Mohon tunggu...
Sofan Wahyudi
Sofan Wahyudi Mohon Tunggu... Apoteker - Menjadikan Waktu Lebih Bemakna

Buat Waktu Lebih Bermakna

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Galaunya" PDIP

6 Agustus 2013   14:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:34 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak lembaga survey menempatkan Jokowi sebagai calon presiden dengan tingkat keterpilihan tertinggi bila ikut bursa capres 2014 nanti. Elektabilitas Jokowi yang terus melejit tak ayal lagi membuat partai tempat Jokowi bernaung menjadi bimbang, apakah  mencoba mengkalkulasi untuk menempatkan Jokowi sebagai capres PDIP atau tetap mempertahankan sang Ketua Umum Megawati untuk kembali ikut bertarung kembali, walaupun elektabilitas sang Ketua Umum jauh dibawah sang kader yang stabil di posisi paling atas di banyak lembaga survey nasional ini.

Kebimbangan para petinggi partai bergambar banteng moncong putih ini, harus bertambah lagi setelah pengurus partai PDIP di Daerah mencoba menangkap elektablitas Jokowi yang tinggi ini untuk mengalihkan dukungan mereka dari Megawati  kepada Jokowi. Seperti tergambar pada beberapa pengurus partai PDIP di Jawa Timur yang berharap sang Ketua Umum tidak maju lagi pada bursa capres 2014. Suara Wakil Ketua PDIP Daerah Jawa Timur, Bambang Juwono yang mengatakan sejumlah pengurus cabang di daerahnya sudah menyatakan dukungan untuk Jokowi dan memninta pengurus Jawa Timur menyampaikan dukungan ini ke pengurus pusat, menjadi salah satu gambaran bahwa internal PDIP mulai bergolak.

Disisi lain trah Soekarno yang begitu kuat dan melekat dalam jiwa PDIP harus menjadi perhitungan serius sang Ketua Umum Megawati Soekarno Putri. Menurut saya Megawati bukan tidak berhitung akan tingginya elektabilitas kadernya, tetapi Presiden wanita pertama di Indonesia ini juga kemungkinan belum bisa melepas PDIP jika suatu saat harus di pegang oleh orang lain di luar trah Soekarno. Sementara Puan Maharani yang di siapakan sebagai kader penerus trah Soekarno saat ini belum mempunyai karakter yang kuat untuk memimpin partai pemenang pemilu pertama di era reformasi ini. Dalam hasil survey yang dirilis Lembaga Survey Nasional (LSN) di bulan juli yang lalu untuk pencapresan internal PDIP, anak ketiga dari megawati ini hanya memperoleh 1,5 persen, sangat jauh dari Jokowi yang mendapatkan suara lebih dari separuh jumlah responden yaitu 68,1%.

Menarik memang untuk dicermati, apa yang akan dilakukan elit parta PDIP merespon hasil survey yang berkembang saat ini. Terutama apa yang akan diputuskan oleh simbol PDIP sang Ketua Umum Megawati yang tentu punya perhitungan yang cermat bukan hanya untuk pilpres 2014 tetapi juga untuk kelangsungan partai yang didirikannya, terutama mempertahankan trah soekarno di dalamnya. Karena tidak bisa dipungkiri dan memang harus berfikir realistis seandainya ada kader PDIP yang menjadi presiden maka sangat tidak menutup kemungkinan bisa menjadi Ketua Umum PDIP di masa yang akan datang, karena partai bukan berdarkan azas monarki yang turun temurun dari garis keturunan, tetapi melalui Konggress yang dipilih langsung oleh anggotanya. Meminjam istilah anak ABG jaman sekarang, PDIP saat ini sedang "galau".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun