Beberapa wanita memiliki gaya hidup yang tidak sehati. Kebiasaan seperti merokok meningkatkan risiko kanker serviks. Zat kimia dalam rokok dapat merusak sel-sel di leher rahim dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Selain itu, kurangnya asupan sayur dan buah juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker serviks.Â
3. Sistem kekebalan tubuh yang lemah dan perilaku seksual
Wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, lebih rentan terhadap infeksi HPV dan perkembangan kanker serviks. Selain itu, memulai hubungan seksual pada usia muda dan memiliki banyak pasangan seksual dapat meningkatkan risiko terpapar HPV.
4. Penggunaan alat kontrasepsi
Faktor terakhir yang mungkin bisa menjadi pemicu kanker serviks adalah penggunaan alat kontrasepsi. Penggunaan pil kontrasepsi selama lebih dari lima tahun dapat meningkatkan risiko kanker serviks
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk pengidap kanker serviks?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan bahwa pengobatan kanker serviks melibatkan berbagai jenis obat yang digunakan tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk pengidap kanker serviks meliputi:
1. Cisplatin
Obat ini adalah salah satu kemoterapi yang paling umum digunakan untuk kanker serviks. Cisplatin bekerja dengan menghambat perkembangan dan penyebaran sel kanker. Pemberian dilakukan melalui infus ke dalam pembuluh darah.
2. Carboplatin
Obat ini dapat digunakan untuk menghambat dan mematikan sel kanker, sering diberikan bersamaan dengan terapi radiasi.