Mohon tunggu...
Farid Muadz Basakran
Farid Muadz Basakran Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

#Advokat #Mediator #Medikolegal Pendiri BASAKRAN & GINTING MANIK Law Office sejak 1996 Gd. Menara 165 Lt. 17 Unit A, Jl. TB Simatupang Kav. 1, Jakarta 12560 Telp/Fax. 021-38820017; 38820031 Hotline : +62816 793 313

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Rumah Air Bogor, Membuat Gemetar dan Lapar (Tidak Ramah Konsumen)

23 Januari 2012   00:45 Diperbarui: 4 April 2017   17:12 36019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari yang lalu kami sekeluarga kedatangan tamu ke Bogor. Tidak tanggung-tanggung tamu kami ini berasal dari Madinah, Saudi Arabia. Dia datang ke Indonesia dalam rangka cuti besar dan menengok anak dan isterinya yang kebetulan baru bertempat tinggal di Bogor. Kebetulan kemarin, 22 Januari adalah hari jadi pernikahan mereka yang sudah melewati dua tahun. Sabtu malam kami ditelepon oleh mereka menanyakan dimana di tempat makan untuk keluarga yang sekaligus sebagai tempat bermain bagi anak-anak. Kami rekomendasikan Rumah Air saja di kawasan Bogor Nirwana Residence (BNR) Bogor yang kebetulan dekat dengan rumah kami semua di Bogor. Tidak lebih dari 1 kilometer kami sudah sampai ke Rumah Air. Kemarin pagi, sekitar jam 9 pagi, kami dan suami isteri tamu kami tersebut berusaha reservasi untuk 15 jiwa dengan mendatangi Rumah Air, namun dijawab tidak perlu reservasi, langsung datang dan pesan saja.  Kemudian sekitar pukul 13.30 kami datang dan mencoba antri di front office untuk mendapatkan meja. Akhirnya sekitar sepuluh menit berselang kami pun mendapat meja nomor 21, 22 dan 23 di depan anjungan utama Rumah Air, karena kami tidak mendapatkan saung. Pukul 13.50 kami pesan beberapa menu untuk 15 jiwa yang menjadi rombongan kami. Lalu kami menunggu beberapa lama. Sepuluh menit berselang, lima belas menit berselang, tiga puluh menit berselang, kami selingi dengan ramah tamah diantara kami. Tak lama kemudian pun diiringi dengan live music sekitar sepuluh meter dari meja kami dan sekitar 2 meter dibelakang kami ada sound system yang sangat mengganggu kami. Satu jam berselang, menu yang kami pesan tak kunjung datang, lalu kami selingi pula dengan mengajak anak-anak bermain di hand boat, masuk bola besar, naik becak mini dan permainan lain yang memang tersedia di rumah air. Tidak terasa sudah dua jam berselang dan perut kami pun mulai sangat terasa lapar. Para perempuan kebetulan duduk-duduk menunggu di meja makan, ketika kami kembali ke meja makan pada pukul 16.00 wib ternyata tak ada satu menu pun yang sudah tersedia, bahkan satu gelas minuman pun tidak diberikan kepada kami. Padahal sudah lebih dari tiga kali kami menanyakan ke pramusaji, "mana pesanan kami". Dijawab hanya, "masih dalam proses" Lalu isteri dari tamu kami itu coba menanyakan ke Meja Kasir, mana pesanan kami. Dijawab oleh mereka, bahwa untuk meja 21, 22 dan 23 nota pesanannya hilang, pramusaji meminta kami membuat nota pesanan ulangan. Dengan dongkol, gemetar dan lapar, akhirnya kami pun memesan kembali menu makanan dengan nota yang baru. Itupun, kami harus berulang kali ke meja Kasir, menanyakan pesanan kami, dijawab, "dalam proses". [caption id="attachment_157023" align="alignleft" width="300" caption="Pengunjung Rumah Air, Komplain karena pesanan tak kunjung datang"][/caption] Ternyata, tidak hanya kami yang diperlukan seperti ini. Ada beberapa pengunjung dan keluarganya pun diperlakukan tidak dilayani dengan semestinya dan harus menunggu sekitar dua jam lebih. Ada pengunjung yang datang belakangan ternyata dilayani lebih dulu dari kami.  Bahkan keluarga ibu yang berjilbab warna magenta sebagai gambar disamping, dapat menu lebih bersamaan dengan kami, diberikan nasi dan menunya, namun tidak mendapat piring untuk menaruh nasi. Akhirnya keluarga ibu tersebut makan dari bakul nasi secara bersama-sama. Ironis memang, mereka datang dari jauh-jauh, untuk menikmati kulliner yang ada di Kota Bogor, namun harus gemetar dan dongkol. Tidak ada penyelesaian dari manajemen dengan sigap dan segera ketika kami harus bolak-balik menanyakan pesanan kami. [caption id="attachment_157024" align="alignright" width="300" caption="Sibuk menelpon mencari GM Rumah Air"]

