Mohon tunggu...
Ady Setyawan
Ady Setyawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis Buku : Benteng Benteng Surabaya ( 2015 ) Surabaya Di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu ? ( 2018 )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meraba Wajah Kalimas Abad 19

7 Desember 2019   21:49 Diperbarui: 7 Desember 2019   21:50 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kali Mati  ( garis bantu warna biru )  dekat Jembatan Merah. Saluran  selatan nampak dibawah Wonokesumo. Foto: Asia Maior, Surabaya 1825

Lokasi yang sama, saluran selatan sudah tertutup berganti dinding pertahanan kota. Foto : Asia Maior, Peta Surabaya 1866
Lokasi yang sama, saluran selatan sudah tertutup berganti dinding pertahanan kota. Foto : Asia Maior, Peta Surabaya 1866

Sketsa lokasi yang sama tahun 1275. Foto : Von Faber
Sketsa lokasi yang sama tahun 1275. Foto : Von Faber

Kali Krembangan menjadi batas kota Surabaya bagian barat. Yang berada diluar dari sungai ini diantaranya komplek kuburan kuno dan gudang serbuk mesiu. Komplek kuburan kini menjadi komplek tandon air PDAM Krembangan.

Sebelum 1835, Kali Krembangan ini melintasi pula Praban Gemblongan dan Bubutan. Ditahun 1835, saluran sungai bagian ini ditutup.

b' adalah kuburan kuno berdampingan Kruidmagazijn disisi barat Kali Krembangan.Foto: Asia Maior, Surabaya 1866
b' adalah kuburan kuno berdampingan Kruidmagazijn disisi barat Kali Krembangan.Foto: Asia Maior, Surabaya 1866

Kali Krembangan yang melintasi Gemblongan dan Bubutan. Foto: Asia Maior, Peta Surabaya 1866
Kali Krembangan yang melintasi Gemblongan dan Bubutan. Foto: Asia Maior, Peta Surabaya 1866

Dari tahun 1834 hingga 1845 dibangunlah sebuah sistem benteng pertahanan yang menghabiskan dana sebesar 44 juta gulden. Sebuah proyek mahal yang berakhir bencana, karena kemajuan teknologi maka benteng ini dinyatakan usang dan tidak layak pakai sebagai sistem pertahanan. Disisi lain parit-parit yang dibangun dengan tujuan melindungi benteng ternyata menjadi penyebab wabah kolera.

Ditahun 1889 terjadi serangan wabah kolera yang cukup parah di kota Surabaya. Antara 1889 hingga 1890 dilakukan pengurukan saluran dan terutama genangan-genangan air di kawasan Peneleh, Plampitan, Undaan dan Jagalan.

Benteng Prins Hendrik,lokasinya kini di kawasan timur Jembatan Petekan. Foto: Asia Maior, Peta Surabaya 1866
Benteng Prins Hendrik,lokasinya kini di kawasan timur Jembatan Petekan. Foto: Asia Maior, Peta Surabaya 1866

Pekerjaan penutupan genangan air ini terus berlanjut antara 1890 hingga 1897 diberbagai penjuru kota, termasuk parit utama benteng Prins Hendrik juga diratakan. Untuk mengatur air yang masuk ke kota Surabaya untuk kegunaan irigasi dan upaya pencegahan banjir maka dibangunlah pintu-pintu air.

Pintu air disisi pedalaman sudah dibangun lebih dulu, bendungan Mlirip dibangun antara tahun 1843 hingga 1846. Sedangkan bendungan Lengkong di  dibangun mulai tahun 1854 dan diresmikan pada 22 Agustus 1857.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun