Salah satu penyakit gigi yang cukup mengganggu adalah abses gigi. Abses gigi adalah infeksi bakteri yang menyebabkan terbentuknya kantung nanah di sekitar gigi atau gusi. Abses gigi dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak dan dewasa. Abses gigi dapat muncul akibat kebersihan mulut yang buruk, konsumsi makanan tinggi gula, atau kondisi mulut kering yang memfasilitasi pertumbuhan bakteri.Â
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Jepara dengan alamat website idikabjepara.org adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di wilayah Jepara, Jawa Tengah. IDI Kabupaten Jepara bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan dan program kesehatan di daerah tersebut.
Salah satu program andalan yang dilaksanakan oleh IDI Kabupaten Jepara adalah Gerakan Satu Hati, yang fokus pada penanganan stunting di kalangan balita. Program ini melibatkan intervensi gizi dan pendidikan kesehatan untuk anak-anak berusia maksimal 23 bulan yang mengalami stunting. Kegiatan ini berlangsung dari November 2022 hingga Mei 2023, dan setelahnya, pemantauan diserahkan kepada Puskesmas setempat untuk keberlanjutan program.
IDI Kabupaten Jepara juga melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyakit abses gigi serta rekomendasi obat untuk penderitanya.
Apa saja penyebab utama terjadinya abses gigi?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Jepara dengan alamat website idikabjepara.org  menjelaskan bahwa abses gigi adalah infeksi bakteri yang mengakibatkan penggumpalan nanah di sekitar gigi, dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama. Berikut adalah penyebab utama terjadinya abses gigi meliputi:
1. Infeksi dan lubang pada gigi
Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam jaringan gigi melalui lubang atau retakan. Bakteri Gram negatif seperti Prevotella dan Porphyromonas serta bakteri Gram positif seperti Streptococcus anginosus sering terlibat dalam perkembangan abses gigi. Selain itu gigi yang berlubang merupakan faktor terjadinya abses pada gigi.
2. Kerusakan pada gigi
Kerusakan pada permukaan gigi, seperti gigi berlubang yang tidak ditangani, memungkinkan bakteri untuk menyusup ke dalam pulpa gigi. Karies atau kerusakan pada gigi yang parah dapat menyebabkan pembentukan rongga yang berfungsi sebagai pintu masuk bagi infeksi.
3. Penyakit pada gusi
Infeksi atau peradangan pada gusi (periodontitis) juga dapat memicu abses gigi. Ketika penyakit gusi berkembang, bakteri dapat mengakses jaringan yang lebih dalam, menyebabkan abses. Penting bagi Anda untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.
4. Perawatan gigi yang tidak tuntas
Faktor lainnya adalah prosedur perawatan saluran akar yang tidak berhasil atau tindakan medis lain yang menyebabkan bakteri masuk ke jaringan lunak juga dapat memicu abses.Â
Apa saja rekomendasi obat untuk mengobati abses gigi?
IDI Kabupaten Jepara melakukan penelitian tentang kesehatan gigi terutama terkait penyakit abses gigi. Rekomendasi obat untuk mengobati abses gigi umumnya melibatkan penggunaan antibiotik dan obat pereda nyeri. Berikut adalah beberapa pilihan yang sering digunakan meliputi:
1. Obat Amoxicillin
Salah satu antibiotik seperti Amoxicillin sendiri merupakan antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit akibat infeksi bakteri. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi infeksi gigi, telinga, hidung, mulut, tenggorokan, saluran kemih, kulit, serta pneumonia dan bronkitis.Â
2. Obat Fenoksimetil Penicillin
Untuk mengatasi abses gigi, dokter akan meresepkan fenoksimetil penisilin selama 5 hari (tinjauan setelah 3 hari). Dosis penggunaannya bagi orang dewasa 500 mg hingga 1 gram empat kali sehari. Sedangkan untuk anak usia 12--18 tahun sebanyak 500 mg empat kali sehari. Untuk anak usia 6--12 tahun sebanyak 250 mg empat kali sehari.
Selain pengobatan dengan obat-obatan, tindakan medis dari dokter seperti drainase abses dan perawatan saluran akar juga diperlukan untuk mengatasi penyebab infeksi dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H