Mohon tunggu...
Farid Muadz Basakran
Farid Muadz Basakran Mohon Tunggu... Administrasi - Advokat

#Advokat #Mediator #Medikolegal I Pendiri BASAKRAN dan GINTING MANIK Law Office sejak 1996 I Sentra Advokasi Masyarakat I Hotline : +62816 793 313

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seabad Al-Irsyad di Simpang Jalan

3 September 2012   03:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59 3021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_196859" align="aligncenter" width="300" caption="Logo resmi al-Irsyad (Koleksi Pribadi)"] [/caption] Pada 15 Syawwal 1433 Hijriyyah kemarin,  Al-Irsyad Al-Islamiyyah berumur 101 tahun atau seabad lebih satu tahun menurut kalender hijriyyah. Dalam hitungan kalender miladiyah, Al-Irsyad baru berusia satu abad umurnya pada 6 September 2014 yang akan datang.

Al-Irsyad Al-Islamiyah adalah salah satu ormas Islam tertua, yang didirikan oleh Syeikh Ahmad Soorkaty al-Anshari dan beberapa tokoh Islam keturunan Arab Hadhrami.  Lebih muda kurang lebih dua tahun dibanding Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan KH Ahmad Dahlan pada 8  Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 M di Yogyakarta.  Dan lebih tua sembilan tahun dibanding Persatuan Islam yang didirikan H. Zamzam dan H. Muhammad Yunus di Bandung pada 12 September 1923 M.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Persis adalah tiga serangkai organisasi massa Islam modern yang berusaha memurnikan ajaran Islam dari Takhyul, Bid'ah dan Churafat atau yang lebih dikenal dengan singkatan TBC. Dan berusaha menjauhkan tradisi-tradisi, adat istiadat serta masuknya pengaruh ajaran Hindu dan Budha dalam praktek ibadah kaum Muslimin ketika itu.

Tokoh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan tokoh Persatuan Islam ustad A. Hasan, merasakan peran yang cukup besar dari seorang Syeikh Ahmad Soorkaty dalam pemikiran kedua tokoh tersebut. Bahkan keduanya tidak malu-malu untuk menyebut sebagai murid dari Syeikh Ahmad Soorkaty.

[caption id="attachment_196863" align="aligncenter" width="300" caption="Syeikh Ahmad Soorkaty al-Anshary, tokoh sentral al-Irsyad (Koleksi Pribadi)"]

1346638039782139771
1346638039782139771
[/caption] Sejak awal didirikan Al-Irsyad memegang peranan penting dalam sejarah gerakan Islam modern di Indonesia. Bahkan ikut serta dalam pergerakan Nasional menuju Indonesia merdeka.

Di awal kemerdekaan pun, banyak tokohnya yang pernah memegang peran penting dalam politik Indonesia setelah merdeka. Bisa dilihat peran HM Rasjidi, seorang murid Syeikh AHmad Soorkaty yang kemudian menjadi Menteri Agama Republik Indonesia yang pertama di awal kemerdekaan. Kemudian ada A.R. Baswedan yang  mendirikan Partai Arab Indonesia dan kemudian pernah menjadi Menteri Muda Penerangan RI. Lihat juga peran seorang Ustadz Umar bin Salim Hubeis, seorang murid Syeikh Ahmad Surkaty yang ditugaskan untuk mendirikan dan mengembangan al-Irsyad di Surabaya, juga pernah menjadi anggota Konstituante sebelum dibubarkan oleh Presiden Sukarno pada 5 Juli 1959.

Ulama-ulama besar juga pernah dilahirkan oleh al-Irsyad dari tangan seorang Soorkaty, diantaranya Ustadz Umar bin Salim Hubeis (diantara murid beliau adalah Prof. TM Hasbie Ashshiddiqie dan mantan Menteri Agama Dr. Tarmizi Taher), juga ada Ustadz Said al-Hamdani atau lebih dikenal dengan Ustadz Said Thalib, Prof. TM Hasbie Ashshiddiqie, dan banyak tokoh ulama lainnya.

Namun sejak paruh kedua tahun 1990-an al-Irsyad al-Islamiyah yang semula mempunyai nama besar dan harum serta kiprah yang tidak kecil dalam melayani ummat Islam di Indonesia, mulai mengendur akibat konflik internal yang mulai meradang. Al-Irsyad Al-Islamiyah pun tidak berkembang sebagaimana ormas Islam lainnya seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, serta Persatuan Islam.

Konflik tersebut membuat perpecahan di kalangan Islam modernis yang ada di tubuh al-Irsyad. Berbeda dengan Muhammadiyah dan Persis yang boleh dikatakan tidak pernah terjadi konflik yang meradang

Data terakhir sebelum Muktamar seabad al-Irsyad, seperti dikatakan Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah ABdullah Jaidi, amal usahanya yakni sekolah dari TK hingga SMA di seluruh cabang di seluruh Indonesia tidak lebih dari 458 unit sekolah (HU Republika tanggal 24 Desember 2011 hal. 12). Bahkan Perguruan Tinggi pun tidak dimiliki lagi oleh al-Irsyad. Rumah Sakit dan Balai Pengobatan milik al-Irsyad pun bisa dihitung dengan jari tangan.

Bandingkan dengan Muhammadiyah yang memiliki amal usaha dan asset sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun