggu...
Ady Ahmed
Ady Ahmed Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://adyfir1428.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Janggal Diucap dan Asing Didengar

9 September 2012   09:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:43 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Butuh satu hal untuk melancarkan komunikasi baik itu jarak dekat maupun jarak jauh, yaitu bahasa. Tanpa bahasa yang dapat dimengerti satu sama lain, jelas komunikasi tidak akan berjalan lancar sebagaimana mestinya.

Berbicara mengenai bahasa, negara kita memiliki bahasa Indonesia yang dikatakan sebagai bahasa persatuan. Tujuannya tidak lain adalah agar seluruh masyarakat Indonesia dapat berinteraksi satu sama lain. Karena sudah tidak disangsikan lagi bahwa Indonesia adalah negara multikultural. Dimana di dalamnya terdapat aneka ragam suku yang juga diiringi aneka ragam bahasa daerah.

Akan menjadi sebuah hal yang biasa bilamana dialek atau bahasa daerah dipergunakan di daerah asalnya. Namun bagaimana bila di kota seperti Jakarta yang notabene dalam satu lingkungan, penduduknya terdiri dari bermacam-macam suku?

Seperti contohnya di lingkungan tempat saya tinggal yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Jawa. Maka dalam interaksi sehari-hari (antar sesama), mereka lebih cenderung menggunakan bahasa daerah (Jawa). Sampai-sampai, saya yang sejak dilahirkan hingga sekarang berada dalam lingkungan yang mayoritas penduduknya berasal dari Jawa, dapat dengan mudah mengerti bahasa yang sering mereka gunakan, dan terkadang saya juga dapat menirukan gaya mereka berbicara. Begitu pula dengan suku-suku yang lain.

Pun begitu, ketika mereka berkomunikasi dalam masyarakat yang secara otomatis juga berkomunikasi antar suku, mereka lebih sering menggunakan dialek Jakarta. Karena memang dialek Jakarta yang paling mendekati bahasa Indonesia.

Padahal, dari sedikit gambaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa Indonesia-lah yang dapat dimengerti oleh seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dan tentunya akan sangat mudah diucapkan ketimbang bahasa resmi internasional, bahasa Inggris.

Ngomong-ngomong soal bahasa Inggris, ada sangkut pautnya juga dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Dimana belakangan ini, bahasa Inggris lebih diutamakan dalam dunia kerja. Bayangkan saja, dari pertama kali melamar pekerjaan yang ditanya adalah kemampuan berbahasa Inggris, padahal dalam pelaksanaannya tidak melulu menggunakan bahasa Inggris.

Uniknya, teman-teman di kantor lebih sering berbicara menggunakan bahasa yang boleh dibilang tak karuan, dialek Jakarta dicampur bahasa Inggris. Bahkan Pemerintah pun juga demikian, contoh paling gampang adalah tulisan “Khusus Bus Way” yang tersebar di jalan-jalan protokol kota Jakarta. Entah apa motivasi mereka menggunakan bahasa itu, mungkin supaya lebih dianggap profesional atau sekedar gaya-gayaan mengikuti tren ‘Go International’.

Di Indonesia, yang terjadi sekarang ini adalah masuknya budaya Barat yang pada akhirnya harus berbenturan dengan budaya Timur. Seperti contohnya dalam penggunaan bahasa, di negara-negara Eropa ada yang disebut bahasa komunitas (slang). Di Indonesia juga terdapat bahasa komunitas yang pada akhirnya menjadi tren di kalangan anak-anak remaja. Namun pengertian dan penggunaannya akan menjadi beda layaknya sebuah kata dalam bahasa Inggris yang memiliki makna ganda dalam bahasa Indonesia.

Di negara asalnya, bahasa komunitas (slang) sendiri dipergunakan dan hanya dapat dimengerti oleh anggota komunitas tersebut, tetapi di Indonesia justru menjadi bahasa baru yang pada akhirnya menjadi bahasa sehari-hari para remaja. Tidak lain, kemajuan teknologi pula yang turut mendukung penyebaran bahasa baru ini.

Inilah fenomena yang terjadi di sekeliling kita menyangkut penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Memang agak sulit untuk merubah dan membiasakan diri agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam interaksi sehari-hari. Walaupun demikian, penggunaan bahasa Indonesia masih dapat kita temui, lebih sering dalam kegiatan surat-menyurat dan dunia kepenulisan.

Kalau boleh jujur, dalam kehidupan sehari-hari penggunaan bahasa Indonesia itu memang janggal untuk diucap dan tentunya akan sangat asing bagi yang mendengarkan. Mungkin penyebabnya adalah pemikiranmasyarakat yang menganggap jika menggunakan bahasa Indonesia akan serasa formil yang mengakibatkan ‘kekakuan’ dalam berinteraksi.

Tetapi semua itu masih tergantung kepada diri kita sendiri untuk merubahnya, andaikan kita mau membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia, maka semua itu tidak lagi janggal untuk diucap dan asing bila didengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun