[caption id="attachment_156552" align="alignright" width="300" caption="Suasana Ujian Praktek SIM di Polres Bogor B"] [/caption] Bila kita memasuki Polres Bogor kita akan lebih banyak mendapatkan wajah-wajah yang tertunduk lesu dan memegang sebuah kertas kecil berkop Satlantas Polres Bogor bertuliskan "TIDAK LULUS" yang ditulis melintang dengan warna merah. Betapa tidak, para pemohon SIM (Surat Izin Mengemudi) sekarang harus melewati tahap ujian praktek dan ujian teori yang sangat ketat. Setelah tes kesehatan, mereka diharuskan ujian praktek mengemudikan kendaraan di lapangan terbuka dan ditonton banyak pemohon lainnya yang mengantri. Dalam tahap zig-zag sepeda motor para pemohon SIM tidak boleh kaki turun, dan disinilah para pemohon SIM banyak yang tidak lulus dan harus mengulang sepekan kemudian. Belum lagi ujian praktek kendaraan roda empat yang sempit sehingga menyulitkan para pemohon untuk lulus ujian praktek SIM ini. Lapangan yang sempit dan sarana praktek yang minim membuat mempersulit para pemohon untuk membuktikan kemampuannya mengedarai kendaraan. Sehingga tidak heran banyak yang bersungut dan banyak pula yang menyumpah polisi, karena seolah mempersulit warga masyarakat untuk memperoleh SIM. Mayoritas dari para pemohon ini memang membutuhkan SIM untuk mendukung pekerjaannya di lapangan. Diantaranya marketing, sales promotion girl, supervisor, dan lain-lain. Banyak yang bersungut, "Ujian SIM kayak ujian sekolahan saja. Bahkan lebih sulit lagi" kata beberapa wanita muda yang baru memiliki sepeda motor matic-nya. Ada lagi yang bersungut, kalau seperti ini, "Dealer kendaraan bermotor tidak akan laku kendaraan motornya". Ada lagi yang lain berkata, "lebih baik naik sepeda saja deh, kalau memperoleh SIM saja dipersulit". Memang dengan birokrasi semacam ini, celah untuk KKN menjadi dipersempit. Beberapa petugas yang bertugas di lapangan ujian praktek memang tidak mempan untuk dimintakan "pertolongannya" agar meloloskan pemohon SIM dalam ujian praktek. Perwira di Satlantas Polres Bogor pun membenarkan bahwa memang sulit sekali saat ini untuk sekedar "membantu" keluarga atau teman yang ingin membuat SIM baru, karena dipantau oleh atasan. Tapi, dari pantauan di lapangan, ada juga celah yang bisa dimanfaatkan oleh petugas ujian teori yang mengambil berkas di meja ujian praktek agar langsung masuk ke ujian teori. Padahal menurut beberapa sumber di lapangan, di Polres Kota Bogor dan Polres di sekitar Jakarta pun, tidak sesulit dalam hal mengurus SIM baru. Ada juga seorang mahasiswa UIN Sunan Gunung Jati Bandung, walaupun sudah lulus ujian praktek lapangan, namun karena tidak lulus ujian teori sebanyak dua kali, sehingga pun harus mengulang kembali dari awal yakni ujian praktek lapangan kembali. Inilah fakta bahwa pihak Polres Bogor mempersulit warga masyarakat untuk memperoleh SIM baru. [caption id="attachment_156556" align="aligncenter" width="640" caption="Suasana Ujian Praktek SIM"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H