1327277585188375066
1327277585188375066
[/caption] Para pramusaji dan staf lainnya tidak mampu menyelesaikan keluhan kami. Bahkan mereka bingung bagaimana menyelesaikan hal ini. Ketika kami minta General Manager dimana dan mohon dihadirkan saja, mereka pun tidak mampu mencari dan hanya sibuk menelpon. Lalu kami minta dipanggil saja, melalui pengeras suara yang ada di live music yang ada di depan, supaya sang GM bisa segera menyelesaikan dengan segera komplain dari para pengunjung Rumah Air yang bernasib sama dengan kami. Fisik dan psikis kami sampai harus lelah hanya untuk mendapatkan pesanan yang menjadi hak kami. Bahkan tenggorokan kami pun kering, karena belum minum dan diberikan minuman selama kami menunggu tersebut. [caption id="attachment_157025" align="alignleft" width="300" caption="Sibuk tak tentu arah"]
1327277965772111024
1327277965772111024
[/caption] Komplain kami pun sampai harus "dicicil" petugas yang bisa menyelesaikan. Dimulai dari marketing officer, lalu supervisor, kemudian operatioan manager.  Kami tetap tidak mau ditangani komplain kami oleh orang nomor dua, tiga dan seterusnya. Kami tetap meminta GM untuk hadir dan melihat kondisi banyak konsumennya yang gemetar dan lapar akibat lama menunggu. GM baru datang menemui kami sekitar pukul 16.30, dan kami minta agar tekanan darah kami diperiksa, supaya dia tahu apa yang kami rasakan di tubuh ini. Terlampau santai manajemen Rumah Air, bahkan terkesan tidak ramah konsumen. Mereka bahkan mempersilahkan untuk meng-cancel pesanan kami dan mencari rumah makan yang lain dengan santai dan tanpa rasa berdosa. Ternyata kami pun pernah merasakan hal yang sama sekitar tiga belas bulan yang lampau, kami sekeluarga kebetulan mampir dan memesan makanan di Rumah Air, saat itu Rumah Air belum lama dibuka. Kami saat itu pesan Sop Gurame Kelapa Muda Bakar tanpa cabe, namun disajikan dengan cabe yang melimpah, saat itu pun kami harus "tarik urat" leher hanya untuk mengganti pesanan kami, kebetulan  General Manager pun tetap sama seperti tahun yang lalu. Kemarin pun kami sempat disodorkan Komanda Regu Satpam di Rumah Air, kebetulan dia juga seorang anggota TNI AD yang dikenal Batalyon 315 Gunung Batu, untuk menyelesaikan komplain kami dan para pengunjung lain, namun kami tolak kenapa anda yang harus menyelesaikan, dimana GM anda. Ketika sang Danru ini minta maaf, kami pun menolak karena itu tugas General Manager untuk meminta maaf dan menyelesaikan setiap komplain konsumen. Beginilah pelayanan Rumah Air sebuah rumah makan dengan menu lokal, yang cukup besar dan berada di kawasan Bogor Nirwana Residence Bogor dan bersebelahan dengan Aston Hotel Bogor. Promosi yang dilakukannya tak sesuai dengan kenyataan pelayanannya. Hati-hati dan pertimbangkan kembali ketika akan berkunjung ke Rumah Air. Niat mau rileks, otot tegang yang didapat. Niat mau santai, namun pingsan menjelang. Semoga bermanfaat. [caption id="attachment_157028" align="aligncenter" width="640" caption="Inilah Operation Manager Rumah Air. Jalan lambat dan tanpa rasa berdosa."]
13272792841238329224
13272792841238329224
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